13_Segi lima

186 65 341
                                    

🦋H A P P Y R E A D I N G🦋

Promise to be a better human being in the future:D

Suasana kantin benar-benar sangat ricuh, dimulai dari orang-orang yang sibuk mengantri dan memesan, lalu beberapa murid yang asik berbincang-bincang hingga tertawa dengan suara yang cukup keras.

"Lebih enak di perpustakaan, habis itu makan masakan uti di taman belakang". Naya masih asik menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Sejujurnya Naya tak terbiasa dengan kondisi seperti ini, kebiasaan lama memang sulit hilang.

Daren mengusap surai Naya pelan. "Makannya pelan-pelan Nay".

Uhuk!

Naya begitu terkejut dengan perlakuan Daren. "Kan' gue bilang hati-hati, nakal banget".

Naya menatap manik Daren dengan tatapan aneh. "Padahal karena kak Daren aku kesedak".

Naya langsung menyambut minuman ditangan Daren ketika pria itu ingin membantunya untuk minum. Daren mengangkat sudut bibirnya saat melihat Naya yang terlihat seperti salah tingkah dengan perlakuannya.

Daren memangku dagunya dengan satu tangan, mata jelaganya menatap lembut gadis dihadapannya. "Masih ga nyangka, jadi selama gue olimpiade lo itu kangen sama gue ya? Kalau kangen bilang aja kali Nay, ga usah sok gengsi gitu".

Uhuk!

Uhuk!


Pipi Naya semerah tomat sekarang, pandangan Naya turun kebawah. "Astaga!! Masih dibahas saja hal itu". Tak bisa dipungkiri, sebenarnya Naya benar-benar sangat senang dengan kehadiran Daren yang tiba-tiba, rasa aneh menjalar di seluruh tubuh Naya entah kenapa jantungnya seperti berdetak dua kali lebih cepat.

"Aduuh, jantungku..".

Daren mencubit pipi Naya. "Lucu banget". Darah ditubuh Naya kembali berdesir, rasanya seperti tubuhnya terpaku dengan semua perlakuan Daren.

Sharos, Bimo, dan Devara berjalan kearah Naya dan Daren, membawa nampan berisi makanan pesanan mereka.

"Ganggu aja". Guman Daren yang masih bisa didengar dengan teman-temannya.

"Apoasi lo Ren joahat bangat". Devara membalas perkataan Daren, dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Daren menoleh kearah lain, dengan tatapan tak suka saat Sharos mencoba memberi perhatian lebih kepada Naya. "Lo harus coba ini Nay, gue jamin lo pasti suka". Sharos mengangkat dimsum udang ke atas lalu mencoba menyuapkan kedalam mulut Naya.

Hap!

Daren tersenyum miring, dimsum yang seharusnya masuk kedalam mulut Naya malah masuk ke mulut Daren. "Enak nih, beli lagi sana".

Naya tersenyum kecil melihat sikap Daren dan Sharos yang seperti anak kecil, Daren yang sangat jahil dan Sharos yang hanya bisa meredam amarahnya sampai wajahnya merah padam.

Sharos menarik nafasnya pelan. "Daren bangsat!".

Sharos menatap Daren dengan tatapan ingin membunuh. "Balik olimpiade lagi sana!".

Bimo menggeleng pelan melihat kelakuan teman-temannya. Ponselnya tiba-tiba saja berdering dan pria itu langsung menjauh dari teman-temannya untuk mengangkat panggilan dari seseorang.

"Ouh ya, kemarin gue denger dari pak Edy katanya akan ada pertukaran pelajar lagi disekolah ini?".

Daren menatap Devara lalu mengangguk. "Salah satunya Alexa". Daren menjawab dengan suara pelan, sambil menatap Bimo dari kejauhan.

Devara dan Sharos membulatkan matanya. "Lo serius?".

"Gue tau dari Alexa langsung, tapi jangan kasih tau Bimo ya".

Kening Sharos bergelombang. "Emangnya kenapa?".

"Liat aja nanti". Balas Daren, yang kembali menatap Naya.

Naya hanya menampilkan wajah bingungnya. "Mereka lagi bahas apa sih, dan Alexa?".

---

Tangan kanan Devara melambai. "Ra, sini". Devara sedikit berteriak memanggil gadis rambut bergelombang itu. Naya tersenyum melihat Rasia berjalan kearahnya.

"Yaampun Nay, aku cari-cari taunya kamu disini". Rasia menarik satu kursi kosong disebelah Devara lalu duduk.

"Udah selesai urusannya, Ra?". Rasia mengangguk menjawab pertanyaan Devara.

Mata Rasia tertuju kepada pria yang sedari tadi hanya melihat Naya. Pria itu..

"Kakak yang waktu itu kan'?". Daren yang merasa terpanggil lalu menoleh kearah Rasia.

"Lo siapa? Gue gak kenal". Balas Daren dengan cuek, lalu kembali menatap Naya dengan tatapan lembut penuh arti.

Naya dan yang lain menatap Rasia dan Daren dengan rasa bingung. "Kakak yang waktu itu nolong aku, inget ga? Waktu aku mau ditodong sama orang jahat?". Rasia masih mencoba mengingatkan Daren kejadian empat bulan yang lalu.

Daren yang malas mengingat hanya mengangguk saja. "Bawel banget nih cewek".

Rasia mengangkat sudut bibirnya, eskpresi bahagia tampak begitu jelas di wajah Rasia. "Aku Rasia, nama kakak siapa? Kita belum sempet kenalan".

Daren menatap uluran tangan Rasia. "Daren". Balas Daren dengan nada ketus dan tanpa menjabat uluran tangan Rasia.

Naya yang melihat ekspresi wajah Rasia mendadak murung, lalu menyenggol lengan Daren.

"Daren". Ulang pria itu, kali ini dengan balasan yang sengaja dilembutkan dan menjabat uluran tangan Rasia.

Bimo terkekeh melihat ekspresi Devara. "Ekhemm!! Kayaknya ada yang lagi kebakaran jenggot nih..". Devara yang tidak terima diledekin Bimo langsung mengambil empat potong mentimun kecil lalu memasukkan secara paksa ke mulut Bimo. "Rasain!".

let's guess what happens next!!📌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


let's guess what happens next!!📌

[1]SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now