11_Murid pindahan

396 141 634
                                    

Januari dah mauu abiss,, dengerin lagu "Januari by Glenn Fredly" enak nihh,, mana lagi ujan kan🌧️🤍










Seminggu sudah semenjak Daren pergi mengikuti olimpiade, hidup Naya disekolah terasa sangat sunyi bahkan lebih sunyi dari sebelumnya. Entah sebuah kebetulan atau tidak, tapi yang sering berada dipikiran Naya hanyalah Daren. Ingin menyangkal pun, Naya merasa tak mampu. Ugh Denial!

Setelah kejadian kemarin, hidup Naya sudah seperti siswi normal pada umumnya. Tidak ada lagi orang yang merundungnya seperti dulu, bahkan sekarang Naya bisa lebih bebas dalam mengekspresikan dirinya sendiri.

Omong-omong tentang anak-anak Iysandra, mereka semua di skors selama satu bulan. Sekarang Naya tidak perlu takut lagi saat berada disekolah, untuk permintaan maaf kemarin tulus atau tidak Naya tidak terlalu mempermasalahkan karena yang terpenting sekarang adalah kebahagiannya.

Jam pelajaran ketiga dimulai, masih ada satu jam lagi untuk istirahat pertama. Pelajaran di jam ketiga adalah bahasa Jepang.

Pintu terbuka, yang datang bukan guru bahasa Jepang melainkan wali kelas. "Selamat pagi semua".

"Pagi bu Laras". Balas anak-anak murid.

"Hari ini kita kedatangan murid baru dikelas ini, seharusnya dia datang sejak jam pertama namun karena diperjalanan ada kendala jadi baru di jam ketiga dia datang".

Para murid langsung bersorak, bisikan-bisikan mulai terdengar nyaring hingga membuat suara bu Laras kalah telak dengan anak-anak muridnya.

"Semuanya mohon tenang".

Senyap! Tak ada suara lagi.

"Rasia, silahkan masuk".

Gadis bertubuh tinggi dengan kulit seputih susu, bertubuh ramping dan memiliki wajah yang sangat cantik mampu membuat anak-anak kelas kembali bersuara ria.

"Udah punya pacar belum?".

"Ini sih definisi bidadari jatuh dari surga".

"Ternyata bukan cuma namanya aja yang cantik, tapi orangnya juga cantik".

Rasia menampilkan senyuman termanisnya, kepada teman-teman barunya. "Hanya ada satu kursi yang kosong".

"Silahkan perkenalkan dirimu". Rasia mengangguk.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama aku Nuansa Rasia kalian bisa panggil aku Rasia dan aku pindahan dari Bandung. Salam kenal semua, semoga kita bisa berteman dengan baik dan sekiranya aku belum mengerti tentang beberapa hal tolong dibantu. Terimakasih".

Semua murid kembali bersorak, menurut mereka Rasia itu terlalu sempurna untuk ukuran manusia dan seharusnya julukan yang pas untuknya "Princess".

"Kamu duduk disebelah Naya ya". Rasia mengangguk lalu berjalan menuju meja Naya.

Naya tersenyum melihat secara jelas sosok Rasia dihadapannya. "Hai". Sapa Rasia ramah bahkan gadis itu menjulurkan tangannya untuk bersalaman, Naya tentu saja langsung membalas uluran tangan itu.

Ini pertama kalinya Naya merasa senang, akhirnya setelah satu setengah tahun bersekolah disini Naya bisa duduk berdua dengan teman sebangku.

Gadis disebelah kiri Rasia menoel, dan Rasia menoleh. "Naya bisu". Bisiknya pada Rasia, supaya Naya tidak merasa insecure.

Rasia mengangguk paham, itu tidak masalah selama Naya adalah orang yang baik. Rasia sungguh tidak pernah mempermasalahkan hal seperti ini.

Rasia melihat Naya yang sedang menunduk, entah apa yang ada dipikiran Naya.

"Aku tidak mempermasalahkan kekurangan kamu, mari berteman. Aku bisa menjadi teman yang baik untukmu, dan aku tidak pernah membeda-bedakan orang lain".

Naya mengangkat kepalanya, matanya beradu pandang dengan mata indah Rasia. Cantik! Satu kata yang terbesit dibenak Naya.

🎀

Bel berbunyi nyaring, seluruh murid bergegas keluar kelas untuk mengisi perut mereka. Begitupun dengan Rasia dan Naya.

Sepanjang jalan banyak anak murid yang terpana dengan kehadiran Rasia, eum.. benar-benar indah.

"Rasia memang cantik, tubuhnya harum seperti bayi, matanya bulat, dan senyumnya terlihat sangat menawan". Naya berjalan dengan langkah gontai, Naya malu.

"Kenapa?". Naya menggeleng.

Rasia menggenggam tangan Naya, gadis berambut cokelat itu mengajak Naya untuk duduk dibangku panjang yang berhadapan langsung dengan taman. "Kamu kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran kamu?".

Naya tersenyum sekilas, lalu menuliskan sesuatu di kertas kecil yang selalu ia bawa. "Aku gapapa ra, cuma ngerasa ga pantas aja temanan sama kamu".

Rasia menatap Naya. "Kok gitu? Setiap manusia itu punya kekurangan, bukannya aku udah bilang kalau aku ga permasalahkan kekurangan kamu. Jadi diri sendiri lebih baik Nay".

Naya menarik nafas pelan, sebenarnya ia sangat senang karena sekarang sudah tidak duduk sendiri lagi dikelas tapi..

"Naya!".

Rasia dan Naya menoleh secara bersamaan, melihat ketiga pria yang sedang berjalan menuju arah mereka.

"Lho.. jadi ini murid barunya, geourgeus!". Devara menampilkan deretan gigi putihnya saat menatap lekat wajah Rasia "Ouh,, kenapa harus ada manusia secantik ini pas gue udah mau lulus".

Devara mengulurkan tangannya "Aku Devara Adijaya".

Rasia membalas uluran tangan Devara. "Aku--".

"Nuansa Rasia kan'?". Potong Devara.

"Cih! Buaya darat sinting!". Bimo menggeliat kesal melihat kelakuan Devara.

"Sirik aja lo!". Kesal Devara.

Sharos hanya bisa menggeleng melihat kelakuan kedua temannya. "Nay". Panggil Sharos. Naya merespon dengan senyuman.

"Makan yuk". Ajak Sharos. Naya mengangguk.

🎀

Naya menatap lekat buku diary miliknya, setelah menulis isi hatinya hari ini. "Aku senang banget, benar-benar senang. Akhirnya aku punya teman sebangku, namanya Rasia anaknya cantik dan lucu. Rasia bilang, dia akan mengajakku bermain kerumahnya".

Drtt drtt

(Pesan masuk)

"Kak Daren?". Sedetik kemudian Naya terkekeh melihat isi chat dari Daren.

Kak Daren

/Pict

Jahat banget sih lo Nay!

Bisa-bisanya makan bareng sama Sharos

Udah gitu, si kadal albino itu pake di suapin lagi

Nay!!

Kok di read doang sih?

Ishh








Ishh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Always posesif mah si Daren, padahal di labelin aja kaga tuh si Naya😌

[1]SEMBAGI ARUTALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang