10_Terlalu indah

471 151 653
                                    

2024 hihi🤫





"Maafin gw Nay..". Sharos menangis terisak di bahu Naya. Kedua tangan Sharos memeluk pinggang Naya dengan erat. "Gw bodoh nay!! Bisa-bisanya gw gak tau kalau Tika yang selama ini udah bikin lo tersiksa".

Naya mengulum bibirnya, tangannya mengusap pelan punggung Sharos.

"Kenapa kak Sharos jadi nyalahin dirinya sendiri? Kak Sharos ga salah!".

Sharos sedikit merenggangkan pelukannya, netranya menatap manik indah milik Naya. "Apa yang harus gw lakuin supaya Tika bisa dapat maaf dari lo, nay? Lo mau Tika gw apain?". Tanya Sharos dengan segala keputusasaan.

Naya menggeleng, air mata Sharos masih membasahi pipi gembulnya. Kedua tangan Sharos naik ke atas, menangkup kedua pipi Naya dan menatap gadis di hadapannya dengan lembut. "G-gw.. gak tau harus apa nay. Gw terpukul dengan fakta ini, walaupun gw gak pernah sayang dan menganggap Tika sebagai adik gw.. tapi..".

Sharos tak kuat melanjutkan kalimatnya, Sharos terlalu lemah. "Ta-tapi gw,, gak bisa ambil keputusan sekarang".

"Sharos kayaknya benar-benar jatuh cinta sama Naya".

Bimo menatap Devara. "Dan Daren juga kayaknya iya".

"Daren suka Naya?".

Bimo mengangguk.

Devara menggeleng, tak habis pikir. "Lo tau darimana Bim?".

"Gw gak sengaja liat isi ponsel Daren, isinya Naya semua".

"Anjir, bucin banget tuh si Daren".

Bimo tak bergeming, tatapannya kembali fokus ke depan menatap Sharos dan Naya.

"Lo akan ada di pihak siapa Bim?".

Bima tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol Devara. "Gw gak akan milih, gw netral".

"Kalau gw sama kayak lo, gw gak akan milih.. tapi..".

Bimo menaikkan satu alisnya, ingin mendengar lanjutan ucapan Devara.

"Gw bisa jadi yang ketiga buat ngerebutin hati Naya". Lanjut Devara dengan senyuman jahil.

"Lo kan emang cowok bangsat!". Cetus Bimo yang langsung pergi meninggalkan Devara dengan segala pikiran gilanya.

🍋

Prang

Bruk

Prang

Daren dengan segala emosinya, menendang semua pot bunga dihadapannya.

"Sial". Umpatnya.

Daren menutup matanya, helaan nafasnya terasa berat setelah melihat Sharos dan Naya tadi.

"Lo cemburu ren?". Guman Daren.

Detik selanjutnya pria itu tertawa sumbang, pikirannya sedikit kacau.
"Gila!".

Tap Tap Tap

Dari arah belakang terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berjalan kearahnya. Itu Naya!

Naya menatap punggung tegap Daren, dengan sikap berani yang dimilikinya Naya mendudukkan dirinya tepat di sebelah Daren.

"Udah puas pelukannya?".

Deg!

Naya tak mengerti maksud Daren, kenapa pria itu tiba-tiba jadi bersikap sinis kepadanya. Dan pelukan? Apa ini tentang Sharos yang memeluknya?.

Naya menatap ke depan, memandang langit biru yang cerah. Terkadang Naya tak mengerti dengan Daren, sikapnya bisa berubah-ubah.

"Andai aku bisa bicara, aku mau banget balas ucapan kak Daren. Kak Daren terlalu cepat dalam menyimpulkan sesuatu dan memandang hal itu sebelah mata, tanpa pernah kak Daren tau alasan dibaliknya".

[1]SEMBAGI ARUTALA Where stories live. Discover now