PROLOG

1.1K 104 47
                                    

Kata orang-orang terdekatku tak ada istilah 'curang' dalam perang dan cinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kata orang-orang terdekatku tak ada istilah 'curang' dalam perang dan cinta. Kupikir mereka keliru. Walau rasaku terhadap Kalling Saharuddin bukan lagi 'cinta memabukkan' melainkan 'obsesi' semata, tetapi menjebak wanita itu dengan menabur serbuk pada rahimnya merupakan kejahatan mengerikan.

Tak kutampik dahaga untuk membalas semua sesak yang pernah dia berikan dahulu memang masih kuat mengakar. Keinginan itu semakin besar setiap harinya ketika melihat dia tersenyum malu-malu melihat ponsel. Aku terbakar rasa cemburuku sendiri. Aku juga mau dia bermanis-manis muka padaku. Meskipun itu artinya aku berharap bumi pecah terbagi tujuh.

Setelah sekian tahun berlalu, rupanya hanya aku yang tak bergerak. Dia menghilang, dia kembali, dia bahagia, dia memamerkan cinta barunya.

Bagaimana denganku? Aku adalah semua kebalikan dirinya. Aku menetap, aku menyesal, aku menunggu, aku membuang banyak cinta, aku setia dan aku ... marah untuk kesombongannya membawa pulang hati yang lain.

Dan itu membuat dengki hatiku acap kali membisikkan mantra jahat, memintaku membelenggu wanita itu. Jika perlu mengikat kakinya dengan ikatan sakral.

Bayangan betapa menyenangkannya menyaksikan Aling yang membenciku harus bertahan dalam pernikahan panjang yang tak dia inginkan menggelitik sisi egoisku. Mungkin terdengar kejam tetapi jika harus memasang tali kekang di lehernya agar dia terus bertahan di sampingku, aku akan melakukannya.

Kupikir Aling sudah cukup dengan kebahagiaannya bersama kekasih hatinya. Memberiku kesempatan merasakan hal sama bukan permintaan sulit. Dia tak perlu membalas rasaku, juga tak perlu melakukan apapun untuk menyenangkanku, dia cukup menjadi istriku dan ibu dari anakku.

"Yusuf ... jangan ...." Orang normal akan berhenti saat mendengar permintaan memohon itu. Tetapi ini aku-Yusuf-pria yang dia tinggalkan 12 tahun lamanya, mengurus anak kami yang sedikit 'istimewa' seorang diri tentu tidaklah mudah. Sementara dia yang katanya pergi membawa sakit hatinya akibat curangku dahulu malah asik menumbuhkan cinta baru di perantauan. Demi apapun itu tidak adil.

"Yusufff ... sa-kit!" Aku mengusap kening wanita ini dengan lembut. Dua garis tipis muncul di dahinya menandakan dia menahan perih. Hatiku membuncah, aku menarik napas panjang agar dadaku tak meledak terlampau senang.

Ya, memang begini seharusnya. Hati ibu anakku ini boleh saja menyeleweng, tetapi tubuhnya tak boleh. Dan malam ini, detik ini, aku tahu dia tidak memberikan tubuhnya untuk pria lain. Itu masih menjadi milikku dan kupastikan hanya akan jadi milikku selamanya.

"Sayang ... terimakasih." Aku mengecup bahu istriku yang tidur memunggungiku. Deru napasnya terdengar pulas. Aku menyusupkan tanganku memeluk pinggangnya. Sekali lagi kukecup bahu polos itu, tergelitik memberikan tanda merah di sana. Dia tak akan tahu karena letaknya yang sulit terjangkau mata. Kububuhkan banyak saksi kepemilikanku malam ini.

Semoga Aling tidak membunuhku setelah mengetahui perbuatan hinaku ini. Aku harus berterima kasih pada Syahrin dan saudara-saudara lelaki Aling lainnya. Berkat ide mereka kerinduan dan dahaga panjang ini akhirnya terbayar lunas.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
YUSUFWhere stories live. Discover now