Babi 09

17.6K 1.4K 51
                                    

"Katanya masa lalu adalah guru terbaik untuk menjadi lebih baik, lantas bagaimana jika masa laluku membuatku menjadi lebih buruk"
~By Ratna Ajeng Anggraeni

🐣Happy Reading🐣

Mon maap klo gajelas

Btw, W lagi sedih. Dapet spoiler klo salah satu husbu sy, Dazai Osamu is dead.

***

Bangun tidur disuguhi wajah cantik istri kecilnya, nikmat mana lagi yang Archer dustakan. Rasa malas menguasai diri Archer. Lelaki itu ingin rebahan sembari memeluk istrinya saja seharian penuh. Sekarang pukul setengah lima pagi. Adzan shubuh belum berkumandang.

Calleya menggeliat dalam pelukan Archer. Gadis itu mendusel-dusel di dada Archer seperti anak kucing. Mata gadis perlahan terbuka. Melamun sebentar, Calleya baru sadar jika yang ia peluk bukanlah guling melainkan guling hidup alias suaminya.

"Ohayōgozaimasu Om" sapa Calleya.

"Pagi," balas Archer.

Melirik jam dinding di kamar Archer, Calleya melepaskan pelukannya dan bangkit dari kasur. Calleya pergi membersihkan diri di kamar mandi. Gadis itu kembali menghampiri Archer dengan wajah yang lebih fresh dan sudah berwudhu untuk melaksanakan sholat shubuh.

"Om, ayo sholat. Om wudhu sana, aku siapin sajadah," suruh Calleya.

"Sho-sholat?" Archer tertegun. Kapan terakhir kali ia melaksanakan sholat? Rasanya sudah lama sekali Archer tidak melaksanakan sholat.

"Iya sholat! Cepet Om udah adzan, Om jadi imam ya," Calleya berkacak pinggang.

Dengan badan gemetaran, Archer pergi ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, lelaki itu tersadar. Keinginannya bukan tidak terwujud melainkan dirinya yang kurang sujud. Lalu dengan baik hatinya Tuhan masih mengabulkan salah satu mimpinya. Archer memang pendosa.

Gedoran pintu membuat Archer tersentak.

"Om! Cepetan ih!" Seru Calleya.

Archer segera mengambil air wudhu. Ia ingin mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan maaf kepada Tuhan yang tidak langsung menghukumnya ketika ia berbuat dosa. Jika dihitung, entah sudah berapa banyak orang yang Archer lenyapkan dengan tangannya sendiri.

Archer bukanlah seorang psikopat maupun mafia. Ia hanya membunuh orang-orang yang berniat menghancurkan keluarganya. Contohnya dua orang pelayan yang pernah membuatnya overthingking terhadap Calleya. Setelah diselidiki, dua orang pelayan itu merupakan mata-mata yang dikirim oleh musuh bisnisnya. Namun sekarang Archer sadar, kematian seseorang bukanlah ia yang menentukan. Mulai saat ini, Archer berjanji tidak akan pernah membunuh lagi.

Tapi bagaimana jika Calleya mengetahuinya? Apa Calleya akan meninggalkannya? Calleya pasti akan sangat membenci dirinya. Archer tidak sanggup jika harus hidup tanpa Calleya.

Lagi-lagi suara gedoran pintu terdengar.

"Om! Astaghfirullah Om bengong dikamar mandi ya?" Tanya Calleya.

Archer membuka pintu kamar mandi. Nampak istri kecilnya yang sedang menggerutu.

"Lama banget!" Ngegas Calleya.

"Maaf Leya," Archer merasa bersalah.

"Ish! Dahlah,"

Keduanya mulai melaksanakan sholat shubuh. Di rakaat terakhir, Archer menangis dalam sujudnya. Setelah mengucapkan salam, tidak ada hentinya Archer bersyukur dan juga meminta maaf. Berbeda dengan Calleya yang menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas sambil berdoa, Ya Allah, seperti biasa. Aamiin.

My Husband is Antagonist NovelWhere stories live. Discover now