Part 1 hujan

54 6 0
                                    

Sebelum mulai baca jangan lupa yuk vote bintang ⭐ supaya author bisa semangat up ❤️. Terimakasih....
                                   .                     
                                   .
                                   .
                                   .
                                   .
                                   .
                                   .
                                
Siang hari waktu menunjukkan pukul 13.30 , kota Cambridge kini sedang datang hujan yang cukup deras dan disertai angin yang berhembus kencang. Erwin kini sedang berada di mobilnya untuk perjalanan pulang kerumahnya setelah dirinya mengikuti pembelajaran padat di kampusnya.

Disaat dirinya sedang fokus menyetir mobil di jalan raya yang licin tiba tiba pandangan teralihkan oleh sosok Hange yang duduk di sebuah halte bus dan menunggu bus untuk pulang.
Dirinya merasa kasihan karena disaat itu halte sedang sepi dan terlihat baju hange juga sudah mulai basah. Akhirnya dirinya pun memutuskan untuk berhenti di halte itu.

" hai Hange kau sendirian disitu?, Apakah belum ada bus tujuan mu yang lewat siang ini?" Tanya Erwin sambil melihat badan Hange yg mulai menggigil.

"Sepertinya begitu kak mungkin sedang tidak lewat bus tujuan saya. Mungkin jika seperti itu lebih baik saya menunggu disini saja sampai hujan reda"  jawab Hange sambil mencoba memeras lengan kemejanya yg mulai basah.

" Hei lebih baik kau ikut denganku saja , tidak baik bukan menunggu disini lama lama , kita tidak tahu kapan hujan reda, ayo ikutlah denganku ke rumahku jika sore sudah reda aku akan mengantarmu ke apartemen mu. Ayo " ujar Erwin mengajak Hange agar dia tidak kedinginan menggigil yg berujung gadis itu demam.

Awalnya Hange menolak ajakan untuk mengikuti Erwin. Tapi karena Erwin terus memaksa nya agar memasuki mobilnya akhirnya dia pasrah dan mengikuti perkataan Erwin untuk mampir kerumahnya karena rumah Erwin tidak jauh dari kampusnya dan hanya berjarak 2 km saja.

Sesampainya di rumah Erwin. Dia bertemu wanita paruh baya yang menyambut Erwin, ya wanita paruh baya itu adalah ibu Erwin yang selesai membereskan peralatan makan. Ibu Erwin pun mengira bahwa Hange adalah pacar Erwin, padahal mereka berdua baru saja kenal kemarin setelah tragedi kopi tumpah yang membuat mereka berdua saling mengingatkan satu sama lain setelah kejadian itu.  Setelah itu ibu Erwin pun bertanya kepada Erwin siapa gadis itu.

" Erwin siapa gadis berkacamata itu,  ibu baru melihatnya daripada teman teman mu , apakah dia pacarmu yang kau sembunyikan dari ibu" tanya wanita paruh baya itu sambil membuat dua cangkir coklat panas.

"Ahh ibu itu hanyalah Junior ku yang baru berkuliah S2 disini sebenarnya dia bukan dari Inggris tapi dari Yunani, menurut ibu dia cantik tidak? Aku harap dia bisa lebih dari sekedar teman dan sahabat Bu "  jawab Erwin sambil merapihkan buku buku dan berkas kuliahnya.

Nyonya Smith pun menyodorkan secangkir coklat panas untuk Hange yang sedang duduk di sofa itu sambil mengeringkan badannya dengan handuk yang diberi oleh Erwin.

"Hei gadis manis siapa nama mu. Apakah kau satu jurusan dengan putra ku " tanya nyonya Smith dengan penasaran terhadap Hange.

" Maaf Bu merepotkan, nama saya Hange, saya beda fakultas dengan putra ibu kebetulan saya jurusan kimia dan sedang menempuh pendidikan S2 saya disini karena saya mendapatkan beasiswa untuk bisa berkuliah disini" jawab Hange sambil malu karena dikira merepotkan nyonya Smith.

Tiba tiba Erwin pun keluar dari kamarnya dan terkejut melihat ibunya yang tengah berbincang bincang dengan Hange. dan Erwin mempersilahkan Hange mengobrol dengan ibunya untuk menunggu hujan reda.

Mereka berdua mengobrol sekitar 1 jam dan obrolan mereka tidak jauh jauh dari perkuliahan, tradisi di Yunani ataupun tentang keluarga Hange di Athena sana. Sebenarnya nyonya Smith ingin sekali agar Erwin secepatnya menikah dengan seorang wanita mengingat Erwin sudah berusia kepala 3, tetapi Erwin ingin bersikeras menyelesaikan S3 nya agar bisa menjadi seorang dosen. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 3 sore dan hujan itu sudah reda dan cerah kembali.

" Maaf ibu jika merepotkan ini semua, lebih baik saya mencuci gelas dan piring piring di wastafel sebelum saya pulang kembali ke apartemen terimakasih banyak bu atas jamuan dan mengizinkan saya untuk menunggu hujan reda disini" ucap Hange sambil melipat lengan kemeja tangannya ke siku nya untuk mencuci piring piring dan gelas gelas kotor.

"Tidak apa apa nak aduhh kamu juga tidak usah repot-repot nak mencuci piring piring itu dan terimakasih ya "
Ujar nyonya Smith. Sebenarnya nyonya Smith ingin sekali Hange menjadi menantunya. Setelah mengobrol banyak dengan gadis itu nyonya Smith pun berdoa supaya Erwin bisa cepat menikah dengannya dan selalu menantikan cucu untuknya.

"Tidak apa apa ibu ngomong ngomong saya pulang dulu ya dengan menaiki bus atau taksi untuk ke apartemen saya" ucap Hange sambil merapihkan tas nya untuk pergi keluar

"Hange aku saja yang mengantarkan mu pulang ke apartemen mu " ucap Erwin sambil mengambil kunci mobilnya. Sebenarnya Hange menolak ajakan Erwin tapi karena Erwin juga ingin keluar untuk membeli beberapa Snack di supermarket akhirnya Hange menerima ajakan Erwin, mereka berdua pun pamit kepada orang tua Erwin dan lanjut perjalanan ke apartemen Hange yang jaraknya 3 kilometer dari rumah Erwin.

"Kak terimakasih banyak ya sudah mengantarkan ku sampai sini jadi merepotkan deh" ucap Hange kepada Erwin setelah keluar dari mobil Erwin.

"Tidak apa apa Han Santai saja , ngomong ngomong bolehkah aku meminta nomor ponsel mu agar aku bisa berkomunikasi dengan mu" tanya Erwin sambil mengambil ponsel dari sakunya.

Mereka berdua pun saling bertukar nomor ponsel sebelum akhirnya Hange melambaikan tangan ke mobil Erwin sebelum memasuki apartemen nya. Dia begitu beruntung hari ini ditolong oleh senior nya meskipun mereka berdua beda jurusan bukanlah penghalang bagi mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.          🌸TBC 🌸

Malaikat tak bersayap ( Eruhan)Where stories live. Discover now