Part 7 permintaan maaf

25 3 0
                                    

Sebelum mulai baca jangan lupa untuk vote bintang 🌟 supaya author makin semangat up nya ❤️. Terimakasih.....

.

.

.

.

.

.

Sore itu terasa indah dan hangat. Matahari mulai tenggelam dengan perlahan dan memancarkan sinar senja yang indah di kampus universitas Cambridge itu.

Di taman kampus itu terlihat Erwin yang sedang mengejar Hange dan ingin sekali meminta maaf kepada Hange karena kesalahannya Minggu lalu, dan Hange pun tidak memedulikan Erwin dibelakangnya yang sedang mengikutinya. Lalu akhirnya Erwin pun memanggil namanya.

" Hange, kumohon maafkan aku atas kesalahpahaman kemarin." Ucap Erwin sambil seraya bersedih dan memegang tangan Hange dari belakang.

" hei jangkung pirang, lebih baik kau pergi dari hadapanku dan juga lebih baik sesampainya aku di apartemen aku akan mengakhiri hidupku sendiri." Ucap Hange dengan kesal juga tangannya saat dipegang Erwin.

" tolonglah Han, janganlah dirimu bunuh diri. Nyawamu sangat berharga. Maafkan aku karena menuduhmu berduaan dengan Moblit.. aku janji akan sungguh sungguh bersama mu. " ucap Erwin dengan sedikit menangis.

Kemudian Erwin pun menarik tubuh Hange kedalam pelukannya dan duduk di sebuah bangku taman. Beruntunglah taman sepi Hanya ada tukang kebun saja di taman itu.

" lepaskan aku, aku sudah muak denganmu jangkung!." Kata Hange sambil berusaha membebaskan diri dari tubuh Erwin yang kekar. namun, hasilnya nihil karena Hange sudah kehabisan tenaga dan pria itu lebih kuat darinya karena memiliki otot yang kekar.

" hei sayang hidupmu jauh lebih berharga daripada kekayaanku. Jadi janganlah kau memaksakan diri untuk bertemu sang Tuhan yang maha esa. Aku minta maaf atas kejadian Minggu lalu, dan kini aku tahu ternyata Moblit hanya mengembalikan flashdisk mu. Maafkan aku ya sayang jika aku kasar dan salah paham kepadamu kemarin. kau adalah calon pendamping hidup ku, aku janji akan menjagamu dan anak anak kita nanti." Ucap Erwin dengan nada lembut dan mengelus ujung kepala Hange sambil menangis.

dan pada akhirnya Hange pun luluh dengan perkataan Erwin yang membuat dirinya menangis tersedu sedu.

" Cup cup cup tidak apa apa jika ingin menangis, menangislah dan luapkan saja emosi mu di dadaku Han menangis bukan berarti lemah bukan?!" Ujar Erwin sambil mendekatkan kepala Hange ke dada bidangnya untuk tempat Hange menangis dan bersedih. Dirinya juga tidak masalah kemejanya basah karena air mata Hange yang begitu banyak.  dan dirinya kini juga ikut menangis sambil memeluk Hange dengan hangat di dada bidangnya.

"Sekarang apakah kau sudah merasa baikan dan memaafkan ku?" Tanya Erwin setelah Hange selesai menangis.

"Ya kak sekarang aku memaafkanmu. Asal kakak janji dengan apa yang kakak ucapkan tadi." Ucap Hange sambil meminum air mineralnya.

"Pasti dong Han demi tuhan semoga aku bisa menjagamu seikhlas dan setulus hatiku. Lebih baik ayo kita pulang, ibuku sudah memasak makan malam untuk kita dan ibu juga mengajakmu untuk makan malam keluarga bersama." Ucap Erwin sambil berdoa dan mengajak Hange untuk kerumahnya.
Sesampainya di rumah kini mereka berdua sedang makan malam dengan keluarga Erwin dan saling mengobrol satu sama lain.

"Han bagaimana keadaanmu sayang, apakah perasaanmu sudah pulih dan merasa baikan." Tanya Nyonya Smith sambil mengambil sebuah lauk.

" syukurlah Tante sekarang saya sudah bisa berdamai dengan kak Erwin." Ucap Hange sambil membereskan piring dan alat makan keluarga Smith untuk dicuci di wastafel.

" ehh kok sekarang masih manggil saya dan suami saya Tante dan Om. Kau kan sekarang juga pacar Erwin, jadi sekarang kamu boleh panggil kami ibu dan ayah karena sebentar lagi dirimu akan menggunakan marga kami sayang. Ohh iya tidak usah repot-repot mencuci piring nak biar ibu saja yang mencucinya." Ujar Nyonya Smith.

Dengan senang hati kedua orang tua Erwin sepakat untuk menikahi putranya dengan Hange karena sikapnya yang sopan, lembut, lugu dan pastinya juga berkarir . Mereka ingin sekali menikahkan Erwin dengan Hange saat musim panas atau setelah Erwin wisuda mengingat usia Erwin kini sudah kepala 3 dan mereka berdua juga sudah berusia 57 tahun dan juga ingin menimang seorang cucu.

"Ehh baiklah Bu terimakasih atas hidangan makan malamnya yang enak, dan saya akan mencuci piring piring kotor ini sebelum saya pulang." Ucap Hange yang sedang menggosok sebuah spons ke piring kotor.

"Baiklah nak terimakasih juga, tapi apakah orang tuamu juga sudah tahun jika kau berpacaran dengan anak kami?". Tanya Nyonya Smith dengan penasaran.

"Yaa kedua orangtua saya sudah mengetahui hal ini Bu dan mereka juga ingin melihat wajah kak Erwin dengan langsung." Jawab Hange sambil merapihkan piring piring bersih ke rak piring.

Mereka berempat pun akhirnya saling mengobrol di ruang TV hingga jam 9 malam. Akhirnya Hange pun pulang ke apartemennya dan berpamitan dengan kedua orangtua Erwin. Erwin pun juga mengantarkan Hange kembali ke apartemennya karena mengingat sudah malam dan bus kita sudah tidak lagi lewat di jam segini. Dan akhirnya Hange pun lega di kamar apartemennya karena sudah berbaikan dengan Erwin dan ingin memimpikan Erwin di dalam tidurnya ini
.

.

.

.

.

.

           TBC 🌸🌸🌸

Malaikat tak bersayap ( Eruhan)Where stories live. Discover now