Bab 7

245 46 22
                                    

Siang ini Vi ada kuliah di gedung C. Gedung C adalah tempat praktik, di dalamnya terdapat lab komputer,lab bahasa, lab biologi, serta ruang simulasi sidang untuk anak fakultas hukum. Kebetulan mata kuliahnya hari ini adalah TIK, jadi mengharuskan untuk menggunakan lab komputer.

"Oh iya, aku belum mengembalikan uang mas Ian. Apa sekalian saja ya?"

Kebetulan letak gedung C tidak jauh dari gedung fakultas pertanian. Jadi biar sekalian mengembalikan uang.

Vidia

Mas? Ada di mana?

Tak butuh waktu lama untuk membalas, sepertinya mas Ian sedang luang.

Ian Putra Mahendra

Ada di sekretariat nih. Ada apa?

Vidia

Aku mau ngembalikan uang. Kebetulan aku ada di gedung C.

Ian Putra Mahendra

Gak usah dikembalikan. Aku ikhlas beneran.

Vidia

Tapi aku gak enak, Mas. Jadi merepotkan.

Ian Putra Mahendra

Tidak kok. Sudah ya? Gak usah dikembalikan. Aku serius.

Vidia

Ya sudah. Terima kasih ya, Mas.

Ian Putra Mahendra

Iya sama-sama. Oh iya, pulang sama siapa? Apa perlu aku antar?

Vidia

Gak usah, Mas. Aku bareng teman kok.

Ian Putra Mahendra

Oh, iya sudah. Kalau gak ada teman, jangan sungkan bilang.

Vidia

Iya, Mas. Terima kasih.

Ian Putra Mahendra

Iya, apa sih yang tidak buat kamu.

Vidia tidak membalas. Tidak ingin membuat Ian salah sangka dan mengira mencari kesempatan untuk dekat dengannya. Sungguh, ia hanya gak enak karena sudah merepotkan. Tidak ada maksud lebih.

***

Sejak tragedi uang itu, hubungan Vidia dan Ian semakin dekat. Bahkan Ian gak segan mengajak Vidia jalan-jalan di hari liburnya. Tentu saja Vidia mengiyakan. Ia sangat butuh jalan-jalan karena kepenatan tugas dan juga karena ia tidak membawa kendaraan, jadi akan susah mencari waktu untuk berjalan-jalan. Mumpung ada yang mengajak, tanpa pikir ia pun mengiyakan.

"Ini pertama kalinya aku melihat air terjun secara langsung." Ucap Vi dengan senyum yang terpatri.

Ian yang sedari tadi memperhatikan turut menyunggingkan senyuman. Senang saja rasanya melihat raut bahagia Vidia.

"Aku dulu ikut ekskul pecinta alam. Jadi lumayan sering sih melihat air terjun."

Vi mengangguk. Ia paham sekali kegiatan anak pecinta alam, dulu di sekolahnya juga ada dan teman-temannya yang ikut ekskul itu  sering cerita pengalamannya selama di alam liar.

"Pasti seru banget ya? Dulu aku pernah ingin ikut, tapi gak diperbolehkan oleh orang tua."

"Iya sih. Jarang orang tua yang mengizinkan anak perempuannya untuk ikut pecinta alam. Mereka khawatir dan takut terjadi apa-apa. Sangat wajar."

VIDIA [KV GS]Where stories live. Discover now