Bab 15

176 38 4
                                    

Setelah mandi dan berganti pakaian, Vidia kembali menemui Ian.

"Maaf menunggu lama, Mas." Ucapnya setelah duduk di samping Ian.

"Iya, tidak apa-apa. Oh iya, sebenarnya aku ke sini mau ajak kamu untuk fitting baju. Kebetulan aku sudah menghubungi mereka dan mengatur janji hari ini." Jelasnya.

"Lho, aku pikir mau hari Jumat saja."

"Hari Jumat aku tidak bisa, Sayang. Ada rapat."

Vidia hanya mengangguk saja. Kalau gini, ia tidak bisa menolak.

"Ya sudah. Aku ambil tas dulu."

Padatnya pekerjaan mereka membuat keduanya belajar untuk saling memahami dan saling mengalah. Meski sebenarnya Vidia sangat lelah, ia tidak bisa menolak. Acara sudah dekat dan mempersiapkan semuanya adalah kewajiban mereka. Jadi, kalau ada waktu senggang, walau sebentar pun mereka akan memanfaatkannya dengan baik.

"Ayo!"

Ian pun beranjak dan berpamitan kepada kedua orang tua Vidia. Setelahnya berboncengan dengan mengendarai motor Ian.

"Kamu terlihat lelah. Maaf ya, kamu jadi tidak bisa beristirahat." Ian mengelus punggung tangan Vidia yang sedang memeluknya.

"Iya, Mas. Tidak apa-apa. Lagian ini waktu luang kita, tidak boleh dilewatkan." Ucap Vidia.

"Terima kasih karena selalu mengerti dan memahamiku."

"Iya, Mas. Sama-sama."

"Oh iya bagaimana lanjutan kasus muridmu?"

"Dani tetap dihukum, untuk berapa tahunnya masih belum tahu. Nunggu sidang, mungkin minggu depan." Jelas Vidia.

"Semoga kasusnya cepat selesai ya? Biasanya untuk pelajar, hukumannya akan berbeda seperti orang dewasa. Semoga tidak lama. Kasihan juga."

"Iya, aku juga kasihan. Aku yakin pasti ceweknya juga salah. Hanya saja belum ketahuan."

"Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga. Kita tunggu saja, kebenaran akan terlihat. Jangan terlalu dijadikan pikiran ya? Kamu sudah melakukan semuanya dengan baik."

Vidia tersenyum mendengarnya, mengeratkan peluk seraya menyandarkan kepalanya di pundak Ian.

"Terima kasih sudah selalu mendukungku." Ucapnya.

Ini yang ia suka dari Ian. Kekasihnya ini selalu bisa menenangkan dirinya, membuatnya nyaman dan bahagia tentunya. Selain itu, sikap dewasanya juga nilai plus. Vidia tipikal orang yang manja dan suka diperhatikan, sedangkan Ian, ia sangat mengayomi dan perhatian. Sifat berbeda keduanya ini saling melengkapi, Vidia merasa beruntung bisa memiliki Ian.

***

Perjalanan tidak terlalu lama karena hanya beda kecamatan saja. Mereka memarkirkan motornya di depan butik dan memasukinya. Mereka langsung disambut pegawai dengan ramah dan diarahkan ke ruangan pemiliknya.

"Kalian sudah datang?" Ucapnya. Ia pun berdiri dan menyalami keduanya.

"Maaf baru bisa datang sore begini." Ucap Ian tidak enak karena janji temu yang mundur.

"Iya tidak apa-apa. Mau langsung lihat bajunya?" Tawarnya.

"Baiklah." Mereka pun berjalan mengikuti sang pemilik yang mendahuluinya.

"Ada dua pilihan. Silakan dicoba, kamu bisa memilih satu dari dua gaun ini yang dirasa nyaman."

Sang pemilik menyerahkan dua gaun itu kepada Vidia. Setelah itu Vidia menuju ruang ganti dibantu oleh salah satu pekerjanya.

VIDIA [KV GS]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt