Bab 16

184 41 14
                                    

Hari ini kegiatan KBM berjalan cukup lancar. Kebetulan hari ini Vidia mengajar di kelas yang anaknya mudah diajak kerja sama. Jadi proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan tenang.

"Tidak ke kantin, Vi?" Tanya Bu Lisa.

"Tidak, Bu. Saya mau di sini saja. Mau mengoreksi tugas." Ucapnya seraya menunjuk tumpukan kertas di depannya.

"Oh iya sudah. Aku ke kantin dulu ya?"

"Iya, Bu."

Vidia mengambil tumpukan kertas di depannya dan mulai mengoreksi.

"Bu?" Vidia menengok saat seseorang terdengar memanggil.

"Cindy? Ada apa?"

"Saya mau bicara sesuatu, Bu. Tapi jangan di sini." Ucapnya. Vidia melihat sekitar, memang masih banyak guru-guru yang memilih ngobrol atau sekedar bersantai di tempat duduknya.

"Ya sudah, ayo." Vidia dan Cindy duduk di tempat duduk area taman yang terlihat sepi.

"Ada apa?" Tanya Vidia, dia cukup penasaran dengan apa yang akan diucapkan muridnya ini.

"Bu, saya mau cerita, ini tentang Via." Jelasnya.

"Via? Oke, silakan." Vidia melihat sekitar terlebih dahulu sebelum fokus mendengarkan penuturan Cindy.

"Jadi Bu, sebenarnya Dani sering kasar sama Via akhir-akhir ini karena cemburu. Biasanya mereka kan sering tukeran hp, tapi akhir-akhir ini Via selalu melarang Dani untuk pinjam hpnya. Via takut ketahuan kalau dia menjalin hubungan sama cowok SMA sebelah." Jelasnya. Vidia masih diam mendengarkan kelanjutan ceritanya.

"Karena takut meminta putus, akhirnya Via melaporkan tindakan kasar Dani ke polisi. Niatnya biar bisa terlepas dari Dani."

Jujur Vidia kaget sekali. Bagaimana anak yang masih duduk di bangku SMA sudah bisa membuat skenario licik seperti itu. Luar biasa.

"Lalu, apa Via masih berhubungan dengan anak itu?" Tanya Vidia.

"Tidak, Bu. Via sekarang menjalin hubungan dengan Marcel, dia anak SMK jurusan otomotif. Anaknya memang ganteng dan kaya, Bu. Beda sama Dani atau pacarnya yang dari SMA sebelah itu."

Wah, Vidia semakin tidak habis fikir. Bagaimana ada perempuan yang seperti ini? Astaga.

"Baiklah. Sekarang saya tanya, Via pernah cerita tidak tentang Dani yang memaksanya berhubungan badan?"

"Iya, Bu. Pernah. Katanya mereka sering melakukannya. Tapi Via bilangnya karena dipaksa. Kalau gak menuruti, takut dipukul katanya."

"Ya sudah kalau gitu. Terima kasih infonya. Doakan saja semoga Dani mendapatkan putusan yang terbaik dari kepolisian."

"Iya, Bu. Semoga saja."

Setelah percakapan itu, Vidia dan Cindy kembali ke ruangan masing-masing.

Dari apa yang didengar barusan, sangat tidak adil bagi Dani yang harus menjalankan hukuman sebagai seorang kriminal. Dia tidak akan mendapatkan kemudahan di masa depan, khususnya dalam hal pekerjaan. Vidia hanya bisa berharap, kedepannya Dani bisa bebas dan bisa melanjutkan sekolahnya kembali. Huh, Via, bagaimana gadis itu bisa membuat skenario yang sangat licik? Kenapa hanya karena cinta, dia tidak memikirkan masa depan laki-laki yang sudah hampir dua tahun menjalin hubungan cinta dengannya?

Vidia jadi ingat bagaimana Via yang menangis di hadapan guru dan keluarganya, bilang bahwa dirinya dilecehkan oleh Dani hingga dipukul karena mempertahankan kehormatannya. Belum lagi tangisan buaya dan ucapan trauma yang sering dikatakan, Vidia menjadi jijik mendengarnya. Jika memang apa yang dikatakan Cindy barusan benar, tidak adil kalau hanya Dani yang menanggungnya. Via juga harus mendapatkan sanksi yang sama. Biarlah, setelah putusan sidang dibuat, Vidia akan memikirkan hukuman apa yang pantas untuk Via. Selain itu, dia akan mencari informasi tentang hubungan Via dan Mancel. Itu akan menjadi senjata pembalik nanti untuk Via.

VIDIA [KV GS]Where stories live. Discover now