Bab 10

222 42 12
                                    

Pagi-pagi sekali Vi sudah sampai di sekolah. Semalam ia mendapat kabar bahwa salah satu peserta didiknya ada yang tidak masuk sekolah lebih dari tiga hari. Sesuai prosedur, Vi hari ini akan melakukan home visit untuk mengetahui alasan ketidakhadiran siswa.

"Ren, kamu tahu rumah Firza?" Vi bertanya ke salah satu anak didiknya.

"Tahu, Bu." Jawabnya.

"Bisa antarkan saya?"

"Bisa, Bu."

"Baiklah, saya akan mengizinkanmu ke guru kelas dulu." Vi kemudian berlalu untuk menemui rekannya dan mengizinkan Rendi untuk tidak mengikuti pelajaran sementara.

Setelah mendapatkan izin, Vi dan Rendi bergegas menuju rumah Firza.

"Firza pernah cerita gak kenapa tidak masuk kelas?" Tanya Vi pada Rendi. Mereka lumayan dekat karena tinggal di daerah yang sama.

"Tidak sih, Bu. Cuma kemarin dia cerita katanya dia ada masalah sama orang tuanya."

"Masalah apa?" Tanyanya. Dia akan mencari informasi dulu tentang kemungkinan ketidakhadiran Firza.

"Orang tuanya broken home, Bu. Dia tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Tapi ibu tirinya baik kok, perhatian juga."

"Kalau ibu kandungnya?"

"Ibu kandungnya tinggal di luar kota. Dengar-dengar sudah memiliki suami dan anak di sana."

Vi mengangguk paham.

"Lalu apa masalahnya?"

"Katanya Firza ingin punya handphone baru, tapi bapaknya tidak membelikannya."

Vi menghela napas, kasus konyol seperti ini memang sering terjadi. Anak ngambek karena menginginkan sesuatu dan tidak dituruti. Berakhir melakukan aksi mogok sekolah agar orang tua luluh dan menuruti keinginannya. Klasik sekali.

"Hanya masalah itu? Apa ada masalah lagi?"

"Setahu saya hanya itu, Bu."

"Baiklah. Apa masih jauh rumahnya?"

"Tidak, Bu. Sebentar lagi sampai."

Vi hanya diam, fokus pada jalan dan menunggu aba-aba dari Rendi.

"Gang depan itu, Bu. Belok kanan. Rumah yang ada gerbangnya itu." Tunjuknya.

Vi menghentikan motornya di depan rumah yang Rendi tunjuk.

"Permisi!" Ucapnya sedikit lantang. Tak lama seorang wanita muda datang dan membukakan gerbang untuknya.

"Apa benar ini rumah Firza? Saya wali kelasnya."

Wanita itu pun tersenyum dan mengangguk.

"Silakan masuk, Bu. Saya ibunya Firza."

Wanita itu menyalami Vi dan Rendi sebelum menyilakannya masuk rumah. Jika dilihat dari rumah, Firza merupakan anak dari keluarga yang berkecukupan. Ada sebuah mobil yang terparkir dan model rumah yang mirip sebuah perumahan, ketara sekali jika mereka cukup berada.

"Silakan duduk, Bu." Ucapnya. Vi pun duduk di salah satu sofa bersebelahan dengan Rendi.

"Sebelumnya saya minta maaf sudah mengganggu waktunya." Ucap Vi di akhiri senyum.

"Sama sekali tidak menganggu kok, Bu." Ucapnya.

"Kedatangan saya ke sini untuk menanyakan kondisi Firza. Sudah tiga hari dia tidak masuk sekolah, saya khawatir kalau terjadi apa-apa." Lanjutnya.

"Iya, Bu. Memang beberapa hari ini dia tidak masuk sekolah. Maaf karena tidak memberi kabar." Jelasnya. Ada raut keraguan dari ekspresi wajahnya.

"Kalau boleh tahu, kenapa ya, Bu?" Tanya Vi.

VIDIA [KV GS]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin