Bab 20

235 39 18
                                    

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Vidia tersenyum menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia terlihat begitu anggun dan cantik dengan balutan gaun berwarna putih, rambutnya di sanggul kecil berhiaskan bunga mawar putih, terlihat serasi dan cocok sekali untuknya.

"Bu Vidia!!" Vidia menoleh saat melihat Bu Jasmin dan Bu Jena datang menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu Vidia!!" Vidia menoleh saat melihat Bu Jasmin dan Bu Jena datang menghampirinya.

"Kamu cantik sekali. Jadi pangkling." Ucap Bu Jena antusias. Tak lupa mengeluarkan handphone dan mengambil foto selfie setelahnya.

"Kamu cantik sekali. Pasti mas Ianmu tambah jatuh cinta." Goda Bu Jasmin.

"Bu Jasmin bisa saja." Pipi Vidia merona merah mendengarnya.

"Vid, keluarga mas Ian sudah datang. Ayo ke depan."

Vidia mengangguk.  Melihat sekali lagi tampilannya sebelum beranjak.  Bu Jena dan Bu Jasmin menjadi pendampingnya.

Semua tamu berdiri saat Vidia sudah sampai di ruang akad. Ian tersenyum teduh memperhatikan Vidia yang berjalan mendekat.

"Hati-hati duduknya." Bu Jasmin membantu merapikan ekor baju Vidia agar nyaman dan rapi saat dibuat duduk.

Mama Vidia mendekat seraya memasangkan kain putih di kepala Vidia dan Ian.

"Apakah semua sudah siap?" Tanya bapak penghulu.

"Sudah, Pak."

"Saudara Ian Putra Mahendra Bin Hartanto, saya nikahkan engkau dengan Vidia Maharani Binti Doni Ramadhan dengan mas kawin emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Vidia Maharani Binti Doni Ramadhan dengan mas kawin emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah"

"Alhamdulillah."

Ucapan doa terdengar, para undangan begitu khusyuk mengaminkan doa yang diucapkan penghulu untuk kedua mempelai pengantin.

"Acara selanjutnya adalah tukar cincin. Silakan mempelai pria menyematkan cincin kepada sang wanita."

Ian mengambil cincin dan menyematkannya di jari manis Vidia. Semua undangan bertepuk tangan.

"Selanjutnya mempelai wanita. Silakan mengambil cincin dan menyematkan ke jari mempelai pria."

Vidia mengambil cincin dan menyematkannya ke jari manis Ian. Semua undangan kembali bertepuk tangan.  Acara selanjutnya yaitu penandatanganan buku nikah. Vidia dan Ian secara bergantian menandatangani buku nikah dan setelahnya berfoto dengan menunjukkan buku nikahnya.

"Mama tidak menyangka akhirnya putri kita menikah. Rasanya baru kemarin dia mama gendong." Gumam mama Vidia. Air mata haru turun begitu saja membasahi pipinya.

"Iya, Ma. Ayah juga tidak menyangka." Keduanya saling berangkulan seraya memperhatikan sang anak yang tersenyum bahagia di samping pasangannya.

Setelah acara foto selesai, Vidia dan Ian menemui orang tuanya. Mereka bersimpuh dan sungkem kepada orang tuanya.

VIDIA [KV GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang