PART 08

10.1K 367 0
                                    


Vote?

Happy reading

***

Kini pagi sudah menyapa, bulan berganti dengan matahari, cahaya pagi dan silau itu mulai menyinari bumi, menandakan bahwa sudah benar-benar pagi.

Lintang mulai membuka matanya, merasakan bahwa tidurnya sudah cukup, mengerjapkan matanya lalu terdiam sebentar, ia masih mengumpulkan nyawa.

Saat nyawanya sudah terkumpul, lintang mengedarkan pandangannya, ia hanya bisa menemukan Aldrich dan Axel di ruangannya, mungkin yang lainnya seang bekerja dan kuliah, Lintang tak mempermasalahkan itu.

"Abang" panggil Lintang dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Oh good morning baby boy, sudah berapa lama bangun hm?" tanya Aldrich.

"Baru aja" jawab Lintang

"Lintang mau tetap disitu atau duduk di sofa bersama?" tanya Axel

"Di sofa abang"

"Ok baiklah"

Axel berjalan menuju Lintang, menggendong anak itu lalu duduk di sofa, beruntung hari ini demam Lintang sudah menurun dan juga Lintang tidak menangis mencari sang papa.

"Abang, kapan Lintang pulang?" tanya Lintang.

"Hari ini Lintang sudah bisa Pulang" jawab Aldrich sambil Tersenyum hangat.

"Kapan abangg?" tanya Lintang lagi dengan antusias.

"Sabar saja Lintang, kita tunggu infus itu habis oke?"

Lintang mengangguk Lucu, rambutnya bahkan ikut bergerak. Sangat menggemaskan.

***


Kini Sion datang ke ruangan Lintang, anak itu sudah tak sabar untuk kembali ke mansion, di rumah sakit sangat membosankan.

"Hello Lintang" sapa Sion

"ABANG!!!" pekik Lintang.

"Lintang jangan berteriak, itu bisa membuat tenggorokan mu sakit boy" tegur William.

Sion terkekeh,  "hari ini Lintang sudah mau pulang hm?"

"Sudah abang, ayo copot infus di tangan Lintanggg~"

Sion berjalan menghampiri Lintang, ia akan menanyakan suatu hal terlebih dahulu, memastikan bahwa anak itu benar-benar pulih.

"Lintang sudah tidak merasa sesak?" Tanya Sion

Jemari kecil Lintang ia taruh di dagu, membuat pose seperti orang berfikir.  "Sedikit" cicit Lintang.

"Jika nanti papa suruh Lintang minum obat, Lintang harus minum oke?" ujar Sion.

"Iyaa, tapi gak janji" ucap Lintang sambil menunjukan cengiran nya.

Saat Lintang melihat tangannya, ia terbelalak kaget melihat infus itu sudah terlepas. Abangnya ini cukup pintar, pikir Lintang.

"Oke sudah selesai" ujar Lintang.

"Lintang mau kasi abang hadiah" ucap Lintang dengan senang.

"Apa itu?" tanya Sion.

Setelah nya Lintang mencium pipi Sion lalu tersenyum. Sion mengusak gemas surai halus Lintang.

"Oke oke, terimakasih hadiahnya" Ujar Sion sambil terkekeh, yang lain hanya menatap iri pada sion.

***

Saat ini Lintang berada dalam perjalanan pulang menuju mansion tentunya, jika kalian pikir Lintang duduk sendiri disalah satu bangku, itu salah. William tentu tak memperbolehkan Lintang duduk sendiri.

Mobil yang Lintang naiki menasuki gerbang tinggi mansion, dapat ia lihat beberapa orang berbadan besar menyambut mereka, bodyguard.

Aldrich berjalan dengan langkah tegap dan wajah datar menuju pintu utama mansion, jangan lupakan Lintang yang berada di gendongannya, mungkin anak itu sedikit mengantuk.

Aldrich melangkahkan kakinya ke lantai dua, tepat dimana kamar Lintang berada. Menaruh Lintang dengan hati-hati di kasur agar tak membangunkannya.

Setelah nya Aldrich mengecup sekilas dahulu Lintang lalu pergi.

Lintang membuka matanya ketika sudah merasa bahwa Aldrich sudah tak berada di sekitarnya.

Ia hanya melamun sambil melihat ke arah jendela.

"Kangen sekolah" gumam lintang.

"Alvin gimana ya?".

Ah, bisakah Lintang kembali bersekolah? Ia rindu dengan masa-masa itu. Dia akan mencoba membujuk papa dan abang-abangnya agar ia bisa kembali bersekolah.

Doakan Lintang semoga berhasil







______________________________________________

Double up •_•

Part ini selesai

Jangan lupa votenya yaa, makasi >.<

Up lagi lusa,,

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang