PART 27

4.4K 247 8
                                    

Vote?

Happy reading

***

Lintang mengetuk jari-jemarinya dimeja bosan, hampir setengah hari full ini ia hanya berdiam diri dikamar, bukan hukuman melainkan keinginannya.

Papanya bilang jika mereka sebentar lagi akan pergi, entah itu kemana. Jadi, menurutnya dengan diam saja dikamar adalah satu ide yang bagus.

Brak!

Pintu kamarnya terbuka dengan kasar, Aldrich menghampirinya dengan tergesa, "Lintang Ikut Abang, segera pergi dari sini!" Titahnya tak terbantahkan.

Lintang yang tak mengerti keadaan hanya terdiam, "Cepat!" Ujar Aldrich.

Mereka keluar dari kamar, lalu menuju lift. Lintang menyeritkan dahinya bingung kala menyadari mansion tampak sepi, seperti semua penjaga dan maid telah dipindahkan.

Akhirnya dengan tergesa, mereka meninggalkan mansion megah tersebut. Menaiki mobil mewah yang sudah Standby didepan pintu utama. Lalu mobil melaju dengan cepat bak kesetanan.

Hingga terdengar...

Duarrr!

Saat setelah mobil sudah berjarak sedikit lebih jauh dari mansion, Ledakan besar terjadi.

Lintang reflek menoleh kebelakang, melihat mansion megah mereka telah runtuh seketika, hancur tak berbentuk.

"Abang, ini kenapa?" Tanyanya bingung.

Aldrich menoleh kearah sang adik, "Nanti jika sudah sampai, turuti semua kata papa dan Abang yang lain" balas Aldrich.

"Jika sudah aman abang jelaskan" Lanjutnya.

Lintang yang tak mendapat jawaban jelas pun hanya menatap Aldrich dengan polosnya, "Aku ga ngerti" ujarnya.

Aldrich tanpa mau menjelaskan lebih justru menambah laju kendaraannya.

***

"Bodoh! Bagaimana kau bisa meninggalkan dia sendirian disana?!" William yang tengah dikuasai Amarah mengumpati orang didepannya habis-habisan.

Daniel dengan wajah datarnya berkata, "Jika sampai Adikku tak selamat, nyawamu menjadi jaminan" ucapnya dengan dingin.

Saat ini mereka tengah berada dibandara pribadi, terlihat semua Kakak lintang beserta William hadir disana. Tepat pada hari ini mereka akan terbang ke Amerika Serikat, negara asal mereka.

Mereka mengalihkan atensi masing-masing sepenuhnya terhadap mobil mewah milik Aldrich yang sudah tiba.

Aldrich keluar dari sana dan langsung menggendong sang adik agar ikut serta untuk keluar.

"Sekarang cepatlah masuk ke pesawat!" Ujar Aldrich.

Mereka yang dipimpin oleh William dengan segera memasuki pesawat pribadi milik William yang siap membawa semua orang pergi dari situ.

Jangan lupakan bahwa lintang belum mendapat kejelasan dengan apa yang terjadi sekarang.

***

"Papa! kita mau kemana?" Tanya lintang dengan wajah polosnya.

"Kita akan pergi" jawab William seadanya.

Lintang rasanya ingin menangis saja, Semua orang hanya menjawab hal yang ketika ia bertanya, "Aku mau tidur pa~" ujarnya mengalihkan pembicaraan.

William tanpa berkata langsung menggendong bungsunya menuju salah satu kamar yang ada dalam pesawat tersebut.

"Tidur disini" Kata Wiliam seraya ia menaruh dengan perlahan lintang diatas kasur.

Senyum tipis terbentuk dibibirnya kala melihat lintang yang sudah tertidur pulas, "Ouh, Sweet dreams bear" Ujarnya.

______________________________________________

Sorry for Late up...

.

.

.

-Ky

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang