PART 32

4.1K 266 6
                                    


Happy reading 💚

***

Di pagi yang cerah, dengan suhu yang lumayan hangat untuk daerah Amerika Tengah.

Para pria bermarga Smith tengah melakukan olahraga paginya, terkecuali bocah tengil dengan tubuh magernya yang malas beraktivitas.

Lintang memutuskan untuk melihat-lihat saja apa yang dilakukan Kakaknya juga beberapa orang lainnya yang ikut serta berolahraga.

Setelah berjalan dengan melewati beberapa lorong rumit, sampailah ia ditempat yang dituju. Ruangan yang berisikan alat-alat berat yang biasa digunakan untuk gym dengan dinding yang hanya berlapis kaca hingga View diluar ruangan dapat terlihat.

Sementara itu, diluar ruangan terdapat satu lapangan basket yang sekarang digunakan beberapa orang yaitu Allaric, Aldrich, Axel dan Graviel. Daniel juga sang papa sedang menggunakan alat bertanya untuk olahraga.

"Males jalan sebenernya" gumam lintang.

Lintang berjalan menuju halaman dengan tersedianya lapangan basket, ia lebih tertarik untuk melihat kakaknya bermain basket dibanding melihat kakak tertua beserta papa dan Daddy yang sibuk dengan barbel.

'Duk'

Saat hendak berjalan lebih jauh, sebuah bila basket mendarat tepat diujung sepatu yang ia kenakan, membuat atensi lintang tertuju pada bila berwarna oranye tersebut.

"Lempar kesini lintang!" Teriak Aldrich dari lapangan basket, ia cukup malas untuk mengambil bola yanga ada dihadapan lintang.

Lintang menatap bola itu sebentar, mengambilnya lalu melakukan dribbling sebentar dengan memantulkan bola beberapa kali kelantai yang ia pijak dan setelahnya melakukan pose shotting dengan meletakkan bola tepat didepan dadanya. Mata bulatnya tertuju pada ring basket yang terletak jauh didepannya. kemudian ia mendorong bola seraya melompat sedikit agar bola sampai ditujuan.

Slashh

Duk

Raut bangga terlihat jelas di wajahnya saat bola berhasil memasuki ring. Pria bermarga Smith lainnya terlihat menampilkan raut wajah terkejut sekaligus heran. Lintang dengan tinggi badan yang terbilang pendek berhasil memasukkan bola basket tersebut dari jarak yang lumayan jauh! Itu menakjubkan!.

Mereka bertepuk tangan untuk mengapresiasi hal yang dilakukan lintang barusan, tak terkecuali mereka yang berada didalam ruangan yang menyaksikan pula apa yang terjadi.

Lintang menatap kedua telapak tangannya, "Gak berubah ternyata, masih sama" gumamnya bangga.

Dirinya pun kembali melangkah menuju lapangan basket, lalu duduk dibangku panjang yang tersedia, ia terlalu malas untuk bergabung bersama yang lainnya.

"Darimana kamu belajar Shotting jarak jauh lintang? Menakjubkan sekali" Tanya Aldrich sekaligus memuji sang adik.

Lintang yang ditanya langsung merubah wajahnya dengan raut yang tengil, "Bisalah, kan aku keren!" Ujarnya bangga.

Aldrich langsung menatap Sibungsu dengan malas, "Ayo bergabung, kita lihat siapa yang lebih keren" Tantang Aldrich.

"Gak asik, kalian tinggi semua" Ucap lintang.

"Itu bukan masalah, kau takut kan?" Tanya Aldrich dengan raut meledek.

"Oke! Aku mau" Final lintang.

***

Lintang merebahkan dirinya dengan asal, masih ditempat yang sama yaitu lapangan basket yang kini tergeletak lintang yang tengah mengatur nafasnya.

"Kita yang keren disini, bukan lintang" Ujar Allaric meledek.

Lintang menatap sinis Aldrich. Ia sudah menduga ini, para Kakaknya terutama Aldrich tak mungkin jika tak meledeknya.

"YAK! INI CUMA GA ADIL!" Teriak lintang kesal.

"Oke oke"

William tampak berjalan menuju lapangan basket. "Lintang, masuk dan bersihkan dirimu! Matahari mulai naik" Ujar William.

"Maless paa, maless jalann~" Rengek lintang.

Axel dengan berbaik hati berjongkok didepan adiknya, membuat lintang menautkan alisnya bingung, "Ngapain bang El?" Tanya lintang.

Aldrich menatap lintang jengah, "Itu di suruh naik lintang" ujarnya sambil tersenyum lebar yang menahan emosi.

"Owh" Lintang yang malas berbicara hanya menanggapi singkat ucapan Abang keduanya membuat Aldrich naik pitam.

Lintang yang melihat tanda-tanda berbahaya dengan cepat naik ke punggung Axel, "Run Abang! Run!" Pekiknya.

Aldrich melakukan ancang-ancang hendak mengejar, "Sial—

"Bahasamu Al" tegur William tajam.

"Sorry pa"

______________________________________________

Last update yaa..

Minggu depan gtau bisa up atau engga, soalnya aing sibuk ujian..

Kalo sempet up ko ges..

See you..

.
.
.
.

-Ky

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang