PART 10

8.1K 325 1
                                    


Typo? Tandain

Happy reading

***

Kali ini makan malam berjalan dengan tenang, tak ada satupun yang membuka suara karna itu memang sudah peraturan keluarga Smith jika dalam tata krama.

Seperti biasa sesudah makan malam berlangsung, semuanya akan menyempatkan diri untuk berkumpul bersama yang lain di ruang tengah.

Lintang sedari tadi hanya diam, ia pikir semua abangnya masih marah dengan dirinya perkara ia meminta izin untuk sekolah. Begitupun sebaliknya, Abang-Abangnya juga hanya diam sedari tadi.

Semua orang sedang fokus dengan laptop dan tablet masing-masing, seperti menghiraukan sosok kecil yang hanya berdiam diri menatap anggota keluarganya.

"Lintang" panggil sang kepala keluarga.

Lintang mengalihkan perhatiannya pada sang papa, tapi saat menatap wajah papanya ia menudukan kepala, ia juga bisa merasakan atensi semua orang yang tertuju padanya.

"Kenapa menunduk?" tanya nya lagi.

"P-apa marah" cicit Lintang.

William terkekeh lalu bertanya kembali.  "Apa yang lintang mau tadi sore?" tanya William.

"Tatap mata lawan bicara mu Lintang" Tegas Daniel.

Lintang melengkung kan bibirnya kebawah, matanya yang sudah berkaca-kaca siap menumpahkan bulir-bulir Air matanya yang sudah tertahan dari tadi.  "Papa~"

"Kemari" ucap willian seraya membuka lebar tangannya.

"Hikss hikss papaa"

William tidak berkata apapun, melainkan hanya memeluk dan menepuk-nepuk pelan punggung sempit putra bungsunya. Di rasa sudah sedikit tenang, William kembali berbicara.

"Lintang ingin sekolah?"

Lintang yang di tanya pun dengan cepat merespon menggelengkan kepala nya. Rambut nya yang bergerak kesana kemari menambah kesan menggemaskan.

"Kenapa?"

"Abang.... Marah"

William sedikit tertawa mendengar jawaban putra bungsunya.

"Lintang papa perbolehkan sekolah tapi harus menuruti kemauan papa, bagaimana?" Tawar William.

Lihatlah sekarang, wajahnya yang masih tersisa jejak air mata dengan hidung nya yang berwarna merah membuat raut wajah yang seolah-olah sedang berfikir walaupun memang benar berfikir.

"Lintang mauuu" ujarnya bersemangat.

"Oke kalau begitu sekarng tidurlah, bayi tidak boleh tidur larut malam" ujar William di sertai kekehan.

"Bukan bayi papa~"

Semua yang ada di ruangan itu pun tersenyum melihat tingkah menggemaskan Lintang.

William mengode maid yang tidak terlalu jauh dari mereka duduk untuk membuatkan lintang susu.

Selang beberapa saat maid tersebut datang dengan membawa sebotol susu yang berada di dot. Dengan sopan, maid tersebut memberikan botol dotnya kepada William.

Setelah menerima botol dotnya, William mengisyaratkan sang maid untuk meninggalkan ruangan. Tangan William terulur untuk menyodorkan botol dotnya di depan bibir kecil lintang yang sedikit terbuka ketika tertidur.

Karna lintang yang sudah setengah tertidur dan enggan membuka mata, Ia langsung menerima apa yang di sodorkan papanya.

Siapa sangka setelahnya Lintang justru dengan semangat menyesap dotnya. Seperti tidak membiarkan yang lain mencicipi nya, walaupun memang tidak akan terjadi.

William memberikan kecupan selamat tidur di dahi lintang.

"sweet dreams, bayi"

.

.

.

______________________________________________


Part ini selesai



.

.

.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang