PART 09

8.5K 334 0
                                    


Vote?

Happy reading

***

William saat ini tengah berada di ruang kantor pribadinya. Menatap satu persatu Anak-anaknya tangan udah berkumpul dengan lintang terkecuali.

"Apa kalian tau suatu hal?" tanya William

"Tidak" jawab semuanya.

"Saat ini kita tengah diintai, lebih tepatnya Lintang" ujar William.

"Aku tau, saat baru saja aku mau memasuki Rumah sakit, bukan kah ada pria mencurigakan?"

"Kau benar Axel" jawab William.

"Mungkin sudah ada yang mengetahui bahwa Lintang adalah permata keluarga Smith" jelas Daniel.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya Aric.

"Jangan sampai kita meninggalkan Lintang barang sedetikpun......

dan sekarang kita meninggalkannya" Ujar Aldrich.

"Aku bar—

Ucapannya terpotong kala Handphone William berbunyi, William melihat siapa yang menelfon nya saat ini, dan itu ray.

"Maaf tuan mengganggu waktunya"

"Katakan"

"Tuan muda lintang menangis ingin bertemu dengan anda tuan"

"Tena—

"Hikss om mau papa, lintang mau papaa hiks"

"PAPA, MAU PAPA!!"

"tunggu sebentar tuan muda, jangan menangis dulu ya?"

"Tunggu di sana"

Setelahnya sambungan di putus sepihak oleh William, ia bergegas beranjak dari duduknya, berjalan menuju lantai bawah diikuti yang lain.

William mengendarai mobil sport nya dengan kecepatan penuh, tak memperdulikan pengendara sekitar, hanya satu yang ia ingat "jangan biarkan lintang terlalu sering menangis, itu bisa membuat nya sesak".

Tak membutuhkan waktu lama, mobil dengan harga fantasi itu tiba di mansion megah miliknya sendiri.

Dengan langkah tergesa-gesa ia memasuki mansion, bahkan dari jauh William sudah bisa mendengar suara tangis Lintang.

"Lintang papa di sini sayang"

"Papaa hiks"

"Cup cup cup, jangan menangis baby boy, Lintang mau apa hm?"

"Papa, lintang mau papa"

Akibat menangis terlalu lama, kini suhu tubuh Lintang kembali meningkat, demam kembali menerjang tubuhnya. Tubuh di gendongan William itu juga sangat lemas.

Tak lama dari itu, para abang-abang lintang berdatangan, mereka juga cemas dengan keadaan Lintang.

Saat mereka masuk sudah di suguhi pemandangan indah, dimana William dengan setelan jas-nya menggendong Lintang seraya menimang-nimang anak tersebut keliling ruangan.

"Aldrich ambilkan penurun demam serta sweater baru dan selimut, demamnya meningkat" ucap William.

"Hiks hiks"

"Cup cup, jangan menangis oke?"

"Lintang ingin sesuatu?" Tanya Daniel.

Bocah itu mengangguk.

"Mau apa hm?" Tanya Daniel kembali.

William berjalan ke arah sofa lalu duduk di sebelah Daniel agar memudahkan Daniel serta Lintang berbicara.

"Lintang mau sekolah" cicit Lintang.

"...... "

Keheningan melanda ruangan tersebut, baik Lintang maupun yang lain terdiam. Apakah Lintang salah berbicara? Kenapa mendadak aura di sekitarnya tidak mengenakkan. Dan saat itu juga Aldrich datang dengan selimut, sweater dan penurun panas. Abangnya satu ini sangat menyelamatkan.

William membalik tubuh Lintang hingga kini berhadapan Langsung pada Aldrich, dengan  telaten Aldrich memakaikan sweater, serta penurun panasnya yang di tempel di dahi.

Aldrich mendudukkan dirinya sendiri disebelah William. Ia juga merasa aneh dengan sekitarnya, dapat ia rasakan aura berbeda dari saudaranya.

"Kenapa dengan kalian semua?" tanya Aldrich

"...... "

Tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan, bisa ia simpulkan, saat dirinya tak ada terjadi suatu hal.






—————————————————————

Part ini selesai.

Jangan lupa votenya, maksi.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang