PART 20

6.4K 276 0
                                    


VOTE!?

HAPPY READING

***

Terlihat mobil mewah milik keluarga Smith tengah melaju di jalanan, mobil dengan harga fantastis itu berisikan Seorang pria dengan wajah menawan walau sudah berkepala Empat. dan tak lupa putra bungsu kesayangannya yang menyender lemas didada bidang William.

Tubuh lintang memang masih sangatlah lemas Entah ketika sampai di mansion nanti, tapi Bungsu Smith yang satu itu tak ada henti-hentinya meminta pulang, ingatlah sesuatu bahwa lintang dan rumah sakit adalah musuh besar.

Alhasil sekarang ini mereka tengah berada diperjalanan pulang.

***

Mobil Bugatti la voiture noire Memasuki pekarangan Mansion Smith. para penjaga dengan sigap membuka pintu mobil fantastis tersebut setelah sampai dihalaman Mansion.

Terlihat William yang melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu utama mansion dengan lintang yang berada digendongannya.

William menolehkan kepalanya pada Si bungsu "Lintang ingin disini atau kekamar langsung hm?" Tanya William.

"Kamar saja papa" Lirih lintang.

"Baiklah".

***

Ting!

Pintu lift terbuka, menampakkan William dengan balutan jas mahalnya dan bayinya yang berada digendongannya.

Kriet!

Pintu berwarna putih terbuka, menampilkan sebuah kamar dengan dekorasi biru laut, dengan berbagai makhluk laut yang dilukis didinding.

kamar tersebut ialah milik Lintang tentu saja.

William menaruh perlahan Lintang diatas kasur kingsize, ia terkekeh sejenak, mengingat bagaimana bungsunya merengek ingin pulang dan yang tentu ia kabulkan.

Tangan kekar William Dibawa untuk mengelus perlahan Surai coklat madu milik sibungsu yang benar-benar halus. mata lintang makin memejam, perlahan memasuki alam mimpi.

***

pukul tiga sore, Lintang perlahan membuka kedua bola matanya, menampakkan netra biru Velvet miliknya. matanya mengerjab perlahan melihat sekelilingnya yang nampak berbeda, ternyata ia sudah berada dikamar miliknya bukan dirumah sakit.

Tubuh kecilnya perlahan turun dari kasur yang ia tempati, ruangannya terasa sepi walau memang setiap saat sepi ketika ia tidur.

Kaki mungilnya menyentuh lantai marmer yang dingin, netra biru Velvetnya melihat sebuah sandal berbulu berbentuk hiu, dan dengan segera mengenakannya.

Perlahan melangkahkan kaki mungilnya menuju pintu kamar berwarna putih, membuka Knock pintu lalu keluar.

Dua penjaga yang berjaga diluar kamar Lintang terperanjat kaget melihat tuan muda kecil mereka yang sudah bangun.

"Tuan kecil ingin sesuatu?" tanya penjaga dengan ramah.

Lintang diam sesaat, "Semua orang dimana?"

"Tuan muda Daniel sedang dalam perjalanan, Tuan kecil" jawab penjaga.

"Aku mau kebawah boleh paman?" Lintang bertanya dengan hati-hati.

"Tentu tuan kecil, mari saya antarkan" Ajak sang penjaga.

Penjaga pribadi bernama Zay tersebut melangkah menuju lift dan tak lupa ada lintang didekatnya.

Ting!

Pintu lift terbuka menampilkan Lintang dengan tubuh mungilnya dan Zay, mereka berjalan menuju dapur, dan berhenti melangkah ketika satu suara yang menginstrupsi keduanya.

"Siapa Anak itu Zay?" tanya seseorang dengan nada datar dan wajahnya yang kelewat dingin.

Zay menolehkan kepalanya dengan patah-patah, ia tak tuli untuk mengenali suara tersebut, "D-dia adalah tuan muda Lintang, tuan besar" ucap Zay dengan gugup, bahkan keringat sudah membanjiri wajahnya.

Lintang mengerutkan dahinya Pria paruh baya dengan wajah dingin, dia sangat mirip dengan papanya dan kakak sulung serta Aldrich.

"Dia? jadi kau putra angkat anakku?" ucap pria paruh baya bernama Jevan Emillio Smith.

"Em, I-iya, Lintang anak papa!" Seru lintang diakhir.

"Dari mana Will bisa mendapatkan anak menggemaskan sepertimu?" gumam Jevan.

"panggil Aku Grandpa lintang" pinta Jevan.

"Grandpa? Aku punya Grandpa!" Serunya senang.

"Lintang ingin kemana? biar kakek Antarkan" Ucap Jevan yang tiba-tiba langsung menjadi ramah.

"Lintang haus Grandpa, mau minum" ujarnya.

"Baiklah, Dan Zay pergilah bertugas kembali" Nada bicara Jevan langsung berubah ketika berbicara dengan pengawal pribadi Lintang tersebut.

"A-ah baik Tuan Besar, Saya ijin mengundurkan diri, permisi"

Dengan segera Zay mengundurkan diri dari hadapan tuan besarnya tersebut, Ia sangat bersyukur nyawanya masih selamat ketika berhadapan dengan pria paruh baya tersebut.

"Aku selamat" Batin Zay.

______________________________________________

Up lagi, tinggalkan jejaknya yaa.


.
.
.
.
.
.
.

LINTANG ANGKASA ‹SMITH›Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang