Chapter 1

221 6 2
                                    

"capek banget yaampun cari kerja kesana kemari nggak ada yang nerima gue! Segitu nggak berguna nya kah gue buat dijadiin tenaga kerja? Ternyata lulusan terbaik dari Universitas Negeri sekali pun nggak menjamin seseorang mudah dapat kerja. Apa karena gue nggak punya orang dalam? Ah gatau deh! Huaaa gue mau nikah aja!"

Sepulang walk-in interview, gue cari tempat buat ngoceh sendiri. Katanya sih di tempat ini emang favorit nya orang-orang yang lagi banyak pikiran. Makanya gue coba kesana. Bukan cuma pemandangannya yang indah, tapi disini juga sejuk.

Tiba-tiba ada seorang cowok yang duduk di kursi yang ada di seberang kanan gue. Kalau dari pinggir sih dia ganteng. Tapi penampilannya kusut. Jas nya dia tenteng, dasi nya udah nggak karuan. Kaya orang yang lagi banyak banget masalah.

Kringkring. Bukan suara hp gue yang bunyi. Tapi suara hp cowok itu.

Dia angkat telponnya "ada apalagi?! Kan gue udah bilang, nggak mudah buat cari orangnya! Apalagi buat bantu handle perusahaan ke depannya! Dia harus ngerti soal bisnis juga dong? Tapi kalau gue nggak bisa nemuin orangnya, gue bakal kehilangan semuanya"

"jangan bilang kalau dia itu HRD yang lagi cari orang yang ngerti tentang bisnis buat di perusahaannya? Lah kebetulan banget gue lulusan Administrasi Bisnis! Emang ya rezeki tuh nggak kemana! Doa gue langsung dijawab gitu aja. Apa gue kasih CV gue ke dia aja ya?" batin gue.

Setelah cowok itu selesai bicara di telpon. Gue coba samperin dia. Tujuan gue ya cuma mau kasih CV aja. Siapa tahu kan gue tiba-tiba di rekrut.

"p-permisi, Pak.."

"saya?"

"iya"

"ada apa ya?"

"tadi saya nggak sengaja denger pembicaraan Bapak di telpon, apa benar lagi cari seseorang yang ngerti soal bisnis? Kebetulan saya lulusan Administrasi Bisnis"

"maksud kamu apa ya? Saya nggak ngerti"

"bukannya Bapak lagi butuh karyawan? Kalau iya, saya mau coba lamar"

"ngelamar ke saya?"

"iya"

"kamu salah orang kayanya"

"tapi Pak, coba liat dulu CV saya, dulu saya pernah magang juga pas kuliah kok"

"sorry" dia tiba-tiba berdiri dan berusaha menghindar.

"please Pak, ini CV saya, lihat dulu aja, atau nggak simpen aja dulu CV saya, nanti bisa kabarin saya kalau Bapak tertarik" gue sambil kasihin map yang isinya CV itu.

"......" dia nggak jawab apapun. Dia langsung pergi.

"makasih Pak, ditunggu jawabannya" teriak gue.

"cikhhh semudah itu kasih CV ke orang yang nggak dikenal? Apa dia nggak takut sama sekali?" batin nya.

-------

Dua hari kemudian.

Kringkring.

"siapa sih yang telpon pagi-pagi gini?" pas gue lihat ternyata nomor itu nggak dikenal.

"halo"

"apa benar ini dengan Yunara Shizennia?"

"iya benar, dengan siapa?"

"saya Jeffreyaksa Jung dari perusahaan Jamsung, apa kamu bisa datang ke perusahaan saya jam 11 siang hari ini?"

"s-saya? Maaf sebelumnya, saya nggak pernah melamar pekerjaan ke perusahaan Jamsung, mungkin anda salah orang?"

"apa kamu lupa? Bukannya kamu yang kasih CV itu ke saya waktu di taman?"

" ahhh itu? Ja-jadi saya diterima Pak?"

"pokoknya kamu datang ke perusahaan saya dulu, ada yang mau saya bicarakan"

"iya Pak, saya akan kesana, terima kasih"

Tuttt. Begitulah percakapan berakhir. Gue nggak habis pikir, kenapa bisa-bisa nya gue hoki banget. Apa ini namanya modal nekat? Kalau aja gue waktu itu nggak kasihin CV gue ke dia. Nggak akan mungkin gue dipanggil hari ini.

-------

Akhirnya gue sampai di depan perusahaan Jamsung itu. Kalau dari yang gue baca di internet, perusahaan ini ternyata perusahaan Korea. Dan cabangnya cuma ada di Kota ini.

"Jamsung! Wish me luck!" dengan semangat gue melangkahkan kaki untuk masuk ke perusahaan itu.

"permisi Mba, saya Yuna, saya ingin bertemu Pak Jeffreyaksa Jung"

"maaf sebelumnya, apa sudah ada janji?"

"iya, saya dapat telpon tadi pagi"

"ditunggu sebentar ya, saya konfirmasikan dulu"

"iya Mba"

Sembari Resepsionis itu mengkonfirmasi, gue lirik kanan-kiri dan ternyata perusahaan ini cukup besar. Interior nya bikin orang betah buat kerja disini. Kalau gue keterima, gue pasti bakal pamerin di sosmed. Ya gimana ya habisnya temen-temen gue juga pada pamer kalau mereka udah kerja duluan.

"Mba Yuna, silahkan langsung saja ke lantai 7, nanti ada ruangan Manager Umum masuk saja"

"oke Mba, terima kasih"

"Manager Umum? Kok bukannya disuruh ke HRD dulu sih?" batin gue.

Setibanya di lantai 7, gue merasa ada yang aneh. Karena di lantai ini cuma ada tiga ruangan. Ruangan Manager Umum, Asisstant Manager, dan ruang meeting. Dan bahkan sampai saat inipun gue belum tahu apa posisi yang ditawarin. Yang gue tahu, cuma berkaitan sama bisnis.

"aduh gue ini nggak akan di apa-apain kan ya? Ah bodo amat, gue masuk aja dulu"

Toktok.

"masuk" katanya.

"permisi Pak, saya Yunara Shizennia"

Dia yang tadinya membelakangi gue, langsung berbalik setelah denger nama gue "duduk"

"jadi ternyata Pak Jeff itu Manager Umum? Gue kira dia HRD? Terus apa gunanya gue kasih CV ke dia waktu itu? Dan maksud dia manggil gue buat apa?" batin gue.

Sedetik..dua detik..tiga detik. Dia cuma lihatin gue dari atas sampai bawah tanpa sepatah kata.

"jangan-jangan dia cowok mesum?!" batin gue.

"oke!"

"maaf Pak sebelumnya, sebenernya saya disuruh kesini untuk wawancara atau—"

Omongan gue yang belum selesai itu langsung dia potong "sebenernya saya suruh kamu kesini karena saya mau menawarkan sesuatu"

"menawarkan apa ya Pak?"

"jadi Istri saya"

bersambung...

JUST AN AGREEMENT | JAEHYUN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang