Chapter 5

71 3 0
                                    

Semua berjalan dengan sempurna. Segala yang gue dan Kak Jeff rencanakan nggak sia-sia. Kedua belah pihak keluarga sudah setuju sama pernikahan kita. Sampai akhirnya hari ini kita bisa menikah.

"Kak, kaki saya pegel" kata gue yang kelelahan di atas pelaminan.

"sama saya juga, tahan sebentar lagi"

Gimana nggak capek? Tamu undangan yang datang cukup banyak. Terutama dari perusahaan Jamsung. Jadi gue susah cari kesempatan buat duduk.

Temen-temen kuliah gue pada datang. Jangan ditanya lagi mereka sekaget apa. Jelas mereka kaget sama kabar gue yang tiba-tiba nikah padahal belum punya kerja tapi malah nikah sama konglomerat.

Acara pernikahan yang berlangsung selama beberapa jam itu akhirnya selesai. Setelah semua keluarga inti berkumpul, gue dan Kak Jeff langsung berpamitan untuk ke Korea. Kita sengaja langsung pergi setelah acara karena menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bisa bikin kita ketahuan kalau kita cuma pura-pura.

"semuanya, saya mohon izin untuk pindah ke Korea, dan saya juga mohon izin untuk membawa Istri saya ke Korea"

"Jeff, Ayah cuma minta satu sama kamu, jagain Istri kamu dengan baik disana, ingatlah kalian akan tinggal di Negara asing dalam waktu yang cukup lama, Ayah juga titip salam untuk Kakek kamu disana"

Kak Jeff tiba-tiba langsung memeluk Ayahnya. Pelukan itu cukup lama.

"saya juga titip anak saya ya, Nak Jeff, tolong jaga dia baik-baik, semoga kamu bisa membahagiakan Yuna lebih dari orang tuanya" kata Ayah sambil memeluk Kak Jeff.

"Ayah, Ibu, Kakak... Yuna pamit ya" gue peluk mereka dengan sangat erat.

Gue berusaha buat nggak nangis. Karena kalau gue nangis, mereka pasti semakin berat buat ngelepasin gue. Korea-Indonesia memang bisa di tempuh oleh pesawat terbang dengan mudah. Tapi nggak menutup kemungkinan kalau kita nggak akan bertemu dalam waktu yang cukup lama. Mungkin enam bulan sekali? Atau bahkan satu tahun sekali? Belum lagi gue dan Kak Jeff sibuk kuliah dan bekerja.

-------

Sepanjang perjalanan menuju Bandara, perasaan gue nggak karuan. Ada senang, ada sedih, ada kesal. Gue senang karena akhirnya gue bisa ke Korea dan kuliah di Korea. Gue sedih karena harus berpisah sama keluarga gue. Dan gue kesal karena pernikahan ini terjadi bukan atas dasar cinta, tapi kepentingan satu sama lain. Padahal gue selalu memimpikan suatu hari nanti gue bisa nikah sama orang yang gue inginkan.

Karena terbawa suasana, tanpa sadar gue meneteskan air mata. Kak Jeff yang ada di sebelah gue mulai menyadari kalau gue nangis "are you okay?"

"hmm"

"kenapa?"

"nggak tahu, pengin nangis aja"

Tiba-tiba Kak Jeff meluk gue "nangis aja, biar lega, saya tahu ini pasti berat buat kamu"

Gue semakin nangis sesegukan. Mungkin ada 15 menit gue nangis di pelukannya Kak Jeff.

"sebentar lagi kita sampai Bandara, hapus dulu air matanya"

Gue cuma ngangguk. Gue nggak bisa ngomong sama sekali. Karena rasa sesak di dada setelah nangis itu masih belum hilang.

"sini coba saya lihat" dia menangkup wajah gue dan langsung mengusapkan sapu tangannya di wajah gue.

"mata kamu bengkak, ini pakai kacamata"

"nanti Kak Jeff gimana?"

"itu punya kamu, saya sengaja beli couple"

"mereknya Prad*, pasti mahal?"

"kamu lupa? Saya kan banyak uang"

Omongannya yang ngasal itu berhasil bikin gue sedikit tertawa.

"akhirnya ketawa lagi, saya takut banget ditanyain petugas Bandara kenapa bikin nangis anak orang"

"isshhh, bisa bercanda juga ya!" gue cubit perutnya.

"aaakhhh"

"eh sorry-sorry!"

"udah berani ya sekarang sama saya?"

"ng-gak!"

"emang susah ya hidup jadi orang ganteng, pasti bikin orang terpesona terus"

"sssttt berisik, bentar lagi turun!"

--------

Di Pesawat

Kita duduk di kelas bisnis. Ini pertama kalinya bagi gue. Tempat duduknya nyaman dan luas. Dan pastinya gue bisa dipakai buat rebahan. Badan gue udah remuk banget karena habis berdiri berjam-jam tadi di pelaminan.

"permisi, apakah ada request untuk makanannya? Western food atau Korean food?" tanya Pramugari itu.

"kalau saya Western food, kalau Istri saya..."

"saya Western food juga"

"baik kalau begitu"

"kok canggung banget ya pas dia bilang 'istri saya'?! Terus nanti kalau udah sampai di rumah bakal gimana? Pasti Kak Jeff sediain dua kamar dong? Tapi kan dalam perjanjian nggak dijelasin! Tapi nggak mungkin sih dia bakal ngapa-ngapain gue!" batin gue.

Jeffreyaksa POV

"kok rasanya aneh ya pas bilang dia 'Istri' "

"jadi gue beneran udah nikah?"

"terus gue jadi Suami, gitu?"

"terus gue serumah sama dia? Atau sekamar?"

"astaga Jeff!!! Lo mikir apaan sih? Ini kan cuma pura-pura! Jangan sampai lo beneran baper!"

Jeffreyaksa POV End.

-------

Setelah kurang lebih 7 jam perjalanan kita di pesawat, akhirnya kita sampai Korea. Negara impian gue sejak gue masih SMP. Rasa sedih gue mulai hilang, karena takjub dan masih nggak nyangka kalau gue bisa menginjakan kaki di Korea.

"aaaaaa akhirnya bisa satu udara sama oppa-oppa gue!"

"nggak usah lebay"

"sirik aja!"

"nggak sadar apa? Saya juga keturunan Korea"

"tapi kan bukan idol!"

"saya juga bisa nyanyi"

"masa?"

"heem, mau saya nyanyiin setiap sebelum tidur?"

"NGGAK!"

"hahaha"

-------

JUST AN AGREEMENT | JAEHYUN✓Where stories live. Discover now