Chapter 2

96 6 0
                                    

"jadi Istri saya"

Gue kaget sekaget-kagetnya. "maksud Bapak apa ya? Saya bukan cewek yang seperti itu! Disini saya butuh pekerjaan! Bukan untuk jadi Istri anda"

"jangan salah paham dulu"

"maaf Pak, tapi saya nggak berminat"

"saya yakin kamu nggak akan nolak, karena disini saya nawarin kamu simbiosis mutualisme"

"maksudnya?"

"jadi gini... saya butuh bantuan kamu demi mendapatkan jabatan yang saya mau, dan kamu butuh uang dan pekerjaan kan? Jadi saya akan bayar kamu setiap bulannya, dengan syarat kamu harus nikah sama saya"

"anda gila ya? Pernikahan itu sakral! Bukan untuk main-main"

"kita nikah sebatas formalitas aja, sebenernya saya cuma butuh kerjasama kamu"

"emang yang anda dapatkan apa? Sampai-sampai syaratnya harus menikah?"

"saya akan kasih tahu alasannya, tapi kamu harus jaga rahasia ini"

"o-oke!"

"saya itu cucu laki-laki satu-satunya di keluarga ini. Kakek saya adalah pemilik Jamsung yang ada di Korea dan Indonesia. Jamsung yang ada di Indonesia ini yang pimpin adalah Ayah saya dan Paman saya. Jadi kalau saya mau jadi pimpinan dan mewarisi Jamsung Korea, saya dikasih syarat dalam waktu dua bulan ini harus menikahi seseorang yang tahu tentang bisnis, karena bagaimanapun akan jadi Istri saya yang nantinya ikut menghandle perusahaan"

"rupanya anda gila harta!"

"ya benar! Karena saya nggak mau kalau perusahaan itu jatuh ke sepupu saya, di keluarga ini cuma ada tiga cucu, dan mereka berdua perempuan"

"apa salahnya kalau mereka perempuan?"

"jangan ganti topik, jadi bagimana?"

"apa gue terima aja ya? Mana dari dulu impian gue itu pengin kuliah S2 di Korea, kan lumayan gue bisa ke Korea secara gratis" batin gue.

"saya bakal setuju kalau anda juga setuju dengan syarat saya!"

"oke! Apa itu?"

"tadi kata anda, saya dapet uang bulanan kan? Gimana kalau anda bayarin juga uang kuliah S2 saya di Korea sampai lulus, dan satu lagi... kasih saya lima persen saham Jamsung Korea"

"kalau masalah uang bulanan berapapun itu saya nggak masalah, dan bayarin kamu kuliah pun nggak masalah, tapi kamu juga minta saham? Saya nggak setuju!"

"lima persen itu nggak sebanding sama anda yang bisa dapetin perusahaan itu sepenuhnya! Anda kan manfaatin saya juga buat dapetin itu? Saya juga butuh jaminan dong? Kalau kita cerai nanti, status saya jadi janda, selain saya harus nanggung malu, terus nanti karir saya gimana? Mana ada yang mau nikahin saya lagi setelah jadi janda dan pengangguran?"

"jadi kamu berharap kita cerai?"

"kan tadi anda bilang pernikahan ini cuma sebatas formalitas, berarti ada jangka waktunya dong?"

"oke kalau gitu kita sepakati kontrak untuk tiga tahun, gimana? Saya rasa itu cukup untuk kamu sampai lulus kuliah"

"setuju!"

"saya buat dulu surat perjanjiannya"

"saya boleh nanya?"

"apa?"

"Pak Jeff umurnya berapa?"

"kamu takut kalau saya udah tua?"

"iya lah, nanti orang tua saya kaget kalau tiba-tiba saya nikah sama om-om"

"saya 26 tahun, orang tua kamu pasti setuju, saya juga ganteng, kamu nggak lihat?"

"emang sih dia ganteng, tapi otaknya licik, pantesan nggak ada yang mau!" batin gue.

"saya heran aja, kenapa nggak nikahin cewek yang anda inginkan? Bukannya gampang ya dapetin cewek dengan tampang yang anda punya?"

"yang mau sama saya banyak"

"lah terus?"

"tapi mereka semua matre, mereka cuma mau harta saya dan tubuh saya"

"bukannya saya juga matre barusan?"

"ya setidaknya otak kamu pintar buat saya jadikan Istri"

"itu pujian atau ejekan sih?"

"saya liat CV kamu, IPK kamu besar, kamu juga lulusan terbaik"

"nah itu, makanya saya heran kok selama ini HRD pada nolak saya"

"mungkin takdir kamu itu saya"

"cikhhh takdir apanya? Ini cuma simbiosis mutualisme!"

"ini suratnya udah jadi, kamu tinggal tandatangan di atas materai"

"udah nih"

"kita berdua sama-sama simpan dokumen ini, dan pastikan jangan sampai ada orang lain yang tahu soal ini"

"tenang aja, saya bakal simpan di rumah baik-baik"

"di rumah? Nggak! Sebaiknya kamu simpan di deposit box di bank"

"tapi kan ini bukan sertifikat aset atau emas batangan, ribet amat sih"

"tapi itu dokumen penting, hidup saya dipertaruhkan disana! Kamu tenang aja, deposit box itu saya yang bayar, anggap aja ini DP"

"anda peka juga"

"untuk kelanjutan perjanjian ini tunggu intruksi saya, dan ingat, jangan sampai ada yang tahu!"

"satu lagi... pastikan kamu lolos seleksi untuk kuliah di Korea kalau kamu mau saya yang nanggung biaya nya" tegasnya lagi.

-------

Sepanjang perjalanan pulang, gue kepikiran soal apa yang baru aja gue lakuin hari ini.

"sebenernya gue salah gak sih ambil keputusan ini?"

"mana gue nggak bisa cerita ke siapapun"

"bisa-bisanya gue jual status pernikahan gue demi dapetin uang dan demi kuliah di Korea?"

"ya sebenernya nggak rugi-rugi amat, dia ganteng, dia biayain kuliah S2 gue, dia kasih gue uang bulanan, dia juga kasih saham buat gue"

"tapi kalau kontrak itu berakhir, nasib gue gimana? Perasaan orang tua gue gimana?"

"aaghhh! Tapi mau gimana lagi, gue udah tandatangan kontraknya!"

-------

bersambung...

JUST AN AGREEMENT | JAEHYUN✓Where stories live. Discover now