Chapter 11

54 3 10
                                    

Setelah kejadian itu, dia sama sekali nggak ingat apa yang terjadi. Dan gue juga belum kasih tahu dia yang sebenarnya. Kehidupan kita tetap berlanjut seperti biasanya.

"pagi.."

"pagi, Kak"

"kamu berangkat jam berapa?"

"saya berangkat jam 9.30"

(fyi, jam 9.30 pagi di Korea itu sama dengan jam 7.30 pagi di Indonesia)

"berarti kita nggak bisa bareng dong?"

(fyi, Kak Jeff pergi jam 9 pagi karena dia masuk kantor jam 9.30 pagi)

"iya nggak apa-apa, saya harus biasain pergi ke kampus sendiri, biar lebih kerasa vibes mahasiswanya, dan di Korea juga transportasinya gampang, udah gitu nggak macet"

"oh ya, kalau kamu bosan nunggu kelas, kamu bisa main ke kantor saya" 

"nggak ah takut ganggu"

"anggap aja ruangan saya itu ruangan kamu, jadi kamu bisa bebas disana"

"nggak usah berlebihan deh, saya tahu sekarang saya Istri Wakil Presdir, tapi bukan berarti saya bisa seenaknya di kantor"

"oh iya...saya hampir lupa, ini kamu simpan" dia kasih gue tiga kartu.

"i-ini? Semua?"

"iya, kartu yang hitam ini buat beli kebutuhan rumah, biaya kuliah kamu, dan belanja kamu, kartu yang abu-abu ini rekening kamu buat pembayaran kontrak perjanjian kita yang bakal saya transfer 5.000.000 Won setiap bulan, dan ini kartu akses kalau kamu mau ke kantor..."

"...yang hitam passwordnya tanggal pernikahan kita, yang abu-abu kamu ganti password pribadi"

"tapi, Kak....ini terlalu banyak, gimana kalau yang hitam ini buat keperluan rumah sama kuliah aja, kalau keperluan saya pribadi kan biar dari tabungan saya yang ini dari kontrak kita"

"nggak, itu gaji kamu untuk kontrak kita, bukan sebagai Istri saya, makanya beda"

"t-tapi saya nggak butuh tunjangan sebagai Istri kok"

"tapi kamu tetap Istri saya, jadi terima aja fasilitasnya"

"ya udah saya terima ini, tapi nanti setiap bulannya saya kasih laporan keuangannya"

"Yuna..."

"sssttt, pokoknya nanti saya tetep bikin laporannya"

"ngapain ribet-ribet? Kan itu rekening saya, jadi saya bisa cetak sendiri rekening korannya"

"i-iya sih"

"Yuna, kamu harus inget, uang yang saya kasih ke kamu itu nggak ada apa-apanya dibanding kamu yang ngorbanin status lajang kamu"

"gue nggak nyangka dia kepikiran sampai sana" batin gue.

"saya berangkat ya"

"iya, hati-hati, Kak"

Sebenernya masih nggak enak buat terima semua fasilitas dari dia. Gimana nggak enak? Menurut gue itu terlalu berlebihan. Tapi kalau soal biaya kuliah dan 5.000.000 Won itu memang hak gue, karena itu ada di kontrak perjanjian. Bahkan dari jumlah itupun gue udah bisa sisain uangnya buat tabungan dan kasih orang tua. Tapi dia malah kasih juga tunjangan sebagai Istri.

-------

Di Kampus

Kuliah bahasa gue dimulai dari jam 10.00 sampai jam 15.30, setiap hari Senin sampai Jum'at.

Sebelum pulang gue beli merchandise universitas sekalian jalan-jalan di kampus. Sayang banget kan kalau kuliah di Korea tapi cuma jadi kupu-kupu alias kuliah pulang doang.

Tanpa sadar, gue kalap. Gue beli jaket, hoodie, topi, mug, tumblr, dan alat tulis lainnya. Kapan lagi gue bisa bangga pakai produk-produk kampus gue.

"bayar pakai yang gue aja? Eh tapi kan ini termasuk barang-barang kuliah?" akhirnya gue pakai kartu hitam nya Kak Jeff.

"ini kenapa pada ngelihatin gue? Apa gue kelihatan turis banget gara-gara beli sebanyak ini?" batin gue.

Ternyata gue salah kira. Mereka itu ngelihatin gue karena gue ngeluarin kartu hitam alias blackcard.

--------

Di Rumah

Gue sama Kak Jeff makan bareng cuma pas sarapan dan makan malam aja. Itupun kalau Kak Jeff nggak lembur. Akhir-akhir ini dia lagi sibuk banget. Kadang rapat di luar kota dan sampai rumah itu tengah malam, tapi dia tetep maksain pulang ke rumah, katanya nggak tega kalau gue sendirian. Padahal di rumah pun kita tidur masing-masing.

"halo, Kak, mau makan sama apa malam ini?"

"kimchi jigae mau? Nanti saya beli pas pulang"

"nggak usah, saya aja yang masak"

"emang bisa?"

"tenang aja, kan ada youtube"

"saya beli aja deh ya?"

"Kak, jangan tiap hari juga kali kita beli makan dari luar, bukannya lebih sehat kalau bikin?"

"oke deh, kalau gitu besok sarapan saya yang bikin"

"setuju!"

-------

"tadaaa"

"wuahhh, kayanya enak nih"

"iya dong!"

"ini mug couple ceritanya?"

"ahh itu, tadi saya beli di kampus, saya sengaja beli dua"

"gimana rasanya kuliah disana?"

"it's another level of happiness, rasanya kaya mimpi"

"saya seneng kalau kamu sebahagia itu"

"makasih ya Kak, udah bantu wujudin impian aku"

"saya cuma perantara, kamu bisa keterima disana kan hasil usaha kamu sendiri"

"bener juga sih...walaupun biaya nya ada, tapi kalau saya nggak lolos kan tetep nggak bisa"

"semua hal kalau udah takdirnya, pasti akan mudah jalannya"

"tumben bijak! Ayo ah kita makan"

"saya cobain ya"

"eitsss tunggu!"

"kenapa?"

"kalau nggak enak, jangan dilanjut ya, jangan dipaksain!"

"heem"

"gimana???" gue penasaran sama komentarnya.

"kamu ini beli ya?"

"jadi nggak percaya itu saya yang masak? Lihat aja tuh tempat sampah nya banyak bahan-bahan bekas saya masak"

"soalnya ini enak, rasanya mirip sama aslinya"

"cikhhh"

-------

JUST AN AGREEMENT | JAEHYUN✓Where stories live. Discover now