Chapter 4

79 4 0
                                    

Tiga hari lagi, Kak Jeff bakal datang ke rumah sesuai rencana. Tapi sampai saat ini gue belum hafal semua tentang dia.

"nyebelin banget, dia ngisi biodatanya sebanyak ini, dia kira gue hafalin materi sidang apa ya?"

Jelas aja seorang Jeffreyan Jung punya biodata yang cukup panjang. Di umur nya yang 26 tahun ini, dia udah banyak melakukan berbagai hal. Pencapaiannya juga banyak. Dia orang yang aktif. Mungkin dia bisa seperti ini ya karena privilege dari keluarga nya? Buktinya gue yang dari keluarga biasa aja cuma punya pencapaian nilai akademik doang yang bagus. Padahal gue juga pengin explore berbagai hal. Tapi ya terhalang karena ekonomi.

-------

Hari yang bikin gue takut, akhirnya datang juga. Satu hari sebelumnya, gue udah kabarin ke Ayah, Ibu, dan Kakak gue kalau ada yang mau datang ke rumah. Jangan ditanya lagi mereka seheboh apa dan sebanyak apa pertanyaan yang mereka lontarkan ke gue. Intinya gue berhasil atasin itu.

"saya otw ke rumah kamu" isi chat dari Kak Jeff. Lihat chat nya ada udah bikin gue mules duluan. Ternyata gue se-salting itu. Gimana nggak salting? Ini pertama kalinya gue bawa cowok ke rumah.

"permisi" akhirnya dia datang.

"biar aku aja yang buka"

"buruan! Gue penasaran" kata Kakak gue.

Kak Jeff masuk ke rumah dan disambut sama mereka. Dia sama sekali nggak gugup. Entah dia jago acting atau dia udah terbisa.

"Ayah, Ibu, biarin Kak Jeff nya duduk dulu dong"

"habisnya dia ini ganteng, jadi Ayah sampai salah fokus"

"lo dapet cowok spek ginian darimana sih?" bisik Kakak gue.

"sssttt!"

"Nak Jeffreyan ya? Sejujurnya saya kaget, kenapa anak bungsu saya kok ngundang laki-laki ke rumah, sebelumnya dia nggak pernah kenalin siapapun ke kami semua"

"sebelumnya saya minta maaf kalau baru datang hari ini, karena saya ingin memperkenalkan diri secara layak, jadi sebenarnya saya dan Yuna sudah menjalin hubungan selama satu tahun lebih"

"satu tahun darimana? Yang ada baru dua minggu lalu" batin gue.

"jadi kamu pacar anak saya? Waduh bisa-bisanya anak saya nggak cerita"

"suka-suka Yuna dong, Ayah!"

"emang nih anak saya yang bungsu beda banget dari Kakak nya"

"isshhh"

"kalau boleh saya tahu, Nak Jeffreyan ini kenal Yuna darimana? Kalian teman kuliah?"

"bukan Bu, waktu itu saya ketemu Yuna pas magang, kebetulan saya pernah ada meeting di kantor tempat Yuna magang"

"terus aja terus ngarang cerita! Jago banget acting nya" batin gue.

"oh gitu? Saya lumayan kaget juga, kok bisa anak saya dapetin pacar yang setampan Nak Jeff ini"

"oh jadi Yuna ini jelek? Ok!"

"hahaha"

"Nak Jeff, saya boleh tanya lagi? Harap maklum ya, ini pertemuan pertama kita, jadi saya pengin lebih kenal sama pacar anak saya"

"iya, saya nggak keberatan kok"

"Nak Jeff ini kerjanya apa?"

"sekarang saya bekerja di Jamsung Indonesia sebagai Manager Umum"

"di Jamsung? Manager?" semuanya kaget.

"jadi gini... Kak Jeff itu sebenernya 4 tahun lebih tua dari aku, jadi wajar dong dia udah jadi Manager sekarang?"

"saya kira kalian hanya beda satu atau dua tahun"

"kalau Ibu setuju banget, dengan sifat anak saya yang seperti ini, ada baiknya memang dia mendapatkan laki-laki yang lebih dewasa dari dia"

"Ayah juga setuju, cuma kaget aja sama skill anak saya yang bisa dapetin calon mantu idaman yang sesuai sama kriteria orang tuanya"

"hah? Mereka setuju secepat ini?" batin gue.

"sebenernya tujuan saya kesini juga untuk meminta izin, kalau berkenan, saya meminta izin untuk menikahi Yuna"

"........" satu detik..dua detik..lima detik..nggak ada satupun yang jawab.

"m-maaf kalau saya lancang—"

"nggak bukan gitu Nak Jeff, saya cuma kaget banget ada yang mau nikahin anak bungsu saya secepat ini"

"iya, Nak Jeff, ada baiknya kamu berpikir lagi, anak saya juga belum punya pekerjaan, dia belum punya apa-apa"

"iya, saya juga sebagai Kakaknya kaget banget, saya nggak mau kalau nantinya Adik saya direndahin sama keluarga anda karena dia belum punya apa-apa"

"tapi saya yakin kalau Yuna akan diterima dengan baik di keluarga saya, mereka pasti akan menyukai Yuna, dia ini perempuan yang cerdas"

"saya memang berharap seperti itu, saya cuma nggak ingin anak saya tersakiti"

"saya pastikan Yuna akan bahagia bersama saya"

"baiklah akan kami restui kalian"

"terima kasih banyak, saya juga akan berjanji untuk tidak menghalangi mimpi-mimpi nya Yuna"

"iya, sebenernya aku juga mau kuliah lagi, dan Kak Jeff udah setuju"

"kuliah S2? Apa nggak sebaiknya kamu kerja aja? Jangan sampai memberatkan Nak Jeff"

"saya tidak keberatan, kalian juga nggak usah khawatir sama karir nya Yuna, nanti kami akan handle perusahaan bersama"

"jadi Nak Jeff bakal mendirikan perusahaan sendiri?"

"bukan, tapi saya akan meneruskan perusahaan Kakek saya, Jamsung Korea"

"biar Yuna yang jelasin, jadi gini...." gue mencoba menjelaskan semuanya.

"jadi kalian akan tinggal di Korea untuk ke depannya?"

"iya"

"aaaaa gue ikut bahagia, akhirnya lo punya masa depan yang terjamin!" bisik Kakak gue.

"ya tapi gue dapetin semua ini nggak gratis" batin gue.

Kita melanjutkan obrolan itu di meja makan. Mereka semakin akrab sama Kak Jeff. Gue juga heran. Kenapa bisa secepat itu dia di terima di keluarga gue?

-------

Bersambung...

JUST AN AGREEMENT | JAEHYUN✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora