Chapter 2

2 0 0
                                    

Suasana ramai begitu sepi dihadapan Helmi.

("Kalau tidak ada kakak... saya mungkin tidak bisa bekerja disini...")

Mengisi kekosongan waktu yang membosankan dengan memperhatikan para Hunter emang kebiasaan helmi sejak lama, dan hal itu bukan
tanpa sebab.

Kekaguman Helmi melihat mereka yang penuh kehebatan, seperti layaknya kakak Helmi...

Diwaktu sore bergantikan malam, Kafe ini masih begitu ramai, Helmi melamun dimeja kasir memperhatikan seisi ruangan sembari melayani
pelanggan .

"Halo Kak Helmi"

Wanita berambut pendek dengan pakaian Sekolah putih Abu, begitu ceria menyapa Helmi

"Oh halo Tia"

Helmi melamun tidak menyadari kedatangannya, Wanita itu Tia rekan kerja Helmi yang berbeda shif dengannya.

"hmm... kebiasaan..."

Nada lembut dengan akhir helaan napas, Mata Tia menyipit didepan wajah Helmi.

Helmi tidak mengedipkan mata nya melihat mata Tia yang sangat dekat. Sangat dekat dari wajahnya sehingga nampak akan berciuman.

Tlak!

"aww!!!"

Suara keras dari sentilan Helmi kearah jidat Tia, membuatnya mengerang kesakitan.

"Pak saya siap siap pulang ya"

Mengalihkan pandangannya kearah Senior, Helmi segera pergi keruang ganti menghindari Tia yang mengusap jidat nya sembari memperhatikan Ia
dengan mata sedikit tajam.

"iyaa..."

Seniornya Helmi, Menyipitkan mata membalas ucapan Helmi dengan sedikit acuh

"Tunggu!?"

"apaa...."

Mengejar kebelakang Helmi, Tia berjalan berdampingan dengan Helmi.

"Kenapa sih lu..., marah marah mulu."

"ha...., ga ada yang marah"

Terhela kan napas panjang melihat Tia yang masih menganggu.

Helmi sudah terbiasa dengan gangguan dari orang ini. dan untungnya shift mereka kini berbeda tidak seperti sebelumnya.

"begitukahhh... hm... hehehehe"

Tia tersenyum lebar mencodongkan kepalanya kedekat Helmi, sembari cengengesan.

"jangan deket deket mulu..."

Merasa terganggu dengan Kedekatan fisik Tia, Helmi menjauhkan badannya kembali dengan bertambah cepat lajunya pergi keruang ganti.

"ishhh mesum... lu mikirin sesuatu ya pass gua deket ama lu?"

"...."

Seperti sebuah klik besar dalam otaknya setelah tia berbicara seperti itu, Helmi berhenti dari jalannya melihat Tia dengan wajah kaku tanpa berbicara...

"cih..."

Pandangan Helmi begitu kosong dihadapan Tia, seakan mengejek nya dengan kekakua itu....Decakan lidah Tia yang kasar, dengan wajah kesal pergi meninggalkan nya segera keruang ganti.

Helmi pun segera pergi keruang gantinya juga mempersiapkan diri untuk pulang tanpa memikirkan Tia.

Sampai keluar dari ruang ganti, keduanya bertemu kembali, dan kini Tia kembali tersenyum kearah Helmi.

"ha...."

"cepet tua lu ngehela napas mulu"

Kata Kata jahil nya kembali tersematkan kepada Helmi tanpa sedetik pun ia diberi bersitirahat setelah bertemu.

Entah apa sebenarnya keinginan Tia pikir Helmi, Meskipun ia sudah bersikap Sinis kepada Tia ia akan selalu kembali lagi dengan riang nya
meledek .

"yaudah gua pulang dulu Tia, selamat bekerja..."

Tia tersenyum mendengar Ucapan helmi yang bernada datar, dengan wajah kakunya.

"okee hati hati dijalan kak"

"iyaa..."

Orang orang mungkin melihat kedekatan mereka seperti orang yang berpacaran namun tidak ingin diketahui....

"hahahah hati hati jalan Mer"

"yaa"

Nyatanya tidak sama sekali

Helmi bersikap emang seperti seharusnya ia lakukan, sebagai rekan kerja, selebihnya Tia emang seorang yang mudah bergaul dengan siapapun
dan juga kedekatan fisik Tia, bukan hanya dia saja yang terkena itu ada orang lain juga....

Sifat Tia yang seperti itu, membuat dirinya kerepotan...

Terlebih...

"...."

Ia mengingat jelas kejadian saat ia dekat dengan Tia, sebab sifatnya.

("Lupakan itu ayolah...")

Memejamkan menghilangkan ingatannya tentang itu... ia mengingat jelas pernah menembak Tia untuk dijadikan pacar.

Yang tentunya ditolak...

"Sifat nya emang seperti itu... ayolah kawan sadar..."

Meyakinkan dirinya dengan bergumam lembut sembari menghela kan napas, Helmi kini berada diluar HQ menunggu Transportasi umum datang.

Tin ! Tin!!

Suara klakson dari mobil yang berbunyi mengalihkan pandangan helmi kearah mobil itu, Mobil bewarna hitam, berhenti didekatnya berdiri.

"...."

Beberapa saat ia mengabaikan mobil itu, dan pada watu kaca mobil diturunkan ia melihat siapa orang yang berada dimobil tersebut.

Dikursi duduk ia melihat kaka dan disampingnya seorang pengemudi.

"ayo naik dek"

"ka?...hm?"

Helmi tidak tahu kakanya memiliki mobil... terlebih mempunyai sopir.

Sejenak memperhatikan orang yang sedang menyetir Helmi melihat perawakan nya, seorang Wanita yang nampak pakaiannya serasa familiar
bagi ia.

"Cepet naik..."

"ah... iya iya"

Sampai Helmi masuk kedalam mobil, ia baru tahu siapa orang tersebut.

"...."

Tanpa berkata helmi sedikit membuka dan menutup mulutnyaa dalam beberapa waktu.

AmurokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang