Chapter 18

0 0 0
                                    

Ia mengerti sekarang... kekuatan adiknya yang dimiliki dia.

Smirk!!

Mulutnya tersenyum dengan tangan yang mencengkram keras

dilayar lebar Helmi berlari dengan beberapa luka akibat ia menghindari portal Rian, kekuatan itu jelas menunjukan perbedaan antara manusia biasa dan awaken...

Dari awal dia emang tidak memakai kekuatan awaken, bukan juga penguatan fisik dari support sihir, bagaimana ia bisa menghindari portal itu murni kekuatan fisik manusia biasa, rian mengingat baik adiknya sering berlatih keras fisik nya meskipun tidak mungkin bisa menyamai mereka para awaken...

Namun yang jadi permasalahan nya....

"sialan!"

Pria itu berteriak keras melihat betapa mulusnya helmi menghindari empat penjaga yang menghadang didalam layar besar itu, dan dibelakang rian pintu menuju luar tanpa ia sadari didatangi oleh seorang yang ia kenal.

"halo rian!"

Sipecak itu menyapa rian dengan nada manis yang terasa mengejek.

Rian memandangi pria disebelahnya itu yang mengomandoi seluruh ruangan ini.

"mau bagaimana lagi..."

Nada bermasalah yang tak mengelak bisa ia rasakan, mengetahui sejak dari tadi helmi belum bisa didapatkan mau tak mau pastinya harus melibatkan orang ini.

Pria bermata pecak itu bersama satu orang disamping nya berambut hijau dengan mata yang tertutup, keduanya mendekati tempat rian dan pria itu berdiri.

"seharusnya kamu ngelapor langsung rian, masa saya harus mendapatkan laporan dulu dari pak yones... aha...." Helaan panjang sebelum melanjutkan kembali ucapannya " apa kamu mau ditendang dari Datasemen?, iyaaa... mungkin karena menyangkut adikmu ya jadi gamau lapor"

Kalimat itu seperti nada ancaman yang tajam yang dipastikan untuk bisa didengar rian oleh kepala Datasemen ditengahnya ini .

Rian melihat kedalam layar dengan helmi yang masih menghindari beberapa pencegat yang kini bertambah orang orang DSP....

Pria itu pak yones mengerutkan keningnya mengintip kearah rian, Rian sendiri tidak begitu bergeming dengan ucapan nya malahan ia menjadi tertawa kecil mendengar itu.

"kalau bapak berani pecat aja..."

Pak Yones tersenyum masam menahan kaget mendengar Rian, sedangkan itu anak buahnya yang dibawah sendiri yang mendengar seperti sedikit menjadi terdiam.

Rian bisa merasakan suasana berat disekitarnya, dengan kepala bagian yang memandangi layar dan anak buahnya yang berambut hijau dibelakang seperti siap menebas kepala rian, dengan tangan nya yang sudah berada di gagang katananya.

"berhenti buat mencegat Helmi kita ganti rencana..., biarin dia bawa kita ketempat pembomban terjadi saja, ini buang buang waktu"

Kepala bagian itu tersenyum mendengar ucapan rian.

"ohoo... Ren kabarin orang DSP"

"ah... baik pak"

Pak yones pun ikut memerintahkan rekan rekanya untuk melakukan itu tanpa berkata kata dan hanya menyipitkan matanya merasa situasi diruangan itu menjadi begitu aneh.

"Ian... jangan kira karena megang satu atau dua hal kamu bisa seenaknya... kalau ini gag-"

"saya mengerti pak..."

Rian dan kepala bagian menjadi perhatian pak yones serta anak buahnya yang mendengar, meskipun suara kepala bagian begitu pelan, ucapan rian yang datar dan tidak dikecilkan cukup bisa terdengar untuk mereka yang ada disekitarnya...

Mereka semua terdiam memerhatikan penuh kearah layar dengan helmi sebagai pemeran utama dalam gambar, para anggota yang berada disana bersiaga dari dekat mempersiapkan diri mereka.

Helmi pasti sadar tentunya dengan perubahan yang cepat terjadi ini, melihat ia dalam layar berlari tetap tidak mempedulikan itu berarti waktu yang dimuat sudah tidak cukup banyak lagi.

Rian mengetuk ngetuk jarinya di lengannya yang menyimpul.

Ia harus cepat bersiap mengeluar kekuatan nya, mau bagaimana pun adiknya tetap bukan awaken...

Waktu sudah menunjukan hampir jam 11 malam, dan dalam layar besar itu akhirnya...akhirnya Helmi berhenti berlari dan berdiri disana

"apa dia mau kabur?"

Pak yones melihat Helmi keheranan begitu pun semua nya yang ada diruangan itu kecuali Rian

Dia tahu Helmi berada di tempat pengecekan sebelum gerbang dimensi bukan untuk kabur tentu, disana tempat orang yang akan membomb itu berada...

Ini masuk akal mengetahui bomb ini ditujukan emang untuk HQ maka Tujuan nya benar benar berada digerbang dimensi itu, tapi seharusnya bomb yang akan meledak sendiri tidak akan mempengaruhi gerbang dimensi, meskipun secara kasar stabilitator gerbang rusak, gerbang dimensi itu tetap akan bertahan dan ada, stabilitatator gerbang itu hanya menjaga gerbang tetap pada tujuan nya...

Pada layar lebar itu helmi mengarahkan lengannya dengan telunjuk yang lurus kearah sesuatu.

Rian tersenyum langsung melihat itu

Swing!!!

!?

Dari arah belakang mereka bertiga si rambut hijau tiba tiba dengan cepat menebas kejangkauan ketiga orang itu berada.

Tanpa bisa mereka sadari... anak buah pak yones yang dibawah melihat tubuh ketiganya sudah terbelah dari pinggang begitu rapih dengan darah yang baru bercucuran setelah seperkian detiknya dari tebasan itu.

AmurokoWhere stories live. Discover now