Chapter 9

1 0 0
                                    

"mungkinn kali yaa"

"!?"

Keterkejutan dari Tia ternampakan membuat Helmi tersenyum lebih lebar lagi.

"Kak....."

Bagi Helmi yang melihat Tia, jarang jarang saat ini ia bisa melihat Tia berwajah telak tanpa membalas godaannya kembali.

Wajah yang nampak sedih dengan sedikit rasa yang mungkin saja kemarahan, Entah kenapa perasaan Helmi melihatnya seperti itu...

"Maap ya kak, dulu kan gua udah bilang kita tuh temenan aja"

"...."

Nada nya seolah tajam menusuk kedalaam hati Helmi.

Senyum masam Helmi rasakan menepis apa yang tadi melintas diperasaan nya.

("taii juga.")

"jadi kita mau kemana Tia?"

"pengennya kemana?"

Tia begitu riang berjinnjit menghadap kepada helmi saat bertanya, bersikap seperti biasa

"Kan lu yang ngajak... lagian gua juga gatau mau kemana, gua jarang main keluar"

"perasaan waktu dulu, kakak kayanya sering banget main deh"

"engga juga..."

Helmi bernapas panjang dengan nada pelan menjawab Tia, dan kembali melanjutkan ucapannya

"udah sekarang kita mau kemana Tia"

"yaudah yaudah, kita ke tempat biasa aja kayak dulu"

Tempat biasa yang mereka dulu sering datangi setelah balik kerja, Helmi bisa mengingat tempat itu dengan baik.

"oke"

"eh...mm..."

"kenapa?"

Helmi memperhatikan wajah Tia, ia bisa melihat keterkejutannya lagi yang membuat dirinya tertawa dalam hati dan tersenyum pada wajah nya dengan begitu lebar.

"enggaa... yaudah ayo"

Sedikit rasa kekecawaan muncul dari hati Helmi karena pada kedua kalinya ia tidak mendapatkan respon seperti yang ia inginkan.

Helmi membayangkan sejak diawal bagaimana respon Tia yang akan tersipu malu merona dalam wajahnya, ataupula bersikap kikuk dengan sedikit marah mungkin.

"jangan bicara yang engga engga" atau seperti "ehh.... Kakk... jangan gitu"

Helmi menjadi tersenyum kecut membayangkan hal itu melintas diakal nya....

("jarang jarang juga kan ya ngelihat tia kaya gini, udahlah gapapa")

.

"ayo kak"

"ah iya"

Tia memanggil Helmi kedua kali dengan wajah nya yang serius, mempertanyakan lamunan Helmi dihadapanya.

"kenapa?"

"engga... hayu kak"

Pada benak nya Tia ia tidak bisa memikirkan apa yang terjadi pada Helmi dengan perubahan sikap dan kepribadian nya.

Ia bertanya tanya akan hal yang terjadi sehingga helmi bisa berubah seperti ini.

Beberapa hal selintas masuk memberikan sebuah spekulasi bagi ia tapi tentunya itu hanya spekulasi saja tanpa mungkin ada kebenaran dibaliknya pikir Tia.

"kak ada kejadian apa baru baru ini"

"kejadian?,maksudnya"
Wajah Helmi begitu nampak bingung, membuat Tia semakin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"yaa kakak kan kayak berubah aja gitu sekarang ga kayak biasanyaa..."

"ha.... Masih ngebahas yang tadi?"

Napas panjang terhelakan dar Helmi, bersamaan dengan wajah lelahnya.

Tia tentunya tidak bisa melepaskannya begitu saja, selain rasa penasaran nya begitu tinggi untuk mengetahui penyebab dari perubahan Helmi.

Pandangan Tia pada Helmi, saat ini seperti saat ia bertemu pertama kalinya, hanya saja nampak lebih cerah dari sebelumnya.

Seorang Pria yang terampil, pintar, dan juga Humoris dengan kepribadian yang tidak akan terlihat seperti sedang serius sering bercanda, namun dibaliknya ia merupakan seorang yang benar benar....

"....."

Disaat keduanya melamun tidak berbicara, Tanpa sadar kepala mereka berdua merasa dingin

"Salju..."

"Indahhnyaa, sejak berapa tahun salju ini turun ke daerah tropis..."

Tia maupun Helmi melihat kelangit memperhatikan salju itu turun dari langit terasa pada kulitnya saat bersentuhan dengan warna putih dingin yang memberikan perbeda

AmurokoWhere stories live. Discover now