Chapter 8

1 0 0
                                    

Hari Hari berlalu menggantikan suasana yang sama secara berulang ditempat kerja, Tidak ada hal yang begitu mengesankan selain obrolan dari para Hunter yang singgah dan juga Tia yang mengganggu nya saat akan pulang....

"Lu mau langsung pulang kak?"

"iyaa kenapa?"

Senyum merekah terlihat diwajah Tia. Karena jawaban tidak sinis seperti biasa dilontarkan Helmi

" bagaimana kalau kita main dulu"

"gua nungguin lu dulu gitu?"

"yaelah sebentar doang shift gua mah kak"

Helmi termenung diam dalam lamunan nya melihat kelangit langit.

"lagian kakak gabakal ngapain ngapain juga kan pass pulang sekarang, kapan lagi kan maen"

"....elu ga ngejahilin gua kan?"

"mana ada..."

Suara Tia begitu dalam nan rendah menunjukan senyuman berbeda dari biasanya ia tunjukan.

Mengingatkan betapa senang nya ia dulu dekat dengan Tia...

"yaudah gua tungguin"

"okee!"

Berteriak dan belari setelahnya dengan kegirangan Tia pergi ke tempatnya untuk mengisi kerja. Dan helmi pun segera pergi dari situ ketempat lain untuk menunggu Tia beres berkerja.

"Semangat mer"

Ck!

Senior nya yang datang menghampiri tanpa disadari berbisik kepada Helmi, membuat ia risih menjauh dengan wajah cemberut.

Menunggu diluar Gedung HQ, Helmi duduk didekat jalan, melihat jamnya sambil memandangi orang orang disekiar. Masih begitu ramai, bahkan saat sudah jam 11, kehiduapan seorang Hunter emang berbeda dari manusia biasa.

Datang dan pergi sembari berbicara ketempat HQ, telinga helmi yang tajam mendengarkan sedikit beberapa hal dari pembicaraan itu, Dari mereka ada yang berbicara tentang monster, kesenangan ataupun malapetaka yang terjadi.

"...."

Saat pandangan helmi memperhatikan orang orang itu, seketika ia melihat luas wajah mereka.

Selain pendengarannya, Helmi melihat dengan matanya memperkuat apa yang didengar dengan sembari melihat.

Wajah sedih, wajah gembira, wajah serius, bahkan wajah yang palsu...

"hah...."

Helmi mengeluarkan rokok dikantongnya, dan segera membakar rokok tersebut sembari mengadahkan wajahnya kelangit.

"apa yang nampak dalam permukaan tak akan selalu sama pada kedalamannya."

Bergumam tanpa sadar dengan benak yang terisi, mobil hitam dari depannya tiba tiba menyalakan klakson hingga membuat helmi terkejut.

"kak..."

Saat kaca pintu mobil itu turun menunjukan tidak ada siapapun disana, Helmi mendekati mobilnya dan melihat kearah pengendara.

Wanita berambut panjang hitam dengan pakaian seksi dan mata yang berbinar tersenyum saat kedua pandang bertemu, Yuna rekan kerja dari kakanya.

"Halo "

"oh..halo"

Helmi menjawab salamnya dengan sedikit jeda.

"mau naik ga?, nanti saya anter ke rumah"

"engga Makasi mba-"

Sesaat berbicara dengan Yuna, tiba tiba Seorang Wanita berteriak dibelakang Helmi dengan begitu kencang.

"woyy Kak!!!"

Helmi tahu sendiri dari suaranya, Orang yang berteriak itu Tia. Ia menjadi tersenyum masam dihadapan Yuna, akibatnya.

"temen kamu?"

"iyaa... permisi dulu mba"

Helmi bisa melihat kedatangan Tia begitu ceria dengan senyumannya.

"kalo gitu saya pergi yaa..."

"iya mbak"

Saat Tia begitu dekat dengan Helmi, pada akhirnya mobil Yuna pun pergi.

Helmi bisa melihat wajah bertanya tanya dari Tia tentang orang dimobil itu, yang mungkin saja ia mendengar suara Wanita didalamnya.

Terlintas dalam benak Helmi sejenak untuk bisa menyombongkan diri tentang perempuan tadi agar membuatnya cemburu...

"ayooo"

Tapi berbeda dari respon ia duga, Tia sendiiri mengabaikan nya dan segera saja Tia mengajak untuk pergi.

Helmi menggelengkan kepala dan memejamkan mata mencoba menghilangkan hal hal yang ada dikepalanya

("Yaa Helmiii.... tentunya dia gasuka sama lu...")

Menyadari akan aneh nya perasaan didalam diri, Helmi menghirup napas panjang dan mengeluarkan pelan , dengan wajah begitu kikuk.

("babii... kenapa gini dah..")

"ishh ayo kak"

Helmi dengan cepat membalikan sikap biasanya kepada Tia untuk menutupi hal tak mengenakan tadi yang melintas diakalnya...

"iya..."

.

Dimalam hari, kota yang tidak pernah mati, terbising kendaran dengan suara pejalan kaki. Tanpa adanya bintang langit malam, keindahannya hanya bisa nampak dibumi melalui sekitar yang begitu ramai.

Helmi tersenyum santai memperhatikan sekitar, ditemani Tia berada disampingnya sembari berjalan kaki.

"Ga biasanya banget..."

"kenapa?"

Senyum Helmi masih sama saat berbicara dengan Tia.

"yaa begituloh... maksudnyaa kan biasanya kakak tuh cemberut mulu akhir akhir ini, bahkan seringnya banget flatt mukanya..."

"Engga juga"

" apa jangan jangan karena gua ajak maen kakak kesenangan yaa..."

Sekejap senyum helmi hampir hilang..., tergantikan tawa pelan.

Tia terlihat bingung dengan sikap Helmi, saat saat seperti ini biasanya Helmi akan langsung cemberut menolak hal itu ataupula memasang wajah datar dengan serangan balik dari ucapan yang tajam.

AmurokoWhere stories live. Discover now