Chapter 14

0 0 0
                                    

"Kamu tahu saudara saya.., entah bagaimana dia mendapatkan sebuah informasi yang cukup berbahaya"

"kamu pengen tahu informasi itu datang dari mana?"

Celes menyisipkan tehnya sembari menutup kan mata sebelah seperti berkedip menatap rian, menunjukan bentuk perhatian yang tak nampak seolah tidak peduli.

Celes sendiri mengerti keinginan rian yang akhir, setelah mengetahui informasi itu.

"iyaa"

Teh yang kembali ditaroh dimeja, Celes bergerak tanpa membalas lagi dengan menutup mata dan membuka mata.

"...."

Posisi ia duduk masih sama disebelah rian, tidak ia berganti dan juga bergerak lebay kesana kemari cukup saat mata itu terbuka.

Pemandangan sangat langka untuk dipertunjukan Sebagian orang.

Rian melihat kearah mata itu tanpa ia takuti, hanya decak kagum seperti awal awal ia dapati saat pertama bertemu.

"bagaimana?"

"kamu lagi deket ama cewe lain ya?"

"tolong jangan liat saya celes..."

Rian menukkikan ujung mulutnya keatas, berlawanan dengan celes yang tersenyum. rasanya rian sendiri merasakan tulangnya menggigil.

"ehem..., baiklah"

Deham buatan yang setelahnya ia palingkan wajah kearah lain, Rian entah bagaimana ikut juga bergerak mengikuti celes dengan memalingkan pandangan ketempat lain.

Setelah menunggu beberapa saat rian melamun dengan memalingkan pandangan, Tiba tiba tanpa ia sadari celes sudah menjambak rambut dia.

"oyy ian"

"aww! Kenapa Cel?"

Rian tertarik kebawah pangkuan paha dari celes dan tampak wajah itu tertutupi tidak bisa ia lihat karena tertutupi duah bola besar...

"...."

"Sebenarnya adek lu itu kenapa?"

"Bukannya itu pertanyaan saya ke kamu celes"

Rian masih tertidur dalam pangkuan Celes, mau ia berdiri melihat kearah celes tapi ia merasa nyaman dengan pangkuan tersebut...

("Sadar...")

Kenyamanan itu rasanya tidak benar bagi Rian sendiri.... Jadi ia dengan segera setelah bergumam dan membersihkan diri ia mencoba kembali duduk .

Celes yang merasakan Rian mencoba duduk dihalangi oleh dia dengan kedua tangan menekan kepala Rian untuk tetap dibawah.

"Biarkan saya duduk celes, posisi ini ganyaman "

"Berhenti mengeluh, elu sendiri yang meminta saya untuk melakukan sesuatu setidaknya ikuti kemauan sayaa oke"

"...."

Ada sesuatu yang salah....

"Apa yang terjadi celes?"

???

Mata Rian ditutupi oleh kedua tangan celes, dan ia merasa celes sendiri bergerak dari duduk nya seinci seperti sedang menggapai sesuatu disamping kearah meja.

("Ini belum pernah terjadi...")

Dalam seperkian detik benak Rian yang mencoba mengikuti saja Celes, Bergelut dengan rasa penasaran dan kekhawatiran untuk mengambil duduk, melihat ada apa...

Sialan kata mengumpat dihati Rian karena keinginan nya itu tidak bisa ia tahan.

"Uwahh!?"

"....."

AmurokoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora