Chapter 7

0 0 0
                                    

Mobil Van itu pergi meninggalkan belakang pasar, api yang mengepul lambat laun sendiri akan membuat banyak kericuhan nantinya terlebih suara ledakan dengan rentetan peluru.

"kak apa udah panggil markas tentang ini?"

"belum..."

Yuna melihat kebelakang, adanya Rian duduk dengan orang itu dibawah ia, sambil diinjak oleh kakinya.

"kalian bakal mamp-Ughh!!"

Baru akan berbicara lagi dengan berani tidaak seperti sebelumnya, ketakukan meringkuk , Kepala orang itu dijejek oleh Rian begitu kasar, sehingga jeritan sangat keras begitu menggema dalam van.

Yuna tersenyum lirih bisa mendengar itu.

"Sialan!!!, Kalian gatau hah! Beru-URGH!!!"

Suara jeritan dengan hentakan dari van terasa beriringan, Yuna tanpa melihat kebelakang pun bisa merasakan kesakitan itu.

Orang itu tidak sama sekali posisinya kah sehingga ia masih berani berbicara..., apa karena ia tau dia akan ditangkap dan dibawa kehq bukan dibunuh makanya ia bisa seperti itu. Kemungkinan semua itu benar adanya pikir Yuna.

"Kak bentar lagi Kita sampai Hq"

"jangan Ke HQ pergi ke bukit tinggi "

Sepertinya Kak Rian sendiri memikirkan Hal sama seperti Yuna.

"Okee Kak"

Yuna menjawab dengan ceria, dan tidak ada lagi suara dari orang itu selain rasa takut yang mulai terasa dari belakang.

Ia tidak pernah terpikirkan Kak Rian bakal mau melakukan ini, seseorang kriminal yang seharusnya dibawa ke HQ sebagai petugas khusus, ini penyalahgunaan kewenangan...

Tapi itu wajar saja dilakukan bagi mereka yang normal, Kak rian seharusnya tidak seperti itu, ia seorang yang loyalis kelompok pemerintahan ini...

Mungkin banyak hal Yuna tidak ketahui tentang Pemimpin divisinya ini.

"Belok kekiri"

Mobil van yang dibawa laju oleh Yuna sampai menuju tempat yang sudah tidak beraspal lagi, hanya ada tumpukan tanah dengan pohon yang menjulang tinggi disetiap sudutnya, Seperti jalan menuju kampung terdalam.

Diarungi gelap malam, Tidak ada pencahayaan selain Cahaya dari mobil atau bulan yang terang, Mobil itu terus bergerak maju Hingga pada akhirnya berhenti didepan sebuah batu besar yang menghalangi gerak laju mobil.

"Kak ada batu kita gabi-"

"kita turun disini, tinggal jalan beberapa waktu lagi"

"oke"

Yuna keluar dari mobil, diikuti Rian dengan membawa orang itu dalam gendongan nya seperti barang bawaan yang dipanggul.

"lewat sini"

Dipimpin oleh Rian dalam berjalan kedepan, Yuna melihat lihat sekitarnya yang begitu sepi.

Tidak ada tanda tanda kehidupan selain mereka, dan juga serangga kecil yang terdengar dengan bunyinya pada malam hari...

Ia berpikir bagaimana Hutan ini tidak memiliki monster, berbeda dengan beberapa daerah lainnya yang sudah menjadi habitat monster.

"Kita sampai"

Sebuah gubuk kayu kecil didaerah terpencil pula, jauh dari banyak pandang mata.

Perjalanan menuju kesini ternyata tidak terlalu jauh dari tempat mermakir mobil, hanya butuh beberapa menit.

"Kamu tunggu diluar..."

Mata padam gelap dengan kacamata yang turun kebawah, memancarkan aura gelap pada setiap ucapan nya.

AmurokoWhere stories live. Discover now