Bab 6

8.9K 41 0
                                    

Syera duduk berhadapan dengan Raihan dengan jantungnya yang berdebar-debar karena saat ini dia sedang berada dalam kamar sang Kakak iparnya itu.

Awalnya Syera menolak untuk berbicara di dalam kamar kakaknya tetapi Raihan memaksa Syera dengan menarik Syera masuk ke dalam kamar.

"Apa yang perlu kamu bicarakan?" tanya Raihan dengan wajah datar.

Syera menatap wajah Raihan yang telah berubah dari beberapa hari lalu yang sering tersenyum ketika berbicara dengannya. Sempat juga Syera bertanya dalam hati bahwa ke mana sang Kakak yang selalu tersenyum tulus itu pergi.

"A-aku ... tolong berhenti lakukan hal itu kepadaku!" ucap Syera dengan tegas.

"Hal apa?" tanya Raihan dengan wajah berpura-pura tidak mengerti.

Syera membulatkan matanya dan menatap tajam ke arah Raihan yang berlaku sok polos. Dia menghela nafas panjang untuk menahan emosinya.

"Menyetubuhi ku!" bentak Syera.

Raihan menaikkan sebelah alisnya, seringai terukir di hujung bibirnya. Dia berdiri dan mendekati Syera. Kini mereka berhadapan dan Raihan sedang berjongkok menatap wajah Syera.

"Bukankah kau juga menikmatinya? Suara des**an mu masih terngiang-ngiang di telingaku, aku pikir sekarang waktunya untuk kita bersenang-senang bukan itukah yanh kau inginkan?" ujar Raihan dengan suara sedikit berbisik.

Syera mendelikkan matanya, dengan berani dia mendorong Raihan lalu berlari keluar dari kamar itu. Sebelum benar-benar keluar Syera berkata.

"KAKAK GILA! AKU AKAN LAPORKAN PADA KAK SYIMA!" teriak Syera dengan wajah yang memerah dengan air mata yang terus mengalir deras.

Syera keluar dari kamar dengan menghempaskan pintu dengan keras lalu berlari masuk ke dalam kamarnya. Tiba-tiba saja kenapa timbul rasa benci di dalam hatinya kepada Raihan karena ucapannya tadi.

Tidak habis pikir kenapa Raihan tiba-tiba berubah begitu. Syera semakin khawatir akan dirinya apalagi dia masih anak SMA. Syera mondar mandir di dalam kamarnya, dia coba mencari solusi untuk hal ini.

Jam telah menunjukkan pukul 12 siang, Syera keluar dari kamarnya dengan wajah yang ditekuk. Baru saja hendak melangkah tiba-tiba dia merasa tubuhnya melayang karena ditarik.

Rupanya Raihan yang menarik dirinya hingga saat ini posisi mereka berpelukan, Syera membulatkan matanya ketika netra mata mereka bertemu. Senyuman Raihan membuat Syera merinding.

"A-apa yang Kakak ing-inginkan?" tanya Syera dengan terbata-bata.

"Kau jangan pernah berpikir bisa melarikan diri dariku, kau milikku Syera," jawab Raihan dengan seringai pada sudut bibirnya.

Raihan menatap wajah Syera dengan intens, lalu melepaskan Syera dari pelukannya. Dengan wajah puas hati dia berjalan menuruni anak tangga untuk pergi ke ruang makan.

Syera masih mematung di tempat, dia menatap punggung Raihan yang menuruni anak tangga itu. Ingin sekali dia berteriak untuk menolak kemauan Raihan.

Namun, Syera tidak bisa mengatakannya secara terang-terangan karena saat ini mereka berada di luar kamar. Syera terpaksa memendamnya dan nekad untuk memberitahukan kepada Syima.

Setelah emosi Syera telah stabil barulah dia turun dan menuju ke kamar kedua ponakannya. Dia membantu ponakannya untuk makan siang dan bermain sedikit.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, waktunya untuk kedua ponakannya mandi, tetapi Syera tidak tega untuk membangunkan mereka.

Syera hanya menunggu mereka untuk bangun dan mengambil kesempatan ini untuk melelapkan matanya.

Baru kali ini dia bisa melelapkan mata dengan tenang tanpa gangguan. Tubuhnya merasa sangat lemas karena kejadian semalam dan tadi pagi.

.....

Keesokan harinya Syera bersiap pagi ini untuk pergi ke sekolah, walaupun tubuhnya masih terasa lemas. Entah mungkin ini efek dari apa yang Raihan lakukan padanya.

Syera memasuki ruang makan tetapi langkahnya terhenti apabila melihat Raihan berada di meja makan. Di memutar kembali tubuhnya dan langsung keluar dari rumah.

'Buat rusak mood aku awal pagi,' batin Syera.

Syera langsung menyalakan mesin motor dan melajukan ke arah sekolahnya. Tidak ingin berlama-lama berada di rumah selagi masih ada Raihan.

Syera akan mencari cara agar dia tidak bertemu dengan Raihan sore ini, dia pikir dia harus pulang cepat agar bisa mengurung dirinya di dalam kamar.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, Syera langsung saja bergegas pulang agar bisa makan malam dan langsung mengurung dirinya.

"Aku tidak akan kejadian itu berlaku lagi," ucap Syera lirih.

Syera memarkirkan motornya di garansi rumah dan bergegas masuk ke dalam rumah. Syera segera membersihkan diri dan turun untuk makan.

Tanpa Syera sadar, mobil Raihan dari belakang masuk ke garansi rumah. Dari dalam mobil Raihan sudah tersenyum untuk menjalankan rencananya lagi.

"Kau takkan bisa lari dariku Syera," ucap Raihan lirih dengan seringai pada sudut bibirnya.




Bersambung....


Ps : Jangan lupa vote & komen ❣️

Terjerat Cinta Sang Kakak IparWhere stories live. Discover now