Bab 26

1.4K 29 2
                                    

Syima terpaksa menunda pertemuannya dengan Ahmad karena uang yang dimilikinya tidak cukup jika harus dia yang menanggung biaya saat mereka bertemu.

Sepanjang hari Syima terlihat cemberut dan kesal namun dia juga tidak berani untuk protes banyak ke Raihan apalagi kemungkinan besar Raihan memergokinya saat sedang melakukan panggilan video bersama Ahmad.

"Beberapa hari ni harus jadi istri yang baik biar Mas Raihan berpikir aku sudah berubah," ucap Syima memelas.

Syima sempat berbalas pesan bersama Ahmad tetapi tidak lama karena Ahmad tiba-tiba harus mengikuti rapat mendadak.

Sekarang Syima merasa bosan sendiri, apalagi Ahmad telah memberhentikannya secara resmi karena posisi sekretarisnya dicurigai oleh Ririn, oleh itu Ririn mencarikannya sekretaris pria yang baru dan terpaksalah Syima melepaskan posisi yang menjadi idamannya itu.

Syima terus-terus menghela napas panjang sepanjang hari sehingga kepulangan Raihan. Sewaktu Raihan telah masuk ke dalam rumah, Syima sengaja tidak menyambut Raihan, dia malah menatap Raihan dengan wajah sendu.

Raihan sengaja mengabaikan Syima karena rasa benci mulai dia tanam di dalam hatinya. Raihan tidak menyapa Syima apalagi hendak menatap Syima sungguh dia merasa kesal.

"Mas ...," panggil Syima.

Raihan berhenti tanpa menoleh ke arah Syima, walaupun dia bersikap dingin tetapi apa yang ingin disampaikan oleh Syima dia tetap akan mendengarkannya biarpun tidak menuruti perkataan Syima.

"Mas, aku minta maaf. Seharian ini aku telah intropeksi diri, aku tahu aku salah besar dan aku harus berterima kasih dengan Mas karena tidak menggugat pisah hubungan kita," ucap Syima, "Makanya aku mau minta maaf, aku sadar Mas. Aku tidak ingin berjanji untuk berubah tapi aku akan lakukan sedaya upaya aku untuk menjadi istri yang lebih setia dan lebih baik lagi," lanjut Syima kemudian.

Sedikit pun ucapan Syima tidak menyentuh hati Raihan malah, Raihan merasakan semua yang dikatakan oleh Syima hanya kepura-puraan saja.

Raihan pun menyahut ucapan Syima, "Kalau orang intropeksi diri tidak perlu diumbarkan, cukup diam dan buktikan. Kalau hanya kata-kata siapa pun bisa."

Setelah itu, Raihan langsung saja menuju ke kamar dan Syima pula mengepalkan kedua tangannya.

Ya, Syima tahu dia salah tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan Ahmad karena hatinya telah terpaut dengan Ahmad. Alasan Syima tidak ingin berpisah adalah Ahmad juga masih mempertahankan rumahtangganya dan Syima butuh kemasukan.

'Ck, aku harus berusaha keras!' batin Syima.

Sementara di tempat Syera.

Syera sedang duduk di pinggir tempat tidurnya, sedari pagi pikirannya begitu kusut karena Raihan tidak ingin menceraikan Syima.

Pikiran Syera, jalan satu-satunya adalah hamil anak Raihan dan kali ini dia yakin Raihan pasti akan meninggalkan Syima demi dirinya yang sedang hamil.

Mengingat tentang tanggal kesuburan Syera, baru sadar bahwa dia sudah telat datang haid selama 2 minggu. Padahal selama ini dia tidak pernah telat dan hal ini baru terjadi.

Namun, Syera tidak tahu kenapa bisa terjadi begitu hingga Syera memutuskan untuk membawa periksa kesuburannya di sebuah apotik yang menyediakan layanan tentang kesuburan kandungan.

Syera tidak perlu menelepon Raihan karena dia hanya perlu berjalan kaki sejauh 30 meter untuk tiba di apotik itu.

"Rasa cape sekali, padahal ini tidak jauh huh aku harus banyak-banya olahraga biar jangan cepat lelah. Hmm jangan hanya tahu olahraga di atas kasur," ucap Syera pada diri sendiri di akhiri dengan tawaan kecil.

Setelah sampai di apotik itu, Syera langsung mendaftar untuk pemeriksaan dan ternyata dia dapat urutan yang ketiga dari dua ibu hamil yang sedang menunggu pemeriksaan.

Syera tersenyum melihat kedua wanita itu, dia membayangkan dirinya berada di posisi mereka yang datang bersama suami.

'Senang sekali, aku harap aku akan seperti ini nanti. Semoga aku bisa hamil dan Kak Raihan bisa menemaniku selalu,' ucap Syera dalam hati sambil tersenyum.

Salah satu ibu hamil yang duduk di sebelah Syera mengulurkan roti abon ayam kepada Syera karena dia mengira Syera menginginkannya karena sedari tadi Syera memperhatikannya.

"Ini Mbak, ambil saja kasian loh kalau anaknya ileran nanti," ucap ibu hamil itu.

Syera mengerutkan dahinya lalu menolak karena mana mungkin dia makan makanan yang dimakan oleh ibu hamil itu.

"Tidak apa-apa Mbak, terima kasih," ucap Syera salah tingkah.

"Lah kenapa tidak, nanti anak dalam kandung Mbak kalau lahir dia ileran loh Mbak, biar ini untuk Mbak saja saya tadi sudah makan tiga biji," ucap ibu hamil itu lagi.

"Eh ... saya belum hamil Mbak hehe ini juga masih dalam rencana," jawab Syera jujur.

Akhirnya, ibu hamil itu meminta maaf karena salah faham dan tetap memberi Syera roti abon tadi sebagai permintaan maafnya.

Selesai kedua ibu hamil tadi kini giliran Syera, entah kenapa dadanya merasa berdebar-debar dan pikirannya masih terngiang-ngiang dengan ucapan salah satu ibu hamil tadi.

Syera melakukan pemeriksaan USG dan dokter tersebut mengukirkan senyuman manis kepada Syera.

"Ini alasannya ibu tidak datang haid, ternyata sudah ada titipan dari Tuhan di dalam rahim ibu," ucap Dokter yang memeriksa Syera.

Syera tidak mengerti lantas dia segera bertanya arti dari ucapan sang dokter dan dokter pun segera menjelaskan dengan lebih jelas lagi karena memaklumi Syera masih baru dalam hal ini.

"Jadi aku benaran hamil?"


-Tbc-

Ps :: vote and comment lahh guyss. Jangan baca mulu, tapi nggak vote, nggak komen 🤧

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang