Bab 21

1.9K 23 2
                                    

Raihan menghabiskan waktunya bersama dengan Syera di penginapan, di mana Syera akan tinggal beberapa hari ini sebelum Raihan mendapatkan rumah baru untuk Syera.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Raihan bersiap untuk pamit pulang ke rumah karena takut Syima bakal curiga.

"Besok pagi-pagi aku datang menjemputmu ke sekolah, jadi bersiaplah lebih awal," pesan Raihan.

"Baiklah," jawab Syera dengan bibir yang dimanyunkan.

Raihan tersenyum melihat Syera yang tidak mau ditinggalkan sendiri, namun dia juga tidak bisa tinggal bersama Syera untuk waktu ini.

Sebelum keluar dari kamar penginapan, Raihan dan Syera sempat beradu bibir dengan tautan yang semakin mendalam.

Setelah merasa cukup, barulah Raihan melepaskan ciu*an mereka dan mengecup dahi Syera.

"Aku pulang Sayang, kamu jaga diri baik-baik di sini. Jangan keluar malam kalau lapar pesan online saja," pesan Raihan yang terlihat begitu posesif.

Syera hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Mana mungkin juga dia berani untuk keluar dari penginapan pikirnya. Namun, bukan hal itu yang disenyumkan oleh Syera melainkan Syera merasa senang karena Raihan terlihat begitu perhatian padanya.

Apabila bayang Raihan sudah tidak terlihat, barulah Syera menutup pintu dan menguncinya. Sebenarnya masih merasa kesal terhadap Syima tapi, Raihan telah memberinya kepuasan yang setimpal.

"Kali ini aku yang akan menang Kak Syima," ucap Syera sendiri.

Syera berbaring di atas ranjangnya dan mulai mengotak atikkan ponselnya. Entah kenapa malam ini Syera merasa sangat sunyi dan sepi padahal bukan kali pertama dia tinggal di penginapan sendiri.

Syera membuka galerinya dan memasuki folder rahasia. Syera menonton video yang dia rekam sewaktu bersama Raihan. Terdengar dari video tersebut bunyi suara Syera yang sedang mendesah membuat Syera panas dingin sendiri.

"Kak Raihan ahhh ...," ucap Syera tanpa sadar.

Akibat menonton video panasnya dengan Raihan membuat libido Syera meningkat, tanpa Syera sadar juga tangannya sendiri sudah mulai menyentuh area sensitif pada tubuhnya.

Yang dilakukan oleh Syera sambil menonton video panasnya adalah kepuasan sendiri yang dipanggil mastu***si. Syera melakukannya berulang-ulang apalagi dengan membayangkan Raihan yang menjamah tubuhnya.

Setelah mencapai titik kepuasannya berkali-kali akhirnya Syera memilih untuk beristirehat dan dia akan pastikan besok akan memberikan jatah untuk Raihan.

Di rumah Raihan dan Syima.

Sejak sampai di rumah, Raihan terus mendiami Syima karena rasa kesal ingin sekali dia mengucapkan kata cerai, namun malam ini Syima benar-benar melayani dengan lembut.

Syima juga tidak segan-segan menggunakan lingerie tanpa menggunakan pakaian dalam atas dan bawah. Raihan sering membuang muka karena takut akan terpancing na**u.

Namun, Syima sepertinya tidak memberi celah untuk Raihan menghindar. Dia selalu saja menempelkan dirinya pada Raihan hingga kedua gunung berkembarnya menyentuh lengan maupun dada Raihan.

"Mas, aku janji tidak akan mengulanginya. Lagi pula, pria tadi itu atasanku, dia ingin membujukku kembali bekerja  dan aku sudah menolak tapi, dia malah memaksaku Mas dan ingin memperkosaku," ucap Syima dengan sendu.

Raihan hanya diam tanpa banyak bergerak. Dia menghela napas panjang dan ingin menjawab tetapi Syima lebih dulu kembali berbicara.

"Mas, pikirkan masa depan anak-anak kita. Kalau Mas ceraikan aku, bagaimana masa depan anak-anak sedangkan aku sudah tidak bekerja dan bunda pasti kecewa Mas." Syima berkata sambil memainkan kancing baju Raihan.

Raihan menutup matanya, kenapa Syima baru terpikir tentang anak-anaknya sedangkan, selama ini Syima tidak pernah bertanya kabar anak-anaknya.

"Aku bisa mengurusi anak-anak. Bunda pasti mengerti," jawab Raihan perlahan.

"Tidak! Kita harus mengurusi mereka bersama-sama Mas, aku tahu selama ini aku selalu mengabaikan mereka dan sekarang aku sadar Mas. Tolong Mas, anak-anak kita masih butuh kasih sayang dari aku," bujuk Syima.

Raihan hanya diam, dia tidak menjawab karena memang benar kedua anak mereka sangat butuh kasih sayang dari Syima. Hal ini membuat Raihan menjadi tidak tega memisahkan anak-anaknya dari Syima.

"Mas ...," bisik Syima dengan suara penuh sensual

Entah sejak kapan Syima sudah mendekati wajah Raihan. Ternyata, Syima memang nekat untuk mendapatkan lagi perhatian dari Raihan.

Tangan Syima mulai bergerilya di sekitar perut bawah Raihan dan bibir Syima juga telah mengigit perlahan kuping telinga Raihan. Syima tahu di mana kelemahan Raihan.

Deru napas Raihan menahan gejolak naf*unya terdengar. Dia coba sekuat hati tidak tergoda namun, Syima lebih andal dalam hal menghancurkan pembatasnya.

"Aku akan menebus semuanya Mas," ucap Syima lirih.

Grep!!

Tiba-tiba saja Syima mere*as junior Raihan yang ternyata sudah bangun ingin dipuaskan. Raihan coba berpikir jernih tetapi bisik-bisik lain terdengar di telinganya.

_Syima istrimu, istri sah yang bisa kau gunakan untuk melepaskan semua hasratmu._

Raihan menutup telinganya tetapi tidak sama sekali coba menghentikan Syima karena rasa rindu dengan sentuhan Syima itu masih ada. Semburat pada wajah Raihan kian menimbul karena merasa kenikmatan yang menjadi ciri khas Syima jika melayani dirinya di atas ranjang.

Syima tersenyum dengan sang junior yang keluar masuk di dalam mulutnya. Syima membuat Raihan akan tergila-gila kepadanya malam ini.

'Kau tidak bisa lepas dariku Raihan,' batin Syima.

Beberapa menit kemudian, Raihan melepaskan air kehidupannya di dalam mulut Syima. Namun, Raihan belum puas, dia masih ingin merobek diri Syima untuk melepaskan rasa kesalnya beberapa bulan ini.

Kini Raihan telah berada di atas Syima bersiap untk membuat Syima lemas dan tidak bisa berjalan seperti biasa. Raihan sudah seperti orang yang kesurupan padahal awalnya dia coba menghindari Syima.

Raihan melupakan tentang Syera saat ini dan mulai menerobos liang halalnya untuk mencapai kepuasan. Seperti dengan Syera, Raihan tidak akan puas jika melakukan dengan satu gaya melainkan harus berbagai gaya sewaktu bercinta.

Syima merasa sedikit sulit untuk mengimbangi permainan intim mereka karena biasanya Raihan tidak mungkin seenergik ini dan baru pertama kali dia harus bermain bermacam gaya bersama Raihan.

Di sisi lain, Syima begitu menyukai permainan seperti ini, mungkin karena Ahmad juga seperti ini ketika membuatnya puas di atas ranjang.

**

Keesokan paginya, Raihan yang baru saja tertidur jam 2 malam harus bangun jam 5 pagi untuk bertemu dengan Syera sekalian menghantarnya ke sekolah.

Tubuh Raihan terasa pegal dan banyak tanda merah pada dada bidangnya hasil gigitan cinta Syima semalam. Raihan mulai panik sendiri, dia takut Syera melihatnya dan merasa sakit hati.

"Sial, ini tidak akan bisa hilang dalam sehari dua hari mujur saja Syima tidak membuatnya dileher." Raihan berkata sambil menggosok tanda kemerahan itu.

Raihan menghela napas panjang berkali-kali berharap Syera tidak menggodanya pagi ini. Raihan keluar dari rumah tanpa berpamitan dengan Syima karena masih terasa aneh dia meniduri istrinya yang telah ditiduri pria lain.

Mau bilang rasa menyesal ya Raihan sungguh menyesal karena tidak bisa menahan hasrat birahinya. Namun, nasi sudah menjadi bubur Raihan tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah 30 menit perjalanan menuju ke penginapan Syera, akhirnya Raihan pun tiba di depan kamar Syera. Dia mengetuk sambil memanggil nama Syera perlahan.

Beberapa detik kemudian Syera membuka pintu dan pemandangan terlihat sangat mengiurkan.

"Sye-Syera, kenapa telan**ng?"

--Tbc--

Ps : Jangan panas dingin guyss dan jangan bilang Authornya miring yah, kalian tunggu aja kelanjutannya🙂🙂🙂

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang