Bab 12

4.6K 32 0
                                    

Keesokan paginya Syera masih merebahkan dirinya di atas kasur kamar penginapan semalam. Dia tidak akan datang ke sekolah untuk beberapa hari ini karena dia pikir Raihan akan mencarinya sampai ke sekolah.

"Bosan banget, aku harus buat apa ya," gumam Syera.

Tidak biasanya Syera berlibur sekolah, kalau pun dia ingin libur pasti dia akan memberitahu sang sahabatnya lebih dulu, tetapi tidak untuk hari ini karena Syera tidak mau mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut Nora.

Syera bangun dari kasur itu lalu menuju ke arah sofa kecil yang berhadapan dengan jendela kamar. Syera duduk di sofa itu sambil menatap ke luar, pikirannya terasa sedikit kusut karena kembali memikirkan keadaan Raihan saat ini.

Syera tidak mau semakin jatuh ke dalam jurang yang salah ini tetapi dalam hati kecilnya dia juga ingin memiliki seseorang seperti Raihan.

Sementara di sekolah, Aziz mengernyitkan dahinya karena melihat bangku kosong di depannya yang seharusnya di duduki oleh Syera.

"Ke mana Syera, kenapa dia tidak datang?" ucap Aziz lirih.

Matanya terus menatap ke arah bangku itu sehingga Nora tanpa sengaja menoleh ke belakang dan melihat Aziz menatap ke arah bangku Syera dengan tatapan bingung.

"Ziz, kenapa? Ah, mungkin kau tahu kenapa Syera tidak datang?" tanya Nora beruntun.

Aziz menoleh ke arah Nora dengan raut wajah datar.
"Tidak tahu," jawabnya dingin.

Nora sedikit kaget karena tidak biasanya Aziz berbicara dingin seperti ini. Biasanya Aziz akan berbicara lembut dan selalu tersenyum tetapi tidak hari ini.

"Aneh!" ketus Nora.

.....

Sejak bertelepon dengan Syera semalam, emosi Raihan terlihat begitu buruk sehingga pagi ini. Raihan mencueki Syima yang bertanya kepadanya.

"Mas kenapa sih? Dari tadi aku bertanya kepada Mas tapi terus cuekin," tanya Syima dengan wajah yang sudah tidak bersahabat.

Raihan menoleh ke arah Syima, dia menatap tajam ke arah Syima lalu berdiri dari duduknya dan keluar dari ruang makan.

"Cih." Syima berdecih kesal.

Raihan langsung saja masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah. Pikirannya sungguh terasa berkecamuk, entah kenapa Raihan merasa sedikit kehilangan setelah Syera memutuskan meninggalkan dirinya.

Raihan berhentikan mobilnya di tepi jalan lalu meremas kuat stir mobil.
"Kau tidak bisa terlepas dariku Syera!"

Raihan akan melakukan apapun untuk mendapatkan kembali Syera. Tidak rela rasanya untuk melepaskan Syera.

Hari telah berlalu kini sudah hampir seminggu lebih Syera tidak berada di rumah tetapi sedikit pun Syima tidak mempermasalahkannya. Syima yang dulunya selalu bersikap hangat dan prihatin terhadap Syera kini berubah sejak kejadian malam itu.

Sementara Syera masih berada di penginapan dan semakin hari uang tabungannya semakin menipis.

"Aku harus cari kerja sampingan untuk menyara hidup huh." Syera berucap sambil mengira uang simpanan yang masih tersisa di tangannya.

Syera tidak lagi peduli tentang sekolah mau pun Raihan, mungkin dia pikir akan mengulang untuk kelas 2 kali ini karena ketidakhadirannya ke sekolah tanpa alasan.

Siang ini, Syera keluar seperti biasa dari penginapannya untuk mencari makanan instant, bedanya hari ini Syera lupa mengenakan kaca mata hitam seperti biasanya ketika hendak keluar.

Syera coba menyakinkan dirinya, dia tidak akan bertemu dengan Raihan maupun Syima. Setelah selesai berbelanja di salah satu toko yanh berdekatan dengan penginapannya, langkah Syera tiba-tiba terhenti.

"I-itu ...," ucap Syera lirih.

Syera tidak mampu merangkai kata, saat ini netra matanya menatap ke arah pasangan yang sedang bermesraan di dalam sebuah kafe. Syera sangat mengenali dengan wanita yang sedang bergelayut manja di lengan seorang pria yang tidak dikenalinya.

_Suatu hari kau akan mengetahuinya Syera!_

Kalimat itu tiba-tiba terngiang-ngiang di telinganya. Syera mengepalkan tangannya dengan dada yang turun naik karena emosi. Dia harus menghampiri wanita itu untuk meminta penjelasan.

Dengan wajah yang memerah dan langkah kaki yang berat, Syera berjalan menuju ke arah pasangan itu. Dengan dada yang berdebar-debar Syera tetap ingin mendekati tetapi tiba-tiba seseorang telah menariknya dan membawanya pergi dari tempat itu.

Di dalam mobil..

Syera termangu menatap seorang pria yang menarik paksa dirinya dan mendorongnya masuk ke dalam mobil. Setelah pria itu memasuki mobil Syera menatapnya dengan sinis.

"Kau! Dia berselingkuh, kenapa kau hanya diam!" Syera berucap dengan nada dingin sambil menunjuk ke arah luar mobil.

"Kita bicara di tempat lain Syera," jawab Raihan yang merupakan seseorang yang menarik Syera tadi.

Raihan melajukan mobilnya menjauh dari tempat itu. Entah ke mana Raihan akan membawa Syera tetapi jelas terlihat pada wajahnya gurat tegang dan lega? Raut di wajah itu bersamaan tercetak itu membuat Syera mengerutkan dahinya menatap bingung.

Raihan sadar Syera menatap ke arahnya, dia mulai menghela nafas panjang dengan perlahan.
"Jangan menatapku seperti itu Syera, kau membuatku ingin menerkam mu sekarang," ucap Raihan dengan senyuman yang tercetak pada sudut bibirnya.

Syera segera memalingkan wajah dengan bergerutu kesal. Dia tidak faham kenapa Raihan terlihat seperti itu padahal jelas tadi dia juga melihat Syima sedang bergelayut manja bersama seorang pria.

"Apa ini yang Kak Raihan maksudkan?" tanya Syera tanpa menoleh ke arah Raihan.

"Hmm, kau sudah melihatnya sendiri. Sekarang kau percaya?" jawab Raihan lalu kembali bertanya.

"Aku tidak menyangka Kak Syima seperti itu," ungkap Syera.

Jujur saja Syera kecewa dengan Syima, padahal dirinya sendiri mendambakan Raihan yang sempurna tapi kenapa Syima malah memilih untuk berpaling dan berselingkuh.

Sungguh Syera tidak mengerti urusan hal orang dewasa. Rasa iba kepada Raihan tiba-tiba membuncah di dadanya tapi dia juga tidak siap hanya untuk menjadi wadah membalas dendam terhadap Syima sang Kakak.

Tidak ada lagi perbicaraan di dalam mobil, hanya ke heningan yang menghiasi suasana saja. Syera juga masih belum tahu ke mana Raihan akan membawa dirinya.

Syera menyandarkan kepalanya pada pintu mobil dan menatap ke luar. Sungguh indah pemandangan walaupun awan sudah mulai menghitam yang hendak menjatuhkan rintik-rintik air.

"Kak," panggil Syera tanpa menoleh.

Raihan menoleh sekilas lalu menatap kembali ke depan.
"Lupakan saja apa yang kau lihat dan nikmati perjalanan kita," sahut Raihan dengan nada datar.

Syera mengangguk kecil saja, tidak ingin bertanya lagi mereka ingin ke mana. Dia pikir mungkin Raihan ingin menenangkan pikiran setelah melihat kejadian tadi.

Tanpa sadar, Syera mulai tertidur dan Raihan mulai mengurangi kecepatan mobilnya. Dia tidak mau Syera terbangun gara-gara kecepatan mobil yang dia bawa apalagi saat ini mereka berada di jalan pedalaman jalan yang sedikit rusak.

Perjalanan memakan 2 jam lamanya. Akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan. Raihan turun tanpa membangunkan Syera dari tidurnya.

.

.

.

.

.

Syera terbangun lalu menatap ke arah langit-langit kamar yang terlihat berbeda dari kemarin.

"Kenapa berubah?" Syera menunjuk ke arah langit kamar sambil bertanya dengan lirih.


--Tbc--

Ps : Vote please 😘

Terjerat Cinta Sang Kakak IparWhere stories live. Discover now