Bab 22

1.9K 24 0
                                    

"Syera, Syera ...," panggil Raihan membangunkan Syera.

"Akkhh" Syera terbangun dengan sedikit memekik.

Dia menatap ke arah Raihan lalu membuka cepat kancing baju kemeja Raihan. Setelah semua kancing baju Raihan terbuka, dia segera memeriksa tubuh Raihan mencari tanda merah tetapi, dia tidak menemukan satu pun.

Syera bernapas lega, ternyata dia hanya mimpi tentang Raihan berhubungan badan dengan Syima.

Raihan cuma diam dengan raut wajah kebingungan. Dia kembali mengancing baju kemejanya setelah Syera berhenti menatap dia.

"Kamu kenapa Syer?" tanya Raihan setelah merasa Syera tidak menjelaskan apa-apa padanya.

Syera yang tadi sedang menunduk dengan pikirannya sendiri, kini menoleh ke arah Raihan dengan raut wajah sendu. Syera menatap Raihan sedikit lama lalu memalingkan kembali wajahnya.

"Tidak, aku bersiap dulu," ucap Syera.

Syera bangun dari atas tempat tidurnya, lalu segera berjalan menuju ke kamar mandi. Syera meninggalkan Raihan yang masih kebingungan.

"Ada apa dengannya? Apa dia bermimpi atau mencemaskan sesuatu tentangku? Syera sangat sulit ditebak,"  ujar Raihan sambil menatap punggung Syera yang menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Sementara Syera, dia menatap wajahnya di hadapan kaca kamar mandi lalu menggelengkan kepala, dia tidak menyangka kenapa bisa bermimpi tentang Raihan dan Syima.

Syera pun mulai gelisah, pikirannya mulai ke mana-mana. Dia harus bertanya kepada Raihan tentang Syima karena Syera tidak mau hanya menjadi simpanan saja.

Syera segera menuntaskan ritual membersihkan dirinya untuk ke sekolah. Setelah selesai, Syera keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sebatas paha saja.

Raihan menatap Syera sambil meneguk air liurnya sendiri. Ingin sekali dia menggoda Syera pagi ini namun, raut wajah Syera terlihat sangat tidak bersahabat, Raihan pun mengurungkan niatnya.

Selesai berpakaian Raihan mengajak Syera untuk makan sarapan pagi lebih dahulu, namun ditolak oleh Syera, berapa kali telah Raihan membujuk Syera tetapi Syera masih bersikeras menolak.

Raihan menghela napas panjang lalu menatap ke arah Syera dengan serius.
"Sebenarnya kamu kenapa sih Syer, dari tadi pagi terlihat gelisah begitu. Ada apa?" tanya Raihan yang memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Awalnya Syera tidak mau menjawab pertanyaan Raihan, namun Raihan terus mendesak hingga dia terpaksa jujur.

"Ok aku terus terang huhh ... aku mimpi Kak Raihan dan Kak Syima sedang melakukan se*s dan mimpi itu kayak nyata sekali," terang Syera dengan raut wajah sendu.

Raihan menghela napas panjang lalu menangkupkan tangannya pada pipi Syera.
"Syer, mana mungkin aku mau berhubungan badan dengannya, apalagi pria lain telah menyentuh dia," jelas Raihan, "Itu cuma mimpi Syera, sekarang aku sama kamu."

Mendengar penjelasan saja belum cukup bagi Syera, karena bisa saja hal itu terjadi. Apalagi Raihan dan Syima merupakan suami istri yang sah, sedangkan dirinya bukan siapa-siapa.

"Terus, kapan kak Raihan menggugat cerai kak Syima? Aku tidak mau hanya jadi simpanan Kak," tanya Syera.

Raihan sempat terdiam berapa menit namun kembali bersuara.
"Aku tetap akan berpisah dengannya Syera, kamu tunggu saja, Kakak tetap akan menepati janji," jelas Raihan.

Entah kenapa jawaban yang Raihan beri membuat Syera semakin merasa kesal dan sakit hati.  Baginya jika benar Raihan mencintai dirinya maka Raihan harus melepaskan Syima sementara Syima sedang dalam kasus berselingkuh juga.

Syera tidak lagi menjawab ucapan Raihan, dia kembali menatap ke arah jalanan begitupun dengan Raihan yang melanjutkan perjalanan mereka menuju ke sekolah Syera.

'Aku tidak boleh terus begini!"



--Tbc--

Ps : sedikit singkat ya guyss.. jangan lupa vote dan komen ❤️

Terjerat Cinta Sang Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang