Bab 10

5.8K 33 0
                                    

Hari berlalu, sejak pengakuan Raihan bahwa dia tidak pernah mencintai Syera membuat Syera menjauh dan bersikap dingin pada orang-orang di sekeliling termasuk Raihan.

Walaupun sudah berapa kali Raihan coba memberi kode kepada Syera lewat anak mata tetapi Syera tetap mengabaikannya.

Namun, hari ini terjadi kegaduhan antara Syera dan Syima yang di sebabkan hal sepele iaitu Syima tidak sengaja menyenggol Syera hingga ponsel yang Syera pegang.

Syera cepat mengambil ponselnya dan memeriksa jika terjadi lerusakan pada ponsel miliknya.

'Huh, mujur saja,' ucap Syera dalam hati.

"Makanya kalau jalan jangan lihat hp mulu, kan jatuh hpnya," sinis Syima yabg sedikit pun tidak merasa bersalah.

Entah kenapa sejak kejadian Syima dan Raihan berkelahi beberapa minggu lalu yang Syima jelas berubah apalagi waktu itu Syera yang membantu mengobati luka di buku tangan Raihan.

Perasaan iri, cemburu, sakit hati dan kesal bercampur aduk tatkala melihat wajah Syera yang sekali pun sejak kejadian itu tidak pernah menanyakan keadaannya malah terlihat lebih akrab beberapa minggu itu bersama Raihan.

"Maksud Kakak? Bukankah Kak Syima yang menyenggolku tadi?" tanya Syera dengan nada tidak bersahabat.

"Aku tidak menyenggolmu Syera, kau saja yang terlalu sibuk menatap hp mu sehingga kau menjatuhkannya. Aku curiga kau sudah mempunyai kekasih di luar sana, makanya jalan lihat hp terus," jawab Syima bersahaja.

"Apa! Jelas Kak Syima menyenggolku tadi dan aku tidak dalam keadaan melihat hp tadi!" Syera meninggikan suaranya dan menatap tajam ke arah Syima.

"Kau adik sialan, beraninya kau meninggikan suara padaku! Sekarang minta maaf sekarang juga!" sahut Syima dengan nada tak kala tinggi.

Syera menggenggamkan tangannya, ingin sekali dia melayangkan satu pukulan ke arah Syima karena menganggap dirinyalah yang bersalah.

Namun, apalah daya Syera yang sebagai seorang adik yang masih punya rasa hormat pada sang Kakak tetapi rasa hormat itu berlaku sebelum Syima mulai menjambak rambut Syera.

"Kau sudah mulai kurang ajar Syera! Aku akan mengadukan pada Ayah dan Ibu nanti dan sekarang kau harus merasa kemarahan ku karena kau tidak ingin meminta maaf padaku!" Syima berkata sambil menjambak rambut Syera dan menariknya dengan kuat.

Syera berteriak kesakitan coba melepaskan genggaman tangan Syima dari rambut tetapi dia tidak berhasil hingga Syera mulai membalas dengan menarik kembali rambut Syima.

"A-aku takkan minta maaf itu bukan salahku!" Syera berteriak sambil menarik kuat rambut Syima.

"Adik sialan!" sahut Syima kesakitan.

Kejadian gaduh itu membuat Raihan keluar dari kamar kerjanya dan menxaru suara gaduh itu. Setelah menuruni tangga, Raihan di buat melotot karena melihat adegan jambak menjambak antara adik dan Kakak.

Raihan sempat bingung bagaimana hendak meleraikan adik dan kakak itu, hingga dia memutuskan untuk memukul tangan Syima dan Syera lalu menarik tubuh Syera ke belakang agar jangan berdekatan dengan Syima.

"Kalian cukup! Apa kalian tidak malu jika tetangga mendengar suara kalian hah?" ucap Raihan yang berdiri sambil memegang pinggang Syera.

"Mas! Kenapa Mas membela anak sialan itu!" teriak Syima apabila melihat Raihan memegang pinggang Syera.

"Kecilkan suaramu Syima!" Raihan membentak Syima lalu menarik kembali tangannya dari pinggang Syera.

Syera dengan tatapan tajam menatap Syima yang juga menatap dirinya dengan tatapan benci dan tidak suka. Sejak kapan? Sejak kapan Syima mulai menatapnya seperti itu padahal selama ini Syima sering memperlakukannya dengan baik dan kegaduhan seperti ini tidak pernah berlaku.

Terjerat Cinta Sang Kakak IparWhere stories live. Discover now