19

64 6 1
                                    

"Berharap semua baik baik saja"

Sorry for typo :)


🐻🐻🐻
.
.
.

Sekarang dirinya berada di dalam kamarnya, sedang membersihkan luka cambukan yanga ayhnya berikan. Dan ya membutuhkan waktu yang lama, karena tangannya tidak menyampai pada punggungnya. Ingin meminta bantuan juga tidak mau. alasannya karena, nanti yang lain pada tau dong gue di rumah di ngapain aja .

"mau sampai kapan lo gini kal kal, kenapa lo ga mati aja sih sekalian, tapi kalo mati dulu gue ga aka nada kesempatan buat di banggain ayah dong, ya udah terima aja deh"

Itulah Haikal yang selalu berkomunikasi satu arah atau bisa di sebut berbicara sendiri, dan itu yang selalu membuat dia bisa menghilangkan masalahnya. Tidak mungkin juga dia memberitahukan masalah nya pada temannya, karena yang pasti teman nya pun memiliki masalahnya masing-masing, masa ia dia menambahkan nya dengan masalahnya juga.

"udah gitu mandi, makan, kerjain tugas biar pinter kaya jefry sama rifky yah ambis sin aja kal, biar di notice sama your bapak oke semangat kal" ucapnya pada dirinya sendiri.

Karena terlalu Lelah berbicara sendiri ia pun hanya bisa melamun dan sesekali menghapus jejak air matanya, benar ia menangis dengan tanpa suara yang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu. Ia terlalu Lelah dengan semua ini.

Ia merasa bahwa semesta dan dunia tidak mengijinkan nya untuk Bahagia, apakah mereka berdua tak ingin melihat haikal Bahagia, apakah haikal tak pantas Bahagia. Dan apakah haikal tidak berhak merasa damai dengan hidupnya mengapa semesta dan dunia tidak mengijinkan dirinya untuk semua itu.

"semesta dan dunia ini ga ada berpihaknya sama sekali sama gue, berati emang ga di takdirkan emang buat ga Bahagia, tapi kalaupun lo ga bisa Bahagia tapi setidaknya lu bisa bahagian orang lain kal" ucapnya pada dirinya sendiri lagi.

Dan haikal pun melanjutkan acaranya di balkon dengan di temani oleh bintang dan langit yang sudah gelap, dan hanya mereka bertiga dan hanya mereka berdua yang tahu bagaimana hancur nya seorang haikal.

Tetapi ada seseorang yang melihat ia dari arah balkon, yang selama ini memperhatikan haikal setiap waktu, mau itu di sekolah dan di mana saja siapakah itu? Dan tidak jauh dari johan yang selalu memperhatikan haikal darii hal yang kecil pun ia perhatikan.

"tanpa lo kasih tau juga gue tau kal kalo lo itu udah terlalu rapuh untuk mengendong semua beban di punggung lo, gue kalo jadi lo pun ga ajan sanggup kal" ucap johan yang melihat haikal yang meneteskan air matanya tanpa suara.

"jo belum tidur kamu?" tanya sang ibu, dan johan pun hanya bisa menggeleng. Dan itu membuat ibunya menghampirinya

"kamu sayang banget yah ke haikal?" tanya ibu nya

"jo emang sayang ke haikal, gimana jo ga sayang bun. Kalo ngeliat anak yang masih labil harus menanggung beban yang sangat berat yang di berikan pada dirinya, dan selalu di tuntut untuk selalu bisa dalam segala hal. Kalo jo jadi haikal jo ga akan tahan bun" ungkap nya pada sang bunda

"emang haikal intu anak yang kuat, tetapi orangtuanya sangat keras kepala, buna tau itu karena ibu nya Haikal itu teman nya buna, dan yah ibu berpesan titip haikal sayangi dia , karena dia itu hanya butuh kasih sayang saja. Dia tidak membutuh kan uang dan harta tapi yang ia butuhkan adalah kasih sayang dan keluarga nay" ucap sang ibu

haikal dan kenangan Where stories live. Discover now