31

45 7 0
                                    

Saat pulang Dari sekolah mereka sepakat akan menjenguk temannya narendra, karena yang di ucap kan oleh haikal ada benarnya. Bahawa temannya yang satu itu hanya tidak ingin merepotkan mereka, dan juga ada alasan kenapa ia menyembunykannya.

Dan juga temannya yang satu itu pasti sedang membutuhkan support dan semangat dari parsa sahabatnya agar bisa bangkit dari penyakit mematikannya itu. Dan mungkin sekarang masih ada raa kecewa di dalam hati mereka namun ini semua untuk sahabatnya agar kembali sehat. Dan bisa menjalankan sehari-hari dengan mereka lagi.

"jadi kenapa kalian malah diem di depan ruangannya? Bukannya masuk" tanya haikal pada temannya

"hehe kal, nungguan lo. Soalnya gue masih merasa bersalah sama naren gara-gara kemarin kan sam gue dah di marahin" ucap rifky

"yang bener aja lo dah, heren gue" ucap cahya yang mendengar jawaban rifky

"ya udah gue mau masuk dulu pertama, soalnya ada yang mau gue omongin sama naren" ucap haikal mendahului yang lainnya

Saat ia memasuki ruangan narendra, ada yang ia dapat hanya ada narendra yang diam dan melamun, entah memikir kan apa.

"na..."

Namun narendra tidak menyahut, dan tetap diam

"na.. ini gue haikal" ucapnya sekali lagi

Dan naren pun merasa terpanggil pun mulai menoleh ke arah suara itu berapa, namun tak lama kemudian haikal terkejut karena naren yang langsung memeluknya tanpa aba-aba, untung ia bisa menjaga keseimbangannya.

"na hei lo kenapa?" tanya nya pada naren

"gue sedih kal ga ada yang nemenin gue di sini"

"bukannya ada buna yah?"

"ada, tapi tadi buna pulang dulu ga tau kapan kesini nya lagi"

"ya udah, gue denger-denger bukannya lo mau op ya?"

"iya, itu pun di paska sama nyokap lo"

"eitss broo, wake up dia juga nyokap lo sekarang"

Nanren yang mendengar pun langsung terkekeh, ia tahu dengan haikal berbicara seperti ini ada luka yang ia sembunyikan

"oh ita, gue lupa ngasitau. Ada temen-temen di luar mau ngejenguk lo"

"oh ya?" dan pertanyaan naren pun langsung mendapatkan deheman dari haikal

"WOI MASUK SINI" ucap haikal dengan nada yang sengaja di keraskan agar terdengar sampai luar

Setelah mendengar itu mereka yang ada di luar pun langsung memasuki ruangan narendra

"eh ren, gu-gue minta maaf sama lo yang kemarin itu gu—" ucapan rifky terhenti kerana jawaban dari naren

"iya ky ga papa, wajar kok gue tau lo kecewa. Gue juga pernah ada di posisi lo, gue ju sempet mau marah Cuma gue tahan aja. Karena di sana ada pawangnya" ucap naren

Haikal yang merasa pembicaraan naren yang mengarah padanya pun langsung menatapnya dengan tatapan tak terima, dan itu di sadari oleh cahya yang sejak tadi memperhatikan haikal. Namun karena suasana jadi canggun haikal pun langsung membuka topik

"oh ya, gikmana kalo misalnya naren dah sembuh total kita main ke bandung, kita ngecham mau ga?"

"ide bagus tu bang" jawab cahya

"iya tuh bagus, kiat ngecham nya di ciwidey aja ga sih. Soalnya di sana kan masih seger ya udaranya di sana" timpal jefry

"jasi udah ya semuanya dah sepakat ya?" tanay dewa

haikal dan kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang