30

54 4 0
                                    

Ke esokan harinya haikal bangun paling awal dari yang lainnya, karena ia yang mersa tidak nyam dengan perutnya.

"bang...tolongin bang perut gue sakit bang.." ucap haikal dengan lirih yang berusa membangun kan candra kerena hanya candra yang dekat dan ada di dekatnya.

Candra yang merasa terganggu pun mulai membuka matanya, betapa tidak terkejutnya ia melihat kondid haikal yang merintih karena perutnya yang sakit. Dan juga melihat darah yang mengerin di bawah hidungnya dan juga yang sudah mengkotori bantalnya

"kal tunggu yah.. tunggu abnag bakal panggilin dokter"

Haikal hanya bisa pasrah, merasakan sakit yang ia rasakan. Sebelunya ia sudah menyadari bahwa ia mengalami mimisan saat sedang tidur, tetapi ia sangat sulit untuk menyadarkan tubuhnya. Dan ini bukan yang pertama kalinya, tetapi mungkin yang sekian kalinya.

"haikal kamu mendengar saya, haikal" tanya doketer kevin pada haiakl

"sakit...ga kuat dok sakit banget..." ucapnya lirih mungkin hamper tidak terdengar

Kevin yang melihat bagaimana kondisi haikal hyanya bisa memberikan obat bius untuk sementara karena jika tidak di berikan obat bius mungkin, jika kevin tidak memberikannya ia tidak akan bis amenindak lanjuti haiakl karena sudah di pastikan anak ituakan menolah dan membatahnya.

"sekarang kita akan melakukan terapinya, karana jika di tunda akan semakin memburuk kondisinya" ujar dokter kevin

"tapi dok gimana kalo bang haikal nolak?" tnaya cahya

"karena itu saya memeberikanobat bius, untuk melakukan terapi. Karena jika tidak melakukan cara ini mungkin haikal akan menolak" jelas dokter kevin

Karena mereka akan menemani proses haiakl terapi merka pun segara menghampiri ruangan yang akan di gunakan. Dan cahya Bersama candra yang akan ke sekolah haikla dan cahya untuk meminta ijin untuk tidak sekolah.

"bang.. bang haikal tidak akan kenapa napa kan bang?" tanya cahya saat di perjalanan

"kita berdoa aja semoga terpainya berjalan dengan lancer dan tidak ada hambatan"

Sesampainya di rumah sakit mereka menghampiri ruangan yang di tempati oleh haikal. Namun saat di ruangan cahya hanya bisa menahan air mata yang akan keluar dari kelopak matanya, karena ia sangat tidak kuat meluhat kondisi haikal yang tidak berdaya.

"bang kan kata gue apa, gue bilang kalo gue gam au terapi lagi bang cape" ujar haikal dengan lirih

"udah diem kal, untuk laki ini aja ikutin aja yah. Kalo dah beres bebas lo mau ngelakuin apa aja abng ga bakalngelarang" ucap johan

Sedangkan di sis lain ada candra yang sedang diam, karena tak tau akan membicarakan apa, sedangkan cahya ia sedang melamun dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"ya udah berate besok gue dah boleh sekolah kan?" tany haikal

"gak/terserah" jawab johan dan candra yang berbeda

"lo napa ngijin sih?" tanya joha pada candra

"biar lah bang, kita turutin apa yang haikal mau. Kita udah berbuat egois dengan memaksa haiakl untuk berobat, tapi di sis lain kita malah senang ada haikal di sisi kita"

"tapi apakah abnag pernah berpikir kalo haikal cape atau Lelah dengan semua itu? Udah cukup sampe sini, haikal dah sering nurutin apa yang kita mau kan. Jadi sekarang biar haikal yang memimilh mau bangai mana dan gimana nya. Itu hidup dia, hari-hari dia jadi kit aga bisa ngatur trlalu jauh"

"gue tau, kalo lo gamau kehilangan haikal gue tau. Gue juga sama gue takut dan ga bisa kalo di tinggalin haikal, tapi bang kita dengerin dulu apa mau haikal, kita bisa mewujudkan apa yang haikal inginkan" ucap candra dengan Panjang lebar

haikal dan kenangan Where stories live. Discover now