33. Bermanja

121 3 0
                                    

"Itu muka udah sama kek pantat panci, Bos. Kusam. Emang kenapa, sih, kok agak lain hari ini?" Guntur meletakkan segelas air minum di depan Arbie.

"Gemes gue ama binik, gue!" keluhan pun muncul dari bibir seksinya yang sudah sejak sampai di kafe mengerucut.

"Kenapa lagi, emaknya Angkasa?" tanya Guntur siap mendengarkan. 

"Males ah, bahas dia, sebel gue!" 

Arbie menenggak setengah gelas minuman di depannya dan kembali ke tempatnya. Hari ini, dia dan Guntur harus menghadiri acara pelatihan chef baru untuk resort yang akan dikelola Mario dan juga dirinya. Ada sepuluh orang yang mendaftar. Dari sepuluh orang itu, ada satu nama yang menarik perhatiannya. 

"Selamat pagi, semuanya?" Arbie menyapa mereka. 

Seorang wanita cantik berdiri di antara kumpulan pria yang mendaftar. Dia mendaftarkan dirinya sebagai chef. 

Arbie memulas senyum mendapati wanita itu ada di sana. Dia Raisa, adik kelas Arbie ketika di sekolah. Dari sekian banyak adik kelas yang dia kenal, hanya gadis cantik itu saja yang mengikuti jejaknya. Bahkan, dia juga sempat mengejar Arbie sampai ke hotel tempatnya bekerja.

"Abang, apa kabar?" sapa Raisa pada Arbie. 

Senyum manis pun tertoreh di wajah laki-laki beranak dua itu. Tanpa melihat profile sang gadis, dia langsung menerimanya menjadi staf dapur. Hal ini, tentu tidak mendapat penolakan. Pasalnya, siapa yang bisa melarang seorang wanita cantik yang cekatan bekerja di dapurnya.

"Gimana sekarang, sudah punya pacar?" tanya Arbie berbasa basi. 

"Ah, Abang, siapa yang mau ama orang dapur seperti Ais," sahutnya diikuti dengan derai tawa. 

"Masa, sih? Wanita secantik kamu masih single, pasti orang-orang pada siwer matanya." Arbie pun ikut tertawa bersama gadis muda itu. 

 Guntur mendekatinya. "Inget anak bini di rumah, Bos!" bisiknya palan.

"Ah berisik, lu!" 

Arbie dan Raisa larut dalam canda tawa dan juga kenangan masa lalu yang berputar di antara mereka berdua. Dia berbincang banyak hal, sampai lupa dengan Aika yang sudah tampil cantik untuk menyambut kepulangan suaminya. Penolakannya tadi pagi, membuat hatinya nyeri dan bingung sendiri. 

Dia ingin memberikan yang terbaik pada suaminya malam ini. Namun, hingga jauh malam, Arbie belum juga kelihatan batang hidungnya. Aika pun masuk ke kamarnya untuk membersihkan make-up yang menempel di wajahnya. 

Pintu kamar dibuka. Arbie pun akhirnya pulang juga. 

"Eh, belum tidur, Ai?" tanyanya malu-malu saat ketahuan baru sampai rumah jam sebelas malam. 

Aika diam dan mendekati suaminya. Bau rokok dan alkohol menguar dari tubuh suaminya. "Mas mabuk?" Aika menahan geram. 

"Nggak! Ini tadi cuma nemeni orang minum aja, kok!" 

Aika mendesah, dia mengambil bathrobe dari dalam lemari dan menyerahkannya pada Arbie. 

"Kamu cantik banget, abis dari mana, Ai?" 

Pengantin Cadangan 2Onde histórias criam vida. Descubra agora