5. Nightmare

20.6K 1.5K 99
                                    

Sesuai dengan pesan Starky tadi pagi, pria itu benar-benar menelpon saat waktu menunjukkan pukul delapan malam. Itu berarti, di Jakarta waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Tumben sekali Starky ada waktu jam segini. Biasanya dia baru mendapatkan waktu kosong jam sembilan ke atas.

Baru saja Rhea berniat mengangkat panggilan Starky, tiba-tiba saja panggilannya terputus. Rhea menggerutu kesal. Sejurus kemudian, muncul panggilan lagi tapi kali ini dalam bentuk video call.

"Shane! Sini cepat!" seru Rhea.

Shane muncul di pintu kamar. Dengan bersungut-sungut seraya mendekati Rhea yang sedang duduk di pinggiran ranjang. "Apa sih, Ma? Dikit lagi Going Merry beres padahal."

"Papa nelpon," ucap Rhea sembari memberikan ponselnya pada Shane.

"Kenapa gak Mama aja yang angkat? Aku sibuk."

Rhea tertawa garing. Terkadang Shane bisa menjadi sangat menyebalkan dan menggemaskan di saat yang bersamaan.

"Papa juga sibuk tapi dia sempat tuh nelpon Shane."

Shane mengambil ponsel Rhea lalu menekan tombol angkat. "Sibuk pacaran maksudnya?" gumam Shane.

Wajah Starky memenuhi layar. Di sana terlihat Starky masih berada di ruang kerjanya di kantor, menandakan bahwa pria itu belum pulang. Rhea sendiri hanya mengintip dari samping tanpa berniat menampilkan wajahnya di kamera.

"Siapa yang pacaran?" tanya Starky yang ternyata mendengar gumaman Shane.

Rhea mendelik pada Shane. Starky tidak boleh tahu kalau Shane menyinggung-nyinggung soal Nadira. Rhea tidak mau dia ataupun anaknya terlihat lemah dengan membahas-bahas soal Nadira.

Shane berusaha membaca kode dari Mamanya. Rhea membuat tanda X menggunakan tangannya yang disilangkan. Dia lalu menunjuk-nunjuk dirinya sendiri berkali-kali.

Shane kembali menatap layar ponsel. "Mama yang pacaran," ucapnya.

Rhea mengelus dadanya lega. Meskipun dia harus mengajari Shane berbohong—Rhea bersumpah tidak akan melakukannya lagi—tapi setidaknya ini lebih baik daripada harus ketahuan menyinggung soal Nadira.

"Oh? Mama pacaran?" tanya Starky.

Shane mengangguk. "Iya."

"Pacar Mama siapa emangnya?"

Shane memicingkan mata pada Rhea yang lagi-lagi melayangkan tatapan memohon padanya. "Let's not talk about that. Papa mau ngomong apa sama aku?"

Starky sedikit terkejut dengan respon Shane. Dia tidak menyangka kemampuan lisan Shane berkembang sepesat ini. Namun Starky dengan cepat mengatasi kecanggungannya dengan terkekeh.

"Emangnya Papa gak boleh telepon ya? Papa kan kangen sama Shane."

"Ya... boleh sih."

"Shane lagi ngapain?"

"Abis ngerakit Going Merry. Belum beres tapi Papa nelpon," ucapnya sedikit ketus.

"Shane lagi suka One Piece?"

Shane mengangguk. "Mama juga suka, tapi Mama nggak nonton anime-nya. Mama cuma nonton live action-nya. Itupun cuma untuk lihat Mackenyu."

Rhea menepuk jidatnya saat dia mendengar Starky tertawa. Kenapa Shane harus membahas itu sih?

"Bilangin sama Mama, Mackenyu udah taken."

"Memangnya kalau Mackenyu taken kenapa?" tanya Shane.

"Ya gak boleh ditaksir dong," jawab Starky.

Shane terlihat memikirkan sesuatu. "Papa juga udah taken tapi Nadira bisa naksir Papa."

Three YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang