19. The Miraculous Shane

20.3K 2.6K 130
                                    

Haii
Sedikit notes dari aku
Aku gak bisa nuruti satu persatu tuntutan alur yg harus gini harus gitu. Percuma juga, Three Years ini udah finish draftnya😁
Aku publish di wattpad biar temen2 yg bener2 mau baca bisa tetap baca. Kalau ada yg gak suka alurnya ataupun penggambaran karakternya, berarti cerita ini bukan untukmu. Boleh skip aja.
Happy reading😊

***

From: Starky
Jadi masak-masak hari ini?

"Mama, ada chat dari Papa," ujar Shane sembari berjalan ke dapur.

"Papa bilang apa?" tanya Rhea.

"Mama jadi masak-masak gak?"

"Bales aja jadi. Kenapa nanya-nanya?"

Shane langsung mengetikkan sesuai dengan yang dikatakan Rhea. Beberapa detik kemudian, Starky langsung mengirimkan balasan.

"Papa bilang mau makan malem bareng kita," ucap Shane lagi.

Rhea meletakkan pisau di atas talenan kemudian menyodorkan tangannya pada Shane. "Siniin HP Mama."

Shane memberikan ponsel itu lalu kembali ke ruang tengah, kembali berkutat dengan salah satu koleksi novel Mamanya--yang sudah dua hari ini dibacanya dan dia yakini boleh dibaca anak-anak karena sampulnya bergambar hewan. Yang penting Rhea tidak tahu karena sedang sibuk di dapur.

Rhea sendiri masih menekuri chat dari Starky. Biarpun Rhea tidak menyukai Nadira, tapi dia juga perempuan. Agaknya kurang pantas kalau Starky terlalu sering menghabiskan waktu bersama mereka sementara dia sudah mempunyai pacar.

Ya memang Nadira mendapatkan Starky melalui jalur haram alias merebut pria itu dari Rhea. Tapi justru itu yang membuat Rhea ingin menghindar. Biarpun pendidikannya tidak setinggi Nadira, Rhea yakin dirinya lebih bervalue. Dia tidak mau berurusan dengan pria yang sudah memiliki pasangan. Karena itu, Rhea harus tega menolak permintaan Starky untuk makan malam bersama di sini.

Selama ini Rhea tetap berusaha baik karena bagaimanapun, pria itu adalah Papa dari Shane. Lagian bagi Rhea, malu rasanya kalau dia terang-terangan mempertontonkan kemarahan dan kekecewaannya. Dia tidak mau terlihat semenyedihkan dan sefrustasi itu.

Rhea: sorry, Star. Lo jangan keseringan datang kemari. Gue gak mau orang-orang salah paham karena lo udah punya pacar.

Starky: tapi kan aku datang juga untuk Shane.

Rhea: justru itu. Bisa-bisa gue dikira make Shane untuk narik lo kesini mulu. Lo bisa kok ketemu Shane atau ajak dia jalan-jalan, tapi jangan terlalu sering di ruko.

Starky: maaf, Rhe. Aku gak tau kalau kamu gak nyaman. Aku pikir kalau kita sering bareng itu bisa buat Shane happy.

Rhea: dia happy kok. Jangan buat dia terbiasa dengan kebersamaan kita. Kasihan kalau dia berharap lebih.

Begitu menekan send, Rhea menaruh ponselnya di meja makan dan kembali berkutat dengan segala macam bumbu. Dia mati-matian meyakinkan dirinya bahwa air mata yang kini menggenang di pelupuk matanya adalah karena efek mengupas bawang merah.

"Shane!"

Rhea mengernyit. Itu suara Banyu yang sedang memanggil putranya.

"Iya, Om?"

Rhea melirik ke arah balkon. Shane sedang berdiri di sana dan menghadap ke arah balkon milik Banyu.

"Bukain pintu. Om mau ngasih ini."

Dari jarak ini, Rhea bisa melihat Shane menatap ke arah balkon sebelah dengan mata berbinar-binar. Kemudian anak itu mengangguk antusias dan berjalan cepat ke arah tangga.

Three YearsWhere stories live. Discover now