15. Pretty Boy Next Door

20.4K 1.8K 106
                                    

Pagi-pagi sekali Rhea bangun untuk membuat klepon. Tidak butuh waktu yang lama bagi Rhea menyelesaikan kue berbentuk bulat dan berwarna hijau itu. Sebelum pukul 6, Rhea sudah menyiapkan beberapa food container untuk diisi klepon dan dibagikan.

Eyou akan singgah jam 6 nanti untuk mengambil kleponnya dan milik Ares juga. Dia akan singgah di kantor Ares sebelum pergi ke kantornya.

Rhea menyiapkan 3 food container lagi. Satunya untuk satpam ruko, satunya lagi yang ukurannya lebih besar untuk pengontrak sebelah. Lalu food container yang terakhir, Rhea ragu-ragu apa harus memberikannya atau tidak.

Pada akhirnya Rhea tetap meraih ponselnya lalu mengirimkan chat pada Starky. Kalaupun ditolak, ya sudah.

Rhea: mau klepon gak? Kalau gak, mau aku kasih semua ke tetangga sebelah.

Starky: tetangga yang cowok cantik itu?

Rhea: yang kayak gitu lagi trend gak sih? Kayak oppa-oppa korea.

Starky: jadinya suka yang kayak Mackenyu apa yang kayak oppa korea?

Rhea: mana-mana aja deh yang mau. Bosen menjanda lama-lama. Gimana jadinya? Mau klepon gak?

Starky: mau. Nanti aku singgah ngambil klepon sebelum ke kantor.

Rhea: sip.

"Shane! Udah selesai belum?"

"Lagi pakai baju!"

Rhea terkekeh geli mendengar teriakan Shane dengan suara super gemasnya. Bocah kecilnya itu selalu dibiasakan bangun pagi. Jadi kalau sudah bangun, Shane langsung mandi sendiri.

"Udah selesai kuenya, Mama?" tanya Shane yang muncul dari kamar. Dia mengenakan kaus marvel berwarna biru tua dan celana selutut.

Rhea langsung memeluk Shane dan menghirup aroma sabun bayi yang menempel di tubuh bocah itu. "Wanginya anak Mama."

Shane menjauh dari Rhea dengan susah payah. "Ayo katanya mau ditemenin nganter plapon."

Tawa Rhea menyembur seketika. "Klepon, sayang."

Mulut Shane lagi-lagi mengerucut. "Jadi gak?"

Rhea meraih kotak berisi klepon yang akan diberikan pada tetangga sebelah dan satpam. "Yuk."

Shane berjalan di depan Rhea. Mereka keluar dari ruko dan berjalan ke arah pos satpam.

"Pagi, Pak Herman. Saya Rhea yang tinggal di petak nomor 1," ucap Rhea ramah pada Pak Herman.

Pake Herman mengangguk ramah. "Oalah iya, Mbak. Adiknya Mas Ares ya?"

"Betul, Pak." Rhea memberi kode pada Shane untuk menyalami Pak Herman yang langsung dituruti oleh anak itu. "Ini Shane, Pak. Anak saya."

Pak Herman menerima tangan mungil Shane. "Ganteng banget anaknya, Mbak. Kayak ada bule-bulenya gitu."

"Oh iya. Ini saya bawa klepon, Pak." Rhea menyodorkan sekotak klepon pada Pak Herman.

Pak Herman menerima kotak itu dengan wajah sumringah. "Wah kesukaan saya ini. Terima kasih, Mbak Rhea."

"Sama-sama, Pak. Pengontrak nomor 2 lagi ada di dalem nggak? Atau jam segini belum bangun?"

"Ada, Mbak. Hampir tiap malam Mas Banyu tidur di sini kok--nah itu orangnya baru dateng. Kayaknya abis lari pagi."

Rhea dan Shane menoleh ke arah yang ditunjuk Pak Herman. Cowok manhwa yang tadi malam sedang berjalan dari arah berlawanan. Dia mengenakan celana training selutut, kaus berwarna hitam, dan sepatu lari.

Three YearsWhere stories live. Discover now