17. Orange Uniform

20.3K 2K 139
                                    

"Aku nggak mau pakai baju ini. Jelek banget, Mama!"

Rhea menyugar rambutnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan dia belum bersiap-siap sama sekali karena Shane sangat susah dibujuk untuk memakai seragam barunya.

Di TK yang lama, seragamnya berwarna hijau cerah tapi tidak norak sehingga tetap enak dipandang. Seragam sekolah barunya ini memiliki atasan berwarna oranye cerah,lebih cerah dibandingkan bangunan TK Insan Ceria sementara bawahannya juga juga berwarna oranye dengan motif kotak-kotak berwarna hijau. Rhea tidak tahu siapa yang mendesain baju ini sampai-sampai Shane bahkan tidak mau terlihat konyol dengan baju itu.

"Shane, ini seragamnya lucu kok," bujuk Rhea.

Shane bersedekap, dia tetap duduk di kursi balkon. "Aku nggak mau."

Tidak ada cara lain selain pemaksaan. Rhea berjalan ke arah Shane kemudian berusaha mengangkat tubuh anak itu dengan susah payah. Shane tetap mempertahankan posisinya.

"Shane, nurut sama Mama."

"Gak mau, Ma. Aku gak mau. Cariin aku sekolah lain."

"Baju anak TK emang kayak gitu, Shane."

"Gak, gak."

Rhea berupaya mengangkat tubuh mungil Shane, tapi putranya itu bertahan pada kursi yang ia duduki.

"Ada apa nih?"

Rhea menoleh dan mendapati Banyu sedang berdiri di balkonnya. Pria itu masih mengenakan baju kaus putih dan celana piyama berwarna abu-abu.

"Maaf, Banyu. Kami ribut ya? Ini Shane lagi rewel gak mau pakai baju seragam."

Banyu menyandarkan sikunya di pinggiran balkon sembari menatap Shane yang masih manyun di tempat duduknya. "Memangnya seragamnya kenapa?"

"Kayak jeruk sunkist!" seru Shane.

Rhea meraih baju seragam Shane dan memperlihatkannya pada Banyu. "Bagus kan, Om Banyu?"

Banyu meringis. "Norak banget. Ntar kamu kelihatan kayak maskot nutrisari, Shane."

Rhea mendelik pada Banyu. "Apa sih, Banyu. Kalau gak mau bantu mending diem deh."

Banyu terkekeh. "Tapi lucu kok kalau Shane yang pakai."

"Dah telat. Dia makin gak mau ini," ujar Rhea jengkel.

Sesaat kemudian, suara klakson mobil berbunyi. Rhea dan Banyu lantas melihat ke bawah. Mobil Starky sudah terparkir di sana. Pria itu keluar dari mobil, mendongakkan kepala dan memandang Rhea serta Banyu bergantian.

"Jam berapa ke sekolah?" tanya Starky.

"Harusnya jam tujuh, tapi Shane rewel banget pagi ini. Udah setengah jam aku bujuk untuk pakai seragam tapi dia gak mau." Rhea kemudian menatap sinis pada Banyu. "Dan temenmu ini malah memperburuk keadaan."

Banyu hanya nyengir sambil mengangkat dua jari sebagai simbol peace. Tadinya dia hanya berniat iseng karena memang baju seragam itu terlihat konyol. Dia tidak menyangka kalau Shane menganggap serius keisengannya.

"Pintu bawah kekunci?" tanya Starky.

"Gak. Digeser aja," jawab Rhea.

Tak berselang lama, Starky sudah tiba di lantai dua. Hari ini pria itu tidak mengenakan jas dan kemeja seperti biasanya. Dia hanya memakai celana kain berwarna biru navy dan kaus polo berwarna putih. Bukan Starky namanya kalau tidak cakep dalam balutan pakaian apapun.

Rhea merasa pagi ini matanya sangat beruntung. Tengok kanan ada Banyu yang cakepnya super menggemaskan, lihat ke depan ada Starky yang gantengnya selalu maksimal.

Three YearsWhere stories live. Discover now