37) Terlalu Cantik

1.3K 76 7
                                    


"Istri saya terlalu cantik jadi wajahnya tidak ditemukan di sosial media manapun."
Azizan Arsala Sidik

***

Dalam pertemuan penting dengan para dokter Azizan gelisah tiba-tiba melanda saat ponsel bergetar. Sarah, yang jarang menelepon, membuat khawatir.

Dia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan, mengangkat telepon itu. "Sarah?" katanya seusai mengucap salam, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya.

"A..." Suara Sarah terdengar panik di ujung telepon. " Teh Alzena... dia terluka."

Azizan merasa seolah-olah dunia berhenti berputar. "Apa? Kok bisa?" katanya, suaranya bergetar.

Sarah menjelaskan tentang apa yang terjadi di kafe, tentang ancaman yang mereka terima, dan bagaimana Alzena didorong hingga menembus kaca. Azizan merasa seolah-olah dia tidak bisa bernapas.

"Saya akan segera ke sana," katanya, sebelum mematikan telepon dan berlari keluar dari gedung.

***

Fira baru saja selesai berbelanja di pasar dan sedang berjalan pulang. Dia melihat sosok pria berdiri di depan toko buku, membaca majalah. Dari posturnya dugaannya benar memang suaminya. Fira merasa senang, dia merindukan Hikam dan berpikir ini adalah kesempatan yang baik untuk memberi kejutan.

Dia berlari ke arah pria itu, berteriak, "Beb, kamu di sini!"

Pria itu berbalik, dan Fira terkejut. Itu bukan Hikam. Itu adalah seorang pria asing.

Pria asing itu terkejut dan menjatuhkan majalah yang dia pegang. "Maaf?" katanya, tampak bingung.

Fira tertawa terbahak-bahak sambil menutupi mulutnya rasanya Fira ingin kabur dari sini. "Astaghfirullah Ya ampun, maaf! Aku kira kamu suami aku! Bajunya sama!"

***

Azizan merasa seolah-olah dia berada dalam mimpi buruk saat dia berlari menuju mobilnya yang terparkir di dekat gedung. Dia menyalakan mesin dan memacu mobilnya menuju kafe di Jalan Merdeka dengan kecepatan tinggi, hatinya berdebar kencang.

Sesampainya di kafe, dia melihat kerumunan orang berkumpul di luar. Dia menerobos kerumunan dan masuk ke dalam, hatinya berdebar kencang. Di dalam, Azizan melihat Alzena terbaring di lantai, wajahnya pucat dan tubuhnya dipenuhi serpihan kaca.

Ia berlari ke samping Alzena, berlutut di sampingnya saat ini mata Alzena sudah terpejam. "Alzena," katanya, suaranya hampir tidak keluar. "Tahan, Sayang. aku mau bawa kamu ke rumah sakit."

Lelaki itu mengangkat Alzena dengan hati-hati, berusaha untuk tidak menyakiti istrinya lebih lanjut. Dia membawa Alzena keluar dari kafe dan kembali ke mobilnya. Dengan hati-hati, Azizan meletakkan Alzena di kursi belakang dan segera memacu mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan ke rumah sakit, Azizan merasa seolah-olah waktu berhenti serta melirik Alzena ke belakang beberapa kali, berdoa dalam hati agar istrinya baik-baik saja.

Sesampainya di rumah sakit Azizan membawa Alzena ke ruang gawat darurat.

Azizan tahu dia harus kuat. Untuk Alzena, untuk mereka berdua. Tak henti berdoa dan bersholawat mendapat syafaat Rasulullah untuk istrinya tidak hanya di dunia yang sekarang sedang kesakitan berharap Alzena pulih namun di akhirat juga yang selalu Azizan semogakan agar istrinya langsung masuk surga tanpa menyentuh api neraka setetes pun.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now