53) Lembayung Senja

783 54 2
                                    

"Gus, kok mau nikah sama dia cantikan juga aku?" Terdengar suara Elisa yang mengikuti Azizan dari belakang.

"Enggak ada yang lebih cantik dari istri saya, bagi saya dia yang paling cantik," ucap Azizan berusaha semakin menjauh dari jangkauan Elisa.

Mungkin itu pertama kalinya kata-kata panjang Azizan yang Elisa dengar langsung. Muak sekali Elisa mendengarnya. Sekalinya Azizan tidak irit berbicara menceritakan istrinya.

"Alzena, Alzena terus enggak ada yang lain apa? Jadiin aku istri kedua gitu," putus Elisa merasa putus asa.

"Dokter satu ini bucin banget ya sama istri, pertahankan, Dok. Jangan tergoda sama rayuan setan." Jadd bergabung bersama mereka. Jadd tahu kalau Azizan tidak nyaman berdekatan dengan yang bukan mahram.

"Dia semakin indah karena tidak memamerkan kecantikan itu buat yang tidak halal baginya, kata-kata yang dokter bilang waktu aku tanya," lanjut Jadd.

"Apasih lo nyindir gue mulu? Enggak penting banget." Elisa tidak nyaman dengan keberadaan Jadd diantara mereka.

"Pergi sana, udah tau kalau punya istri. Masih aja digoda," geram Jadd ingin rasanya mengusir Elisa dengan sapu. Kesabarannya yang setipis tisu seolah diuji.

"Dokter, ada pasien darurat!" panggil Qeenan.

Sedangkan Azizan hanya mengangguk.

"Elisa, jangan temui saya lagi!" ucap Azizan sebelum pergi. Azizan segera berlari. Tidak peduli dengan teriakan Elisa. Pasien lebih penting. Ia juga risih dengan Elisa.

Elisa membuang mukanya menatap Jadd dengan tatapan yang mengerikan. Akan tetapi Jadd tidak peduli. Ia memilih meninggalkan Elisa.

***

Lembayung senja kini membawa fisik Azizan yang tegap menuju rooftop. Indah. Sangat indah. Azizan memotretnya dan mengirim foto hasil jepretannya pada sang istri.

Azizan segera menuju parkiran untuk pulang. Saat di jalan Azizan melihat kobaran asap rokok yang berasal dari siswa SMA lewat spion mobilnya. Di depan mini market saat Azizan tidak sengaja melihat. Azizan jadi khawatir dengan Alzam, di sisi lain Azizan yakin kalau Alzam tidak mungkin seperti itu. Alzam juga sudah menceritakannya.

*Flashback 17 Januari 2017

"Abang masa aku ditawari rokok coba, parah banget untung langsung nolak."

"Alhamdulillah kalau kamu nolak, ngerokok enggak baik nyari penyakit asapnya aja yang dicium orang lain itu bahaya. Udah tau di cangkang rokoknya aja ada peringatan bahaya. Tapi, masih aja dibeli."

"Iya, makanya. Terus juga pernah dengar kalau yang bikin rokoknya aja enggak ngerokok. Tapi, ada tau Bang. Teman-teman aku dia awalnya udah ngerokok tapi sekarang enggak cuman jadi suka jajan sama makan permen."

"Enggak apa-apa pengganti rokok itu itung-itung sedekah ke penjual."

*Flashback off

Azizan mendoakan mereka agar diberikan hidayah untuk tidak merokok. Yang membuang uang dan mencari penyakit.

Kebetulan sekali. Alzam meneleponnya.

"Abang, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, kenapa?"

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now