70) Tidur

5.9K 108 13
                                    

"Bunda, ini salah Zena, kenapa Zena bodoh banget?" Alzena terus saja meracau menyalahkan dirinya sendiri seusai dibawa ke rumah sakit. Hingga menghampiri Rara dan Yadi yang masih mematung tidak percaya dengan semua yang terjadi.

"Kalau Zena nurut sama dia mungkin enggak akan gini," lanjutnya yang kian terpuruk.

"Umi, Abi, maaf." Napas Alzena tercekat saat mengucapkannya.

"Nak, jangan terlalu nyalahin diri kamu sendiri. Bukan salah kamu. Tapi, takdir Allah, kita harus lapang dada," pinta Tata memeluk tubuh Alzena yang rapuh.

"Raga abi di sini buat kamu, Azizan pasti tenang sekarang." Yadi ikut memeluk Alzena.

"Soal anak aku sama Azizan gimana, Bunda, Ayah, Umi, Abi, mereka selamat?" Alzena meraba-raba perutnya.

Rara menggeleng. "Dia udah enggak ada, Nak. Satunya meninggal di dalam rahim."

*Vanishing Twin Syndrome (VTS) adalah kondisi di mana salah satu janin meninggal di dalam rahim di bawah usia 20 minggu kehamilan. Pada VTS, janin yang meninggal akan keluar dengan sendirinya atau diserap oleh tubuh.

Kepala Alzena terasa pening. Ini salahnya. Salahnya yang begitu keras kepala. Air di pelupuk mata belum mengering sama sekali begitu deras. 

Tubuh Alzena lunglai hingga jatuh ke lantai.

"Alzena, bangun, ini Bunda." Rara ikut menangis sejadi-jadinya. Melihat putri satu-satunya begitu terluka.

"Azizan pasti sedih kalau lihat kamu kayak gini," lirihnya.

Rara mengusap jilbab yang dikenakan Alzena yang belum sadarkan diri. "Anak bunda kuat, anak bunda pasti bisa lewatin semuanya.

Omar menggotong tubuh anak perempuannya. "Ini, Ayah. Bangun Nak."

***

"Pengingat karena bentar lagi bulan ramadhan. Khususnya perempuan lebih baik kerjakan tarawih di rumah, kalau di rumah tidak bisa kerjakan di masjid. Tapi, usahakan masjidnya yang ada gordennya atau pembatas yang lain tidak asal-asalan yang tidak terlihat oleh laki-laki sama sekali, kalian berharga, kalian mulia, jangan mau dipandang sembarangan sama yang bukan mahram. Kalau di Tarim biasanya ada jama'ah khusus perempuan, jadi, tidak bercampur  sama sekali. Yang dianjurkan sholat di masjid itu sholat Idul Fitri dan Idul Adha bagi perempuan." Firasat Ekram saat ceramah tidak enak kali ini.

Ekram berusaha tidak memikirkan hal itu mungkin perasaannya saja. "Di sini ada yang tau Ummu Waraqah? Imam pertama perempuan dalam Islam waktu itu saat sholat emang yang adzan itu laki-laki perintah rasulullah ﷺ tapi hanya sebatas adzan sisanya mereka berjamaah khusus perempuan. Beliau ingin ikut perang bareng laki-laki tapi rasulullah ﷺ larang karena tidak ingin perempuan berdesakkan dengan lelaki yang bukan mahram yang diperbolehkan berdesakkan itu hanya tawaf dan sa'i."

Belum sampai di situ pembicaraan Ekram. Ia berucap, "Kalau di sini ada yang ikut potong qurban, pembagian bansos kalau perlu minta anak laki-laki, kalau enggak ada mending enggak usah ikut rezeki udah diatur Allah, Bu. Jangan mau desak-desakan."

"Di sini ada juga ya, yang masih buka aurat kalau beli sayur atau lagi nyapu padahal ketemu sama tetangga laki-laki yang bukan mahram? Ribet katanya. Terus ada juga yang giliran ketemu ustadz ngajak salaman giliran sama ustadzah belum tentu salam gitu juga sama pak guru terus bu guru ada juga yang pura-pura enggak lihat kebalik itu, Bu. Yuk, berubah saya enggak mau jama'ah saya ada yang seperti itu. Islam itu bukan ribet. Tapi, menjaga dari perbuatan haram, agar kita enggak kena dosa, enggak merugikan diri sendiri," jelas Ekram tegas setiap katanya. Ia mengisi shaft muslimah.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now