54) Ujian

865 54 1
                                    

Tiba-tiba Elisa datang. Tanpa sepengetahuan mereka. Membuat mereka terkejut tapi Azizan tidak mau melepaskan Alzena dari pelukannya.

Melihat Azizan dan Alzena sedang berpelukan, Elisa merasa frustasi dan marah. Dia telah mengungkapkan perasaannya pada Azizan beberapa kali, tetapi dia selalu ditolak dan diabaikan demi istrinya yang sangat dicintainya. Elisa merasa tidak adil dan merasa bahwa Istri Azizan adalah halangan bagi perasaannya.

Elisa memasuki ruangan dengan tatapan tajam. "Gus, ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu."

"Kenapa?" jawab Azizan sekenanya.

Elisa berbicara dengan nada tajam. "Aku lelah sama situasi ini, Gus. Aku udah ngasih tahu perasaan aku berkali-kali, tapi kamu selalu pilih Alzena dan mencintainya."

"Elisa, lo enggak boleh ngomong gitu. Gue itu istri sah Azizan. Lo enggak bisa maksain perasaan lo sama orang lain," ujar Alzena merasa tidak nyaman. Tidak ada embel-embel Kak lagi saat Alzena menyebut nama Elisa. Bahaya, Elisa sudah mulai terang-terangan.

"Bacot Alzena gue enggak ngomong sama lo." Dengan gampang Elisa tersulut emosi.

"Apa yang dibilang Alzena itu nyata," ucap Azizan.

Elisa mengabaikan itu. "Aku tahu apa yang aku rasain, Gus. Aku tahu kalau kita saling cinta dan emang takdir kita bersama."

"Enggak, Elisa. Lo harus pahami dan hormati prinsip-prinsip jatuh cinta dan cinta dalam Islam. Enggak bisa dipaksa, gue sama Azizan mengatasnamakan Allah dalam pernikahan ini bukan hanya karena hawa nafsu sesaat," jelas Alzena ingin sekali sumpah serapah keluar dari bibir mungilnya. Namun Alzena tahan. Tidak boleh. Allah bersama orang yang sabar. Sebisa mungkin Alzena harus sabar menghadapi sikap Elisa. Helaan nafas tersiar dari dirinya.

Alzena teringat salah satu hadist. Janganlah engkau marah, maka bagimu surga. (HR. Thabrani)

"Hanya Alzena istri saya yang saya cintai selamanya dan yang saya cintai bukan kamu!" tegas Azizan. Azizan mengerti tiap rumah tangga pasti ada ujiannya. Mungkin giliran dirinya yang sedang diuji.

Elisa merasa terancam. "Tapi..."

"Enggak ada tapi, Elisa. Lo harus hormati dan terima kenyataan gue harap lo bisa pergi," potong Alzena enggan mendengar suara Elisa lagi.

Elisa pergi dengan tatapan menantang.

Dia memutuskan untuk melakukan segalanya agar Azizan memilihnya sebagai gantinya. Elisa memulai rencana jahat untuk memisahkan mereka berdua.

***

Pada suatu hari, ketika Azizan, Rayno, Hikam, Jaya dan Ekram sedang asyik bermain basket, Alzam muncul dengan tumpukan makanan di tangannya. Ada keripik, donat, dan bahkan 7 plastik mie ayam.

"Astaghfirullah Alzam, mau makan semuanya sendiri?" tanya Azizan memang adiknya ini akhir-akhir ini suka sekali makan banyak. 2 plastik Azizan sisihkan untuk dirinya sendiri setelah membagikan kepada yang lain.

Alzam, dengan mulut penuh keripik, menjawab. "Hmm... Ya!"

Jaya membuka salah satu plastik mie ayam dan mencium aroma sedap dari makanan tersebut. "Wah, enak banget nih mie ayamnya, beli di mana?"

Alzam menunjuk ke arah Warung Mie Ayam "Mbok Gati" yang terletak beberapa meter di sebelah lapangan basket. "Aku beli di sana tadi, katanya ini termasuk mie ayam terenak di kota ini."

"Rasanya emang enggak asing," timpal Ekram menaruh ponselnya.

"Inget Fira kalau gini," balas Hikam sambil terkekeh. Dasar bucin.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now