3.

148 7 0
                                    

Imo jung


Pesananmu sudah ku siapkan.
Kau bisa ambil sekarang.

Mendapatkan pesan dari salah pemilik orang sangat memahami nya selama hidupnya, Ia tersenyum senang dan langsung mengambil tas putih dan juga Coat hitam panjang Lalu memakainya.

Tepat 22.00 malam, Ia bisa bernafas lega karena sudah waktu pulang dan ingin ber-istirahat di kasur empuknya. Kemudian soomin keluar dari ruangan nya dan mendapati kedua perawat menyapanya.

"Sampai jumpa, Dr. Jo." Ucap kedua perawat tersebut di resepsionis. Soomin pun tersenyum sambil membalas sapaan tersebut.

Soomin melihat Dohyun sedang berada di mesin minuman karena ia lembur menjaga ugd bersama Yi je dan para dokter lainnya. Langkah soomin dipercepat menghampiri dohyun sedang membuka penutup kaleng.

"Dohyun--ssi."

"Kau ingin pulang?" Soomin mengiyakan tanyaan dari dohyun. Pria itu melihat jam yang melingkar di lengan kiri. "Aku masih ada waktu, Mau kuantar?"

"Tidak perlu, Dohyun. Aku ada urusan, Kau lanjut berjaga saja di Ugd."

"Kalau begitu aku antar kesana." Dohyun kekeh ingin mengantarnya. Tetap soomin menolaknya dengan jawaban yang sama. Padahal dohyun tidak keberatan untuk mengantar soomin kemanapun ia butuhkan namun soomin masih punya rasa tidak enak hati.

"Jika kau berkeliaran diluar, dokter yang lain akan memarahimu. Kau tahu bagaimana ganasnya dokter nam." Himbau soomin, membicarakan seniornya yang berusia 55 tahun tersebut.

Dohyun hanya tertawa kecil. "Baiklah, baiklah. Kalau begitu. Hati-hati jo soomin." Ucapnya mengalah.

Tempat yang dia maksud adalah Toko bunga, Salah satu tempat langganan kalau membeli bunga favoritnya, Saat pintu dibuka terdengar krincing di atas pintu----Pertanda seseorang masuk ke dalam. Sang pemilik yang mengirimnya pesan sudah berada di sana berdiri sambil memegang seikat bunga  mawar.

Imo sudah mengenal lama soomin sebelum ia menjadi seorang dokter, Dia lah yang menolong soomin di kala kedua orang tuanya meninggal akibat bunuh diri dan ia harus bertahan sendiri. Anggaplah Imo yang berjasa bagi hidupnya.

"Ambilah, Hiasi ruang tamu mu." Ucap Imo, Memberikan seikat bunga lily untuknya.

"Tidak perlu repot-repot."

"Aku masih ada stock, Kau jangan khawatir." Katanya, Kemudian ia mengambil bunga lily pemberian Imo. "Omong-omong, Kau sudah makan? Makanlah dulu."

Soomin menggeleng pelan. "Aku sedang diet dan menghindari makan diatas jam 10 malam."

"Astaga kau sudah langsing kenapa harus melakukan diet?" Tanya Imo heran. "Apa ada pria yang sedang kau dekati?"

"Aku diet karena berat badanku naik, Bukan karena seorang pria." Bantah soomin menyenggol lengan Imo.

Candaan tersebut membuat Imo tertawa kecil, Sebab soomin hampir tidak pernah berjalan-jalan dengan pria lain, Kalaupun dohyun sekedar rekan kerja satu rumah sakit.

"Bukan kah di usiamu ini sudah memiliki pasangan? Teman-teman mu pun sudah menikah." Ujarnya.

Umur 27 tahun memangnya bukan umur muda, Kebanyakan wanita di umur rata-rata memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius, Yang di takutkan soomin adalah Salah memilih pasangan.

To YouWhere stories live. Discover now