11.

91 8 0
                                    

Hari libur soomin dia gunakan untuk berjalan-jalan, Menghabiskan waktu sendiri termasuk pergi ke toko buku. Walaupun ia jarang buku, Hanya dengan judulnya saja soomin langsung tertarik membeli. Kedua sorot mata mengitari rak lemari yang tertata rapih buku-buku. Bisa dibilang soomin lebih menyukai berada di sekitar ribuan buku tersebut.

Tapi tidak bisa berlangsung lama sebab soomin harus berbelanja kebutuhan di lemari pendingin, Stocknya sudah menipis, Tadi pagi soomin sarapan hanya apel dan kiwi saja. Dia ingin memasak untuk makan malam.

Di saat mendorong troli, soomin berhenti di freeze berisi daging ayam dan sapi. Karena tertarik soomin membeli kedua daging tersebut, Selanjutnya ke keranjang buah untuk mencari strawberry, Apel dan jeruk.

Mungkin sudah cukup membeli untuk mengisi lemari pendingin soomin pun pergi ke kasir untuk membayar, Bertahap belanjaan di scan oleh kasir wanita. "Totalnya 58.000 won."

"Kamsahamida." Ucap soomin usai membayar keseluruhan belanjaan. Dia langsung pergi menuju parkiran dimana mobil milik soomin berada disana.

______

"Kau sudah pulang? Aku disini sejak sore, mengapa panggilanku tidak dijawab?"

Soomin diperlihatkan kegiatan yebin sedang mengepel lantai. Padahal ia sering menegur untuk berhenti melakukan kegiatan pekerjaan rumahnya, Dengan tegas Yebin menggangap sebagai balas budi telah membiayai sekolahnya, Setelah dipikir lagi tidak ada ruginya juga Yebin menyapu, Mengepel selagi dia belum kembali pulang ataupun libur.

"Aku tidak pegang ponsel, Yebin-a..Bantu aku, Cepat." Titah mengayunkan tangan agar menyusun beberapa bahan-bahan makanan.

"Bawa ini, masak makan malam nanti." Memberikan Sebungkus ayam buat dibawa pulang yebin. Yebin berdiri dan menunda sebentar untuk menaruh ayam di dalam tasnya.

"Untukmu nanti ayam masih ada tidak?" Soomin memastikan.

"Tenang saja, Lagipula aku kan makan malam hanya sendirian."

Yebin berpikir sejenak, "Kalau begitu, Kau ikut makan malam bersama ku." Yebin menawarkan namun segera digelengg kepala dari soomin.

"Aku tidak mau merepotkan imo jung."

"Yak! Kami tidak keberatan kau menginap ataupun makan setiap hari meski sudah memiliki rumah. Ibuku tidak mempersoalkan hal itu. Jangan khawatir. Kami tetap menerimamu." Penuturan Yebin terlihat sangat lah tulus.

Berusaha menyunggikan senyuman, Yang sebenarnya dia menahan sesak hendak menangis. Dia tidak ingin memperlihatkan kesedihan pada Yebin, Dada nya naik turun mengatur nafasnya. "Gomawo-yo, Yebin-ah."

"Tidak masalah, Aku pulang." Pamit Yebin, Memasang tas ransel ke pundak, Melambangkan tangan pada soomin berada di pantry.

Langit sudah mulai gelap, Bahkan lampu jalanan pun menyala guna menerangi sekitaran perumahan kompleks Soomin. Di meja makan, Soomin menyajikan beberapa menu untuk makan malam diri sendiri, Dengan Sup daging yang baru dibelinya saat ke supermarket.

Kemudian terdengar bunyian bel yang berasal dari rumahnya, Soomin pun memeriksa pada layar yang biasa digunakan melihat siapa orang didepan sebelum membuka pintu. Kedua mata membelalak pasca  sosok wonwoo menggunakan topi beserta masker muncul dilayarnya.

"Soomin-ssi."

"Kenapa dia kesini?" Batin soomin, Bergegas membuka kan pintu sebelum ada yang melihat keberadaan wonwoo.

"Hai, Soo---" Terpungkas kalimatnya, Dengan aksi soomin yang tidak habis pikir. Menarik lengan hingga terhuyung membawa masuk ke dalam rumahnya. "Ada apa denganmu?" Lanjutnya, Wonwoo malah kewalahan.

To YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant