9.

99 8 0
                                    

"Soomin-ssi." Seru wonwoo keluar menyusul soomin yang sudah berjalan cepat menuju pintu rumahnya. Namun berhenti tanpa mau membalikkan tubuhnya. "Gwenchana?"

"Aku sangat baik, ada apa memangnya?"

"Kau bohong, Kau sedang tidak baik."

"Apa yang kau katakan?!" Soomin bernada sensitif.

"Jujur saja, Kau pasti memikirkan perkataan eun jae perihal kedua orang tu---"

"Aku tidak memikirkannya, Tapi---Kenapa ini sangat terlalu jauh, Kenapa yang menyerang ku mengandalkan masa lalu kelamku?!!" Pekiknya meluapkan kekesalan setelah dipendam didepan yoo won. Ia berusaha tidak mempermasalahkannya, Tapi tidak bisa. Lagi-lagi air mata yang membendung lolos mengalir membasahi pipi nya.

Perlahan wonwoo menarik soomin kedalam pelukannya membuatnya tenang dengan mengelus punggung kecil milik soomin. "Menangislah sepuasmu." Lirihnya, Entah kenapa soomin menangis sejadi-jadinya di dekapan dada wonwoo.

[•]

Keadaan semakin kacau setelah kedatangan sepasang suami istri yang membawa anaknya dengan balutan jaket tebal, Untungnya ada Dohyun dan soomin di Ugd. Dia pun di periksa oleh kedua dokter.

"Apa yang terjadi dengan anak saya?"

"Obat flu umum berbasis ibuprofen bisa berakibat fatal pada anak umur 5 tahun jika tidak diikuti sesuai resepnya. Semua organ melemah dan hati serta ginjal mungkin tidak berfungsi, kemungkinan mengalami pendarahan diperutnya."

"Apa anda mengatakan bahwa wanita bodoh disini yang membunuh anak saya?" Tuduh sang suami kepada istrinya menggunakan telunjuk. Soomin melihat wajah istrinya yang lelah pucat.

"Anak anda belum mati." Jawab soomin, Tidak disangkan pria tersebut menghampiri istrinya dan langsung menjambak rambut belakangnya.

"Bodoh!" Umpat pria tersebut, Masih menarik sekencangnya, Soomin tidak bisa melihat kekerasan didepan berusaha memisahnya suami nya. Apa daya ia malah mendapatkan tamparan keras dari pria itu.

Dohyun tidak tinggal diam, Dia berhasil melerainya dan memanggil petugas keamanan agar membawa suaminya keluar dari ruangan Ugd. "Disini banyak orang, Jangan melewati batasmu. Tuan Gu!" Peringat Dohyun, kemudian dibawah keluar ruangan.

"Apakah kau baik-baik saja?" Cemas dohyun melihat soomin memegang pipinya, Namun cepat diangguk oleh soomin.

"Aku baik-baik saja."

Soomin tidak menghiraukan kejadian tadi, dia lebih mengkhawatirkan kondisi wanita sehabis mendapatkan kekerasan didepan umum. Iba terhadapnya soomin langsung memeluk dan membawa untuk diberikan minum guna memenangkannya.

Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Sang suami santai duduk di kursi depan memasang wajah kesal kepada istrinya yang mengalami trauma berat. Dia masih menunduk enggan menatap siapapun termasuk soomin yang datang membawa teh hangat.

"Minum ini dan tenanglah."

Tidak ada respons apapun, soomin membantu tangan wanita menangkup gelas dan sekali lagi menyuruhnya untuk minum. Dia merasa terkejut melihat hal aneh di lengan kanan dengan balutan cardigan panjang. "Tunggu sebentar."

Mata membelalak menemukan lebam merah di lengannya. "Apa suami mu yang melakukan ini padamu?" Kedua kalinya wanita itu langsung menyibak lengan cardigan dan duduk agak menyerong ke kanan. Tidak menyerah---Soomin menemukan lagi luka yang sama di bagian lehernya.

"Yak! kau berani duduk disana seperti itu? Lihat perbuatanmu terhadap anakku, apakah anda punya hati nurani?!"

"Cukup! Apakah kau mau dikeluarkan dari rumah sakit, jangan membuat kegaduhan disini."

To YouWhere stories live. Discover now